NovelToon NovelToon
Mafia Insap Jatuh Cinta

Mafia Insap Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Sugar daddy
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Chococino

Satria Barra Kukuh atau lebih dikenal dengan Barra adalah seorang mantan mafia kejam pada masanya. Sejak kecil dia hidup dengan bergelimang harta namun haus akan kasih sayang orangtuanya sehingga membuat Barra mencari jati diri di dunia baru yang sangat bebas. Barra adalah pria yang tidak tersentuh wanita dan tidak pernah merasakan jatuh cinta sejak muda. Namun ketika usia nya telah matang dan dewasa dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang tengil dan bar bar.

Alina, gadis kecil berusia dua belas tahun lebih muda dari Barra yang mampu membuatnya jatuh cinta layaknya seorang abege yang baru saja masuk masa puber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chococino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sejak kapan?

Sama seperti Anisa, pasangan Pak Badhot dan Bu Koni pun tak henti hentinya berdecak kagum memuji keindahan rumah Barra. Untuk ukuran rumah seorang pria lajang, rumah ini terlalu indah dan mewah menurut mereka berdua.

"Wah. Bagus banget desain interior nya ya Pih. ini sih kelas nya Sultan pih." cicit Bu Koni melihat lihat ruangan yang mereka lewati

"Silahkan Tuan, Nyonya.. Den Barra sudah menunggu di belakang sama teman temannya." ucap Bik Yanti sopan dan memandu tamu tuan mudanya.

"Terima kasih Bik. Tidak usah sungkan begitu, kenalin, saya Bu Koni saya tetangga sebelah rumah." ujar Bu Koni memperkenalkan diri

"Oh.. Iya nyonya. Saya Bik Yanti. Yang bantu bantu den Barra mengurus rumah."

"Pantesan Barra jarang banget keluar rumah ya Mih. Gimana ngga betah di dalam, rumahnya lebih mirip istana begini..."ujar Pak Badhot dan diangguki istrinya.

"Pak Badhot... Akhirnya datang juga..." ujar Barra menyalami tetangga nya itu

"Widiiiihhh asyik banget renangnya nona nona?" tegur Pak Badhot mendapati putrinya tengah asyik berlomba gaya punggung dengan sahabatnya

"Mas Barra ngga nyebur?" tanya Pak Badhot melirik pria tampan yang tampak sedikit basah di bagian rambutnya

"Ngga. Saya jadi penonton aja Pak." ujar Barra terkekeh dan sontak mendapat sikutan maut dari tetangganya itu

"Waah,modus ini.. Modus...." ucap Pak Badhot setengah menggoda

"Mamih katanya mau nyebur. Sono gih cewe cewe pada berenang. Papih sama Barra mau main catur. Ayok Bar,, Lo ga boleh nonton bini gue renang. Mau gue coret dari daftar kandidat calon mantu?" ujar Pak Badhot menirukan gaya bicara anak muda jaman sekarang.

Barra pun hanya terkekeh ketika Pak Badhot memiting lehernya membawanya pergi menjauh dari kolam.

"Sebentar Pak..saya ganti celana dulu. Basah ini celana saya." ucap Barra ketika mereka sampai di ruang keluarga

"Hemmm. Basah kena air apa basah yang lain?" todong Pak Badhot dengan tatapan memicing

"Dua duanya Pak.. Ha ha ha." jawab Barra sambil tergelak dan melangkah menuju kamarnya.

"Astaghfirullah hal adzim.... Tuh anak random juga ternyata..."gumam Pak Badhot sambil menepuk keningnya sendiri

Tak lama kemudian Barra muncul dengan mengenakan kaos putih ketat yang memamerkan dada bidang dan otot otot lengannya yang kokoh.

"Ayo pak, kalahin saya." ucap Barra dengan percaya diri yang tinggi menantang tetangga rese nya itu

" Siapa takut?" balas Pak Badhot

"Apa mau taruhan?" tantang Barra

"Apa taruhannya?"

"Kalo pak Badhot menang dari saya, bapak boleh minta apapun dari saya." ucap Barra yakin

"Jiahahah. Deal!"

"Kalo saya yang menang. Saya mau daftar jadi kandidat calon mantu bapak." lanjutnya

"Yeee itu mah ngga usah tanding , sekarang aja kamu minta ijin buat nikahin anak saya, sekarang juga saya kasih." jawab Pak Badhot sambil menata buah caturnya.

"Ah nggak seru Pak Badhot ini." ujar Barra berdecak

"Loh? nggak seru gimana? Saya ngasih restu loh kalo Mas Barra bener berminat sama anak saya.?"ucap Pak Badhot tak habis pikir mendengar decakan dari bibir Barra

"Yaa minimal Pak Badhot menentang dulu lah, biar saya ada perjuangannya, Gitu." celetuk Barra dan Pak Badhot pun melemparnya dengan kulit kacang.

Setelah para wanita puas berenang dan para pria bermain catur. Barra mengajak tamunya untuk makan malam bersama. Mereka duduk melingkar di meja makan mewah yang terbuat dari Marmer.

Untuk pertama kalinya rumah Barra terasa hangat dan hidup. Tak henti hentinya Barra tersenyum dan dalam hati bersyukur karena masih di pertemukan dengan orang orang baik, mengingat kehidupan sebelumnya yang hitam.

"Mas Barra ,serius deh sebelumya saya kaya pernah lihat mas Barra, tapi dimana saya lupa. Wajahnya kaya familiar gitu," ucap Pak Badhot ketika mereka telah selai dengan makan malam nya.

"Masa sih pak? wajah saya pasaran kali pak?" ucap Barra asal

"Ah ngga juga. Dari tadi saya itu ingat ingat terus, kaya pernah ketemu mas Barra sebelumnya. tapi dimanaa...lupa ah,"

"Papih udah tua sih...jadi pikun ," celetuk Alina

"Yee sembarangan aja kalo ngomong."

"Nah, makanya Lin. Papih mamih itu sudah tidak muda lagi. Kamu mending lulus sekolah kawin aja langsung. Ngga usah pake lama ," ujar Bu Koni

"Uhukkk uhukkkkk," Alina kembali tersedak minumannya dan Barra yang duduk di sebelahnya dengan sigap menepuk pelan punggung gadis itu dan memberikannya segelas air mineral. Tak lupa setelahnya Barra mengusap bibir Alina yang basah dengan tisu yang berada di atas meja makan.

Ketiga orang yang berada di meja itu saling pandang melihat pemandangan yang tersaji di depannya.

"Hati hati kalo minum , sayang," ucap Barra tak sadar bahwa dirinya tengah jadi tontonan. Bahkan Barra dengan tidak canggungnya merapikan anak rambut Alina yang menjuntai dan menyelipkannya ke belakang telinga.

" Ehmmm ehmmm... Ada orang tua

woy..." sahut Pak Badhot membuat Barra menoleh dan tersenyum kikuk

"Ehm Ehm.. Mamih mencium bau bau arus mati lampu ini ..." ucap Bu Koni asal

"Maksudnya?" tanya mereka semua dengan kompak

"Hubungan Gelap." jawab Bu Koni sambil nyengir dan mereka semua pun tertawa

"Astaghfirullah hal adzim.. Ya Allah mami.. Istilah nya kok ada ada aja sih Mih?" ucap Alina tak habis pikir

" Pantas saja Alina ini pintar ngomongnya. Mami Papi kocak banget ternyata." ujar Anisa yang baru mengetahui sisi lain orangtua Alina selain harmonis dan romantis.

"Hei. Ngga nyambung Oneng!" timpal Alina sambil melempar bulatan tisu ke wajah sahabatnya

"Sejak kapan Lin?" tanya Pak Badhot mode serius

"Apanya pih?" ucap Alina balik bertanya

"Kalian berdua. Sejak kapan?"

"Eng... engga tau Pih. Kita belum jadian kok, iya kan Om Barra?" jawab Alina sambil menodong pertanyaan pada Barra

"Sejak kapan mas Barra?"

"Sejak motong rumput Pak ," jawab Barra sambil mengulum senyum

"Loh loh.. engga engga ding Pih. Bohong tuh Om Barra." sanggah Alina sambil mendadah dadahkan tangannya

"Alina, setelah lulus sekolah , kamu nikah sama Barra!" ucap Pak Badhot dan kedua bola mata Alina nyaris melompat keluar

*****

1
Siti Khoyimah
😂😂😂😂😂🤭🤭
Siti Khoyimah
lnjut ,
itumah nglunjak pk olh" mita mobil
reza indrayana
😍😍😍
Siti Khoyimah
😂😂😂
Tembus Langit: hati hati salah pegang kak /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Abi Uung
lanjutkan
Abi Uung
sangat bagus ceritanya,tidak membosankan
Tembus Langit: terima kasih kak, sudah mampir novel perdana saya 🤗b

semoga harimu menyenangkan 😊😊
total 1 replies
Abi Uung
bagus ceritanya
Tembus Langit
bagus
Sol Ronconi
Alur yang mengalir lancar dan tak pernah membosankan.
Tembus Langit: terima kasih kak. Baca terus kelanjutan kisahnya ya kak... ^,^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!