NovelToon NovelToon
Jejak Kode

Jejak Kode

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Faila Shofa

Laila, seorang gadis muda yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, tiba-tiba terjebak dalam misteri yang tak terduga. Saat menemukan sebuah perangkat yang berisi kode-kode misterius, ia mulai mengikuti petunjuk-petunjuk yang tampaknya mengarah ke sebuah konspirasi besar. Bersama teman-temannya, Keysha dan Rio, Laila menjelajahi dunia yang penuh teka-teki dan ancaman yang tidak terlihat. Setiap kode yang ditemukan semakin mengungkap rahasia gelap yang disembunyikan oleh orang-orang terdekatnya. Laila harus mencari tahu siapa yang mengendalikan permainan ini dan apa yang sebenarnya mereka inginkan, sebelum dirinya dan orang-orang yang ia cintai terjerat dalam bahaya yang lebih besar.

Cerita ini penuh dengan ketegangan, misteri, dan permainan kode yang membawa pembaca masuk ke dalam dunia yang penuh rahasia dan teka-teki yang harus dipecahkan. Apakah Laila akan berhasil mengungkap semuanya sebelum terlambat? Atau akankah ia terjebak dalam jebakan yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faila Shofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

misteri yang terkubur

Setelah membaca pesan terakhir yang mereka temukan di ruang arsip, suasana di antara Rifki, Laila, Rio, Keysha, dan Dina menjadi semakin tegang. Mereka tahu bahwa petunjuk-petunjuk ini bukan hanya sekadar permainan, melainkan sebuah teka-teki yang bisa membawa mereka ke sesuatu yang lebih besar—atau lebih berbahaya.

"William tidak pergi. Dia masih di sini?" Rifki mengulang isi pesan itu dengan nada serius. "Apa maksudnya? Apakah dia benar-benar masih ada di sekolah ini?"

"Mungkin bukan secara fisik," jawab Dina sambil berpikir. "Tapi bisa jadi sesuatu miliknya, mungkin jejak atau barang penting yang dia tinggalkan di sekolah ini."

"Tunggu," kata Keysha tiba-tiba. "Bagaimana kalau William itu... hantu?"

Semua terdiam. Meski gagasan itu terdengar tidak masuk akal, suasana aneh yang menyelimuti sekolah belakangan ini membuat kemungkinan itu sulit ditolak mentah-mentah.

"Kita harus tetap berpikir logis," kata Laila mencoba menenangkan. "Hantu atau bukan, kita harus menyelesaikan teka-teki ini."

Keesokan harinya, mereka kembali berkumpul di sekolah lebih pagi untuk mencari petunjuk tambahan. Rio mengusulkan agar mereka memeriksa aula, tempat yang jarang digunakan kecuali untuk acara besar.

"Kenapa aula?" tanya Dina.

"Kalau William adalah seorang guru, mungkin dia pernah melakukan sesuatu di sana. Aula adalah tempat besar yang bisa menyimpan rahasia," jawab Rio.

Mereka memasuki aula yang gelap dan sunyi. Saat mereka berjalan di antara deretan kursi yang tertutup debu, Laila menemukan sebuah ukiran aneh di sudut panggung.

"Lihat ini!" serunya.

Ukiran itu berbentuk simbol geometris yang aneh, seperti segitiga dengan lingkaran di tengahnya. Di bawahnya terdapat deretan angka:

315-412-519.

"Angka lagi," keluh Keysha. "Tolonglah, siapa pun yang melakukan ini, bisakah mereka menggunakan sesuatu yang lebih sederhana?"

"Tunggu," Rifki menyela. "Mungkin ini koordinat."

"Koordinat?" ulang Dina.

"Ya, mungkin angka ini menunjukkan lokasi tertentu di sekolah," jawab Rifki sambil mencatat angka itu. "Kita bisa coba memeriksanya nanti."

Saat mereka keluar dari aula, Dina teringat sesuatu.

"Tunggu, kita punya lampu UV, kan?" katanya. "Bagaimana kalau simbol di aula itu memiliki pesan tersembunyi juga?"

Mereka kembali ke aula dan mematikan lampu ruangan. Rifki mengarahkan lampu UV ke simbol itu, dan perlahan tulisan mulai muncul:

"Pintu di belakang waktu."

"Pintu di belakang waktu?" tanya Rio bingung. "Apa maksudnya itu?"

"Mungkin ini merujuk pada sesuatu yang ada hubungannya dengan jam," jawab Dina. "Jam dinding, jam besar, atau semacamnya."

Petunjuk itu membawa mereka ke ruang jam tua, sebuah ruangan kecil di dekat gudang yang jarang sekali dikunjungi. Di dalamnya, mereka menemukan jam besar yang sudah berhenti berdetak sejak bertahun-tahun lalu.

"Kita cari sesuatu di sini," kata Rifki sambil mulai memeriksa bagian bawah jam.

Setelah beberapa menit mencari, Rio menemukan sebuah pintu kecil di dinding belakang ruangan.

"Ini dia!" serunya.

Mereka membuka pintu itu dengan hati-hati, dan di baliknya terdapat sebuah kotak kayu tua. Rifki membuka kotak itu dan menemukan buku catatan usang yang sudah mulai lapuk.

"Ini apa?" Rifki membolak-balik halaman buku itu. Di dalamnya terdapat catatan-catatan pendek dan simbol-simbol aneh.

Di salah satu halaman, mereka menemukan tulisan yang berbunyi:

"William tahu kebenaran. Jika kamu menemukannya, maka kamu adalah bagian dari permainan ini."

"Permainan?" tanya Keysha dengan nada bingung.

"Aku tidak suka ini," kata Dina sambil memeluk dirinya sendiri. "Kenapa kita harus menjadi bagian dari permainan ini?"

Di halaman terakhir buku itu, mereka menemukan deretan angka yang tampak lebih rumit:

20-8-5-12-1-19-20-3-12-21-5.

"Kita pernah menerjemahkan sandi angka seperti ini sebelumnya," kata Laila. "Mungkin ini sama."

Mereka mulai mencocokkan angka-angka itu dengan alfabet:

20 \= T

8 \= H

5 \= E

12 \= L

1 \= A

19 \= S

20 \= T

3 \= C

12 \= L

21 \= U

5 \= E

"The Last Clue," kata Rifki menerjemahkannya.

"Petunjuk terakhir," ulang Dina. "Tapi petunjuk terakhir untuk apa?"

Saat mereka masih memeriksa buku catatan itu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Mereka langsung panik dan bersembunyi di balik rak-rak tua.

Seorang pria paruh baya dengan wajah keras masuk ke dalam ruangan. Dia membawa senter dan melihat-lihat sekeliling, seolah sedang mencari sesuatu.

"Siapa itu?" bisik Laila dengan suara nyaris tak terdengar.

"Mungkin dia ada hubungannya dengan pesan-pesan ini," jawab Rifki sambil mengawasi pria itu dari celah rak.

Setelah beberapa menit, pria itu meninggalkan ruangan tanpa menyadari keberadaan mereka.

"Kita harus berhati-hati," kata Rifki saat mereka keluar dari persembunyian. "Sepertinya kita tidak sendirian dalam pencarian ini."

Malam itu, mereka memutuskan untuk mempelajari buku catatan William lebih dalam. Mereka menemukan banyak hal aneh, termasuk diagram dan catatan yang tampaknya mengarah ke sesuatu yang lebih besar.

Di salah satu halaman terakhir, ada sebuah pesan yang membuat mereka semakin terkejut:

"Kebenaran ada di ruang yang terlupakan. Tapi, apakah kalian siap menghadapi konsekuensinya?"

"Apa maksudnya ruang yang terlupakan?" tanya Keysha.

"Mungkin itu ruangan lain di sekolah ini," jawab Dina. "Atau mungkin tempat di mana tidak ada yang pernah mencari sebelumnya."

Namun, pesan itu membuat mereka berpikir dua kali. Apa yang sebenarnya mereka kejar? Dan apakah mereka benar-benar ingin menemukan jawabannya?

Malam semakin larut, dan suasana di kamar masing-masing dari mereka dipenuhi pikiran yang berputar-putar tentang pesan terakhir di buku catatan William:

"Kebenaran ada di ruang yang terlupakan. Tapi, apakah kalian siap menghadapi konsekuensinya?"

Rifki, Laila, Rio, Keysha, dan Dina tahu bahwa mereka tidak bisa berhenti sekarang. Terlalu banyak yang telah terjadi, dan rasa penasaran mereka sudah terlalu dalam untuk mundur.

Keesokan harinya, mereka kembali berkumpul di kantin sekolah.

"Ruang yang terlupakan... apa itu?" tanya Keysha sambil mengaduk minumannya dengan malas.

"Kalau William adalah seorang guru, mungkin ada ruang tertentu di sekolah ini yang dulu sering dia gunakan, tapi sekarang sudah tidak terpakai," jawab Laila sambil mencoba berpikir logis.

"Atau mungkin itu ruang rahasia," timpal Rio. "Kita sudah menemukan kotak tersembunyi di balik jam tua. Bisa jadi ada tempat lain seperti itu."

Dina mengangguk pelan. "Tapi kalau memang ada ruang yang terlupakan, kenapa tidak ada yang pernah membicarakannya? Bukankah seharusnya ada petunjuk lain di buku itu?"

Rifki mengambil buku catatan William yang mereka simpan dengan hati-hati. Dia membuka halaman-halaman awal, mencari sesuatu yang terlewatkan. Akhirnya, dia menemukan sebuah diagram kecil yang sebelumnya mereka abaikan. Diagram itu menggambarkan denah sekolah, tapi dengan beberapa bagian yang tampak diarsir.

"Lihat ini," kata Rifki sambil menunjukkannya pada yang lain. "Ini denah sekolah, tapi ada bagian yang diarsir di sini. Mungkin itu ruang yang terlupakan."

"Itu ada di dekat laboratorium kimia," kata Rio setelah memerhatikan lebih dekat. "Tapi aku tidak pernah melihat ruangan di sana."

"Mungkin itu benar-benar terlupakan," balas Laila. "Kita harus memeriksanya."

Pada waktu istirahat, mereka berjalan bersama menuju laboratorium kimia. Tempat itu biasanya sepi karena hanya digunakan saat pelajaran tertentu saja.

Setelah memastikan tidak ada guru atau staf yang memperhatikan, mereka mulai menyisir area sekitar laboratorium. Rifki menunjukkan lokasi yang sesuai dengan denah di buku catatan William.

"Seharusnya di sini," kata Rifki sambil menunjuk dinding kosong yang tampak tidak mencurigakan sama sekali.

"Hanya ada dinding biasa," kata Keysha dengan nada kecewa.

Rio mengetuk dinding itu beberapa kali. "Tunggu, dengar ini. Suaranya berbeda."

Dina memiringkan kepalanya. "Seperti ada ruang kosong di baliknya."

Mereka mencoba mencari celah atau mekanisme tersembunyi, tetapi tidak menemukan apa-apa.

"Bagaimana kita bisa membukanya?" tanya Laila.

"Mungkin ada kunci tertentu," jawab Rifki. "Atau sesuatu yang harus kita lakukan terlebih dahulu."

Saat mereka kebingungan di depan dinding itu, Rio melihat sesuatu yang aneh di lantai. Sebuah amplop cokelat kecil terselip di sudut ruangan. Dia mengambilnya dan membuka isi amplop itu. Di dalamnya terdapat secarik kertas dengan tulisan tangan:

"Hanya mereka yang tahu sandi ini yang dapat membuka pintu. 17-9-1-14-7-5-12-5."

"Angka lagi?" keluh Keysha. "Kenapa orang ini selalu menggunakan angka?"

"Kita sudah pernah menerjemahkan angka menjadi huruf sebelumnya," kata Laila. "Mungkin ini sama."

Mereka mulai mencocokkan angka itu dengan alfabet:

17 \= Q

9 \= I

1 \= A

14 \= N

7 \= G

5 \= E

12 \= L

5 \= E

"Q-I-A-N-G-E-L-E?" Dina mencoba mengejanya. "Apa itu? Bahasa alien?"

"Atau mungkin itu harus disusun ulang," kata Rifki sambil berpikir keras. "Kalian ingat anagram?"

Keysha langsung menyela. "Anagram? Aduh, aku masih trauma dengan anagram sebelumnya."

"Kita tidak punya pilihan," kata Rifki sambil menatap kertas itu. "Coba pikirkan. Apa kata yang bisa kita susun dari huruf-huruf ini?"

Mereka menghabiskan waktu beberapa menit mencoba berbagai kombinasi huruf, tetapi tidak satu pun yang masuk akal.

"Ini mustahil," keluh Rio akhirnya. "Bagaimana kita bisa tahu kata apa yang mereka maksud?"

Saat itu, seorang teman sekelas mereka, seorang perempuan bernama Siska, melintas di dekat mereka. Dia berhenti dan memandangi mereka dengan alis terangkat.

"Kalian ngapain?" tanyanya penasaran.

"Eh, nggak apa-apa," kata Dina gugup, mencoba menutupi kertas di tangannya.

"Kamu tahu nggak soal anagram?" tiba-tiba Rifki bertanya.

Siska mengernyit. "Anagram? Maksudnya kata yang hurufnya bisa disusun ulang jadi kata lain?"

"Iya, itu!" jawab Rifki penuh semangat. "Kamu tahu gimana cara nyelesaiin ini?"

Siska mendekat dan melihat kertas itu. "Qiang... ele? Oh, gampang. Itu pasti Angelique. Nama seseorang, mungkin."

Semua terdiam.

"Angelique?" ulang Laila. "Kenapa kamu yakin?"

"Karena itu nama kakak kelasku dulu," jawab Siska santai. "Dia pindah sekolah beberapa tahun lalu, tapi aku masih ingat. Nama ini unik banget."

Mereka saling berpandangan, merasa bahwa jawaban ini masuk akal.

"Angelique... mungkin dia ada hubungannya dengan William," kata Dina.

"Atau mungkin dia kunci dari semuanya," tambah Rifki.

Mereka kembali ke dinding kosong di laboratorium dan mencoba mencari cara untuk memasukkan nama Angelique sebagai kunci. Setelah mencari beberapa saat, Dina menemukan sebuah panel kecil yang tersembunyi di salah satu sudut dinding.

"Ini dia!" serunya.

Panel itu memiliki tombol-tombol dengan huruf alfabet. Rifki mulai mengetikkan nama Angelique dengan hati-hati.

Begitu tombol terakhir ditekan, terdengar bunyi klik, dan dinding itu perlahan terbuka, memperlihatkan sebuah lorong gelap di baliknya.

"Kita berhasil!" kata Rio dengan nada tak percaya.

Mereka menyalakan senter dan melangkah masuk ke dalam lorong itu. Udara di dalamnya terasa dingin dan lembap, seolah tempat itu sudah lama tidak disentuh manusia.

Di ujung lorong, mereka menemukan sebuah ruangan kecil yang dipenuhi dengan buku-buku tua, peta, dan dokumen. Di tengah ruangan terdapat meja dengan sebuah kotak besi besar di atasnya.

"Ini apa?" tanya Keysha sambil menunjuk kotak itu.

Rifki mencoba membukanya, tetapi kotak itu terkunci rapat. Di atasnya terdapat catatan kecil:

"Hanya mereka yang benar-benar ingin tahu kebenaran yang dapat membuka ini."

"Apa maksudnya?" tanya Dina bingung.

"Aku rasa... ini belum berakhir," jawab Rifki sambil menatap kotak itu dengan serius.

1
Sylvia Rosyta
semangat up ceritanya kak 😁
¶•~″♪♪♪″~•¶
mampir kk,cerita nya juga seru
¶•~″♪♪♪″~•¶: sama-sama kk
Violence: makasih udah mau mampir
total 2 replies
𝘼𝙞𝙘𝙖𝙣_☂✓ ᴺᵉʷ ᶠᵃᵐⁱˡʸ
📌Perlkenalkan nama saya Aiko
📌Umur saya baru 2 bulan
📌Status saya anu itu lupa apa
📌Saya tidak cukup cantik tapi asyik
📌Saya dari bumi
📌Saya sedikit gila jadi jadi apa?
📌Saya manusia yang nyasar
✓✓✓
📍𝐾𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚?
𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎☞𝑑𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑛𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑖☜
📍Dihina tak tumbang,Di puji makasih bang
📍𝑆𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑢 𝑗𝑢𝑗𝑢𝑟,𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟'𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑢𝑡𝑒𝑟𝑦 𝑑𝑢𝑦𝑢𝑛𝑔
📍𝑀𝑎𝑎𝑓 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛,𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑒
"𝘿𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙗𝙖𝙧,𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙮𝙖"

🎉Jangan lupa untuk mampir🎉
Fahira •••£Sweetie Eun Xie£•••
semangat kak
Sylvia Rosyta
mampir ya kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
Taurus girls
setangkai mawar cantik untuk mu author./Smirk/
Taurus girls: syama syama thor/Smirk/
Violence: terimakasih
total 2 replies
secret enjel
seruu kak, aku bakal bacaa sampai habis
michiie
gk paham jir
michiie
bagusssssss
Sa'diah Nur M(Sasa)_-ll
seru nih, aku suka yang teka-teki yang begini
Aulia Nur
aaahh... seru! 🥰
Aimee
Penasaran
Aimee
Misteri apa yang ada di baliknya?
miilieaa
thor...
apa rahasianya bisa nulis banyak novel?
Violence: ga ada sih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!