NovelToon NovelToon
Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan / Angst
Popularitas:492
Nilai: 5
Nama Author: ATPM_Writer

Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.

"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair

"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt

Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?

Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Setelah mengumpulkan keberanian, Dua hari kemudian Laras mendatangi Kediaman Roosevelt dengan tujuan ingin menemui Agnes.

Sayangnya, Agnes belum pulang. Lusia yang ingin keluar untuk berpesta bersama teman-temannya terpaksa harus menemani Laras karena sedikit lagi Agnes pasti tiba.

“Kak Laras, ada sesuatu yang ingin Kau minum ?” Tutur Lusia dengan intonasi suara yang mengalun lembut. Berbeda sekali saat berbicara dengan Kakak kandunganya sendiri ‘Agnes Roosevelt’

“Tidak perlu, Lusia. Aku sedang menghindari Kafein, juga minuman bersoda.”

“Baiklah. Aku hanya bisa menyajikan air putih saja. Katakan pada Ku jika Kakak ingin makan sesuatu.”

“Tenang saja, Lusia.” Jawab Laras dan kemudian lanjut bersuara didalam batinnya, “Aku harus menikah dengan Charles. Dan agar hal itu bisa terwujud, Aku perlu bantuan sahabatku, Agnes. Dia pasti akan merasa iba jika kubuat skenario bahwa Charles memaksa untuk melayaninya saat tengah mabuk. Adanya janin di dalam perut ini pasti membuat keluarga Eklet tidak bisa menolak kehadiran ku. Hahaha, takdir baik memang selalu datang pada Ku.”

Klek.

Pintu terbuka dan Lusia langsung berdiri. “Kau— Ah maksud Ku Kak Agnes sudah pulang. Kak Laras, Anggap saja rumah sendiri karena tidak ada siapapun di dalam rumah selain Kalian berdua." Ucap nya sambil menyisipkan tas di bahu kiri

“Laras ?” Tutur Agnes saat melihat Laras berdiri dan menyambut kedatangannya.

“Aku pergi dulu.” Pamit Lusia dan meninggalkan Agnes bersama Laras di kediaman besar Roosevelt. Sendirian.

“Ada apa, Laras ?”

“Ah... Itu.. Emm, Ku rasa tidak baik Aku langsung menyambarmu dengan berita yang Ku bawa. Sebaiknya Kau mandi dulu, Agnes. Agar tubuhmu terasa segar.” Laras berhasil menunjukkan sikap gugup dan gelisah nya di hadapan Agnes.

Agnes pun menghela nafas panjang dan mengikuti kemauan Laras. “Baiklah. Aku akan mandi dulu. Kau ingin menunggu di sini atau di dalam kamar Ku ?” Tawar Nya.

“Aku disini saja.” Tutur Laras melangkah mundur dengan gugup

“Baiklah.”

Agnes pun naik ke lantai dua dan membersihkan diri. Beberapa saat kemudian, Dia turun kembali dengan balutan pakaian tidur yang menutup sampai ke pergelangan tangan dan juga mata kaki.

Agnes sudah mendaratkan tubuhnya di atas sofa yang berhadapan dengan Laras.

“Baiklah, Aku sudah selesai. Laras, apa yang ingin Kau katakan ? Kau terlihat takut dan gelisah sejak tadi.” Agnes membuka obrolan.

“Agnes, Aku.. Hikss..”

Laras membuka obrolan dengan linangan air mata palsu. Agnes langsung di banjiri tanda tanya dan bersuara, “Laras ? Apa yang terjadi ? Katakan pada Ku.”

“Agnes, Kau sahabatku kan ? Hiks.. Tolong Aku, Ku mohon..” Pinta nya dengan suara lirih.

“Katakan dengan jelas dulu. Bagaimana Aku bisa membantu saat Kau tidak—“

“Aku hamil.” Teriak laras memotong perkataan Agnes.

“Apa ?” Agnes membeku di hadapan Laras.

Brukh.

Kini Laras langsung bertekuk lutut di adapan Agnes dan memohon-mohon dengan tangisnya.

“Maaf Aku terkesan mengkhianatimu.. Maaf. Tolong ampuni Aku, Aku hamil karena berhubungan intim dengan Charles.”

Iris mata Laras mencuri pandang ke arah Agnes. Dia masih membeku di tempatnya. Ekspresinya masih sama. Di dalam batin Laras terukir senyum lebar karena menurutnya berhasil menjatuhkan Agnes sampai ke titik ini. Tak ingin kehilangan momen, Laras kembali bersuara untuk mendapat dukungan dari Agnes, Sahabatnya.

“Aku rasa Kami sama-sama di rasuki setan, Agnes.. Hiks, yang awalnya terjadi akibat sama-sama mabuk malah terus berlanjut. Kami bedua malah melanjutkan hubungan panas Kami di belakang dan berpura-pura tidak terjadi apapun saat di hadapan Mu. Hiks, Aku tau ini salah tapi rahim Ku sudah terkandung benih Charles. Aku sudah mengandung anak Nya. Aku tau permintaan ini egois, tapi anak ini butuh sosok Ayah. Dia butuh untuk tumbuh di dalam lingkungan keluarga yang lengkap. Agnes—Huhh?!!“

Perkataan Laras seketika terhenti saat melihat ekspresi Agnes tak lagi sama. Kini Agnes tengah melihat Laras sambil menopang dagu dengan satu tangan. Sorot mata nya memantulkan rasa bosan dengan sangat jelas. Tidak pernah Laras lihat ekspresi seperti ini, sehingga berhasil membuat Nya langsung tidak berkutik.

“Ag.. Agnes ? Kau marah ? Ya... Kau pasti marah karena hal ini. Tidak apa-apa, sungguh! Asal jangan lampiaskan amarah Mu pada anak ini. Anak ini tidak bersalah—“

“Jadi inti kedatangan Mu apa ?” Potong Agnes dengan nada rendah. Kini Dia sudah memangku kaki dan meletakkan kedua tangan di pangkuan. Tentu dengan kepala yang masih menunduk lantaran Laras bertekuk lutut diatas lantai.

“Hah ? Eh ? Agnes ? Itu... Maksudku—“

“Kau ingin Aku membantu Mu agar bisa menikah dengan Charles kan?” Lagi, Agnes memotong perkataan Laras dan masih dengan ekspresi yang sama. Laras tampak syok di atas lantai.

“Be.. Benar... Tapi Agnes, kenapa reaksi Mu—“

“’Terkesan datar ?’ Itu yang ingin Kau katakan, bukan ?”

Laras mengepalkan kedua tangan. Badannya bergetar karena emosi lantaran melihat ekspresi yang tidak seharusnya berada di ruangan ini.

“Benar! Jujur saja, Kau terkejut kan ? Saking terkejut nya Kau bingung ingin bereaksi seperti apa! Iya kan ?” Teriak Laras yang kini sudah berdiri karena dilahap amarah.

“Ssstttt...” Tegur Agnes sambil meletakkan jari telunjuk di bibir. Kepalanya kini harus menengadah. Sedikit kesal karena sorot matanya dipaksa untuk berpindah dari bawah ke atas. “Tidak perlu berteriak, Laras. Aku tidak tuli. Duduklah, Ibu hamil tidak boleh memiliki emosi seperti itu.” Sambungnya dengan tegas.

“Bagaimana bisa ? Padahal Kau sudah dengar perkataan Ku tadi. Aku dan Charles—“

“Aku sudah tau, Laras.” Lagi, Agnes memotong perkataan Laras.

“Apa ?”

“Kau tuli ? Aku sudah tau hubungan apa yang Kau miliki dengan Charles. Kau pasti langsung berhubungan intim dengan nya setelah satu minggu berkenalan bukan ?”

Iris mata dengan warna Honey Brown itu bergetar. Laras pun berucap, “Be...Benar. Bagaiman Kau tau?”

Agnes mendecih pelan dengan smirk di wajah. Merasa tergelitik dengan pertanyaan Laras. “Karena setelah itu hubungan Kalian berdua sudah sangat akrab. Pasti sudah terjadi sesuatu sehingga topik pembicaraan Kita selalu berputar-putar pada hal yang asing dalam ranah pola pikir Ku. Laras, Kalian berdua sungguh tidak sadar ? Bahwa kedekatan Kalian selama ini sangat mencurigakan jika hanya di tempel dengan alasan diri Mu yang menjalin hubungan persahabatan dengan Ku?”

“Hahh.. Haah... Selama ini.. Kau.. Bagaimana mungkin..” Laras menggeleng tak percaya. Perkataan nya sampai patah-patah karena bingung percakapan ini tidak ada dalam konteks perkiraan. Bingung arus obrolan yang Dia perkirakan seakan terhempas jauh di bawa angin kencang.

“Tentu saja mungkin, Laras.” Kini Agnes yang berdiri. Dia mendekati Laras dan menekan kedua bahu nya agar Laras terduduk. Tentu dengan dorongan yang lembut. “Kau mau tau sesuatu yang lebih mengejutkan lagi, Laras ?”

“....” Laras terdiam namun ekspresi nya menolak untuk mendengar perkataan yang akan Agnes keluarkan. Laras memiliki feeling yang tidak bagus. Dengan insting ini, Dia pun reflek menggeleng tak bertenaga.

Agnes tidak akan mengikuti kemauan Laras sehingga Dia pun tersenyum lembut kemudian berucap,

“Aku juga tau semua hal yang terjadi saat Kita berada di lingkungan kampus beberapa tahun yang lalu. Aku sadar dengan jelas tentang rasa iri dengki yang tersirat dari iris mata Mu, Laras. Usahamu untuk menyamakan proporsi tubuhku. Dan juga, tentang Kamu yang memberikan lubang Mu secara cuma-cuma pada setiap Pria yang menyukai Ku. Kau bagai piala bergilir di lingkungan kampus saat itu. Tidak banyak yang tau, namun Aku membantu Mu untuk menutup mulut Mereka dengan uang. Kau berhasil membabat habis semua Pria yang menyukai Ku dan berakhir dengan hubungan panas di atas ranjang beberapa kali...”

“...Laras, Apa sih yang Kau cari ? Batang-batang yang masuk kedalam tubuh Mu itu tidak membawa dampak apa-apa bukan ? Lalu kenapa Kau merasa bangga dan merasa menang dengan hal menjijikan ini ?” Tuntas Agnes sambil menyipitkan mata.

Tersirat rasa jijik di wajah Agnes, tatkala mengingat semua perbuatan Laras beberapa tahun silam. Laras melihat ekspresi itu dari jarak dekat dan sukses membuat rasa takut dan cemas menyebar ke seluruh tubuh. Wajah Laras saat ini pucat pacih.

...*** ...

Jangan lupa like dan komen ya. Thank you so much Darling~♡

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!