NovelToon NovelToon
SAFFIYA

SAFFIYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

********

Setibanya dikamar pengantin mereka, Rayan masuk dengan pelan dan melihat Saffiya sudah tertidur lengkap dengan cadarnya.

" Apa selelah itu sampai lupa melepas cadarnya. " gumam Rayan sambil tersenyum.

Ia mendekat kearah istrinya itu kemudian pelan-pelan mulai membatu melepaskan cadarnya, terlihatlah wajah cantik Saffiya yang sedang terlelap dengan damai.

Rayan terus saja memandanginya sambil tersenyum, saat ini ia merasa sangat bahagia karena bisa melihat setiap hari wajah cantik gadis yang sudah lama ia kagumi itu.

" Serasa seperti mimpi. " gumam Rayan tidak percaya.

" Kamu benar benar sangat cantik. " lanjutnya lagi yang ingin menyentuh kening Saffiya, namun niatnya itu ia urungkan karena tidak ingin Saffiya terganggu tidurnya.

Karena sudah merasa mengantuk, Rayan pun ikut berbaring disebelah sang istri dan mematikan lampu utama.

Subuh menjelang Saffiya terbangun dari tidurnya karena sudah terbiasa bangun lebih awal sebelum azan subuh berkumandang, namu ketika ia ingin bangun dari tidurnya Saffiya merasa ada yang aneh.

Ia merasa ada benda berat yang menindih perutnya, karena panik Saffiya langsung bangun dan segera menghidupkan lampu utama.

Ia langsung melihat Rayan masih tertidur pulas karena merasa kecapekan akhir-akhir ini.

" Ternyata bukan mimpi. " gumam Saffiya yang tersadar jika ia sudah menjadi seoang istri.

Ia mematikan kembali lampu kamar dan keluar menuju asramanya untuk bersiap-siap sholat subuh.

Saffiya belum memindahkan barang-barangnya dari asrama para santri kedalam kamar pengantin mereka, sehingga ia harus kembali keasrama untuk bersiap-siap.

Setelah azan subuh berkumandang, para santri sudah mulai berdatangan kemasjid. begitupun dengan Rayan, pria itu sudah terlihat rapi berjalan menuju masjid.

Sholat pun dimulai, hari ini Rayan yang menjadi imam dan setelah itu diminta untuk mengisi ceramah pendek rutin yang selalu dilakukan setiap selesai sholat subuh.

Sementara Saffiya langsung kembali setelah selesai sholat dan menuju dapur untuk membatu menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga bersama umi Salama dan ibu mertuanya.

" Kamu nggak lelah nak? sebaiknya istirahat aja. biar ibu sama umi yang nyiapin semuanya. " ucap ibu mertuanya dengan lembut pada Saffiya.

" Nggak apa-apa kok buk, Saffiya udah biasa. " jawab Saffiya.

Mereka pun mulai menyusun semua hidangan dimeja makan, setelah itu umi Salama memanggil semuanya untuk sarapan.

Kehangatan keluarga tercipta dimeja makan itu, sambil sesekali mereka bertukar cerita dan tawa.

Saffiya merasa sangat senang, karena bisa merasakanya juga. selama ini ia merindukan sosok keluarga yang tidak ia miliki, namun sekarang semua itu kini ia rasakan bersama keluarga dari sang suami.

Saffiya merasa telah menemukan keluarga barunya yang penuh kehangatan.

Setelah selesai sarapan, mereka duduk berkumpul diruang keluarga.

Ayah dan ibu Farik berniat untuk pamit pulang hari ini, karena harus kembali bekerja sebagai mana biasa.

Keduanya berharap kehidupan Rayan akan lebih baik dari sebelumnya bersama Saffiya, akan berharap secepanya ia akan membawa menantu mereka itu untuk datang berkunjung kerumah masah kecilnya.

" Jangan lupa berkunjung ya, ibu tunggu di rumah " ucap mertuanya pada Saffiya dengan lembut.

" Iya buk. " jawab Saffiya tersenyum dari balik cadarnya.

Setelah beberapa saat mengobrol mereka pun pamit, Rayan dan Saffiya mengantarkan mereka menuju bandara. sementara umi dan abahnya hanya bisa mengantarkan sampai kedepan kerbang pesantren, karena ada jadwal mengajar hari ini.

" Jaga kesehatan kalian, ingat jangan terlalu capek. " ucap ibu mertuanya berpesan pada Saffiya.

" Ibu juga jaga kesehatan. " jawab Saffiya yang mencium tangannya.

" Kak! Rain pamit, Rain tunggu kedatangan kalian dirumah. " ucap Rain yang memeluk kakak iparnya itu.

Begitu pun dengan Rayan, sambil orang tuanya berpesan padanya.

" Jaga istrimu, ingat sekarang kamu sudah tidak sendiri lagi, sudah ada orang yang membutuhkan perhatianmu, jadi jangan sering lembur kerja. " pesan ayahnya.

" Iya yah, Rayan akan selalu ingat. " jawab Rayan.

" Nak jaga istrimu. " pesan ibunya.

" Iya buk. " jawab Rayan.

" Ibu harap ini yang terakhir untukmu dalam memilih pendamping hidup. " lanjut ibunya.

" Insyaallah buk, Rayan juga berharap seperti itu. " jawab Rayan.

" Mas! Rain berangkat. " ucap gadis itu sambil memeluk kakanya.

" Iya, yang rajin belajarnya. " jawab Rayan sambil mengusap kepala Rain dengan lembut.

Setelah selesai berpamitan mereka langsung masuk kedalam bandara, karena pesawat mereka akan segera berangkat.

Selama perjalanan pulang, Saffiya hanya diam saja karena bingung harus melakukan apa.

" Mau mampir beli susuatu? " tawar Rayan.

" Nggak. " jawab Saffiya singkat.

Rayan melajukan mobilnya menuju caffe, setelah sampai disana ia mengajak Saffiya masuk kedalam ruang kerjanya.

" Duduklah. " ucap Rayan mempersilahkan.

Kemudian ia keluar sebentar mengambil minum dan beberapa cemilan untuk sang istri.

" Hy bro, kamu ngapain kesini? bukanya bulan madu? " tanya Rendy yang sedang berada didapur.

" Ada urusan bentar. " jawab Rayan singkat.

Ia pun kembali sambil membawa minuman dan beberapa cemilan untuk Saffiya.

" Kita dimana? " tanya Saffiya penasaran.

" Tempat kerja saya. " jawab Rayan.

Kemudian ia meletakan minuman yang ia bawa dihadapan sang istri duduk.

" Ada yang ingin saya diskusikan denganmu. " ucap Rayan yang ikut duduk di hadapan Saffiya.

Saffiya pun diam untuk mendengarkanya.

" Pertama untuk tempat tinggal kita, kamu pengen tinggal dimana? kebetulan saya punya apartemen didekat kampus dan juga sudah meminta orang untuk mencarikan rumah. tapi untuk rumah saya memilih yang sedikit jauh dari keramaian, agar nyaman dan tidak bising untuk di tempati. " ucap Rayan menjelaskan.

" Saya... saya terserah bapak aja, dimana pun itu saya tidak merasa keberatan. " jawab Saffiya yang tidak mempermasalahkan tempat tinggal mereka kelak.

" Kalau kita tinggal dirumah saja, kamu nggak apa-apa? " tanya Rayan memastikan.

" Iya, saya nggak apa-apa. " jawab Saffiya setuju.

" Baiklah, yang kedua ini tentang pekerjaan saya, saya fikir kamu harus tau semuanya. saya memiliki beberapa cabang caffe dikota ini, dan juga sekarang saya sedang membangun bisnis baru berupa restoran bersama teman saya Rendy. saya juga seorang dosen dikampus tempat kamu kuliah dulu dan juga guru di pesantren. " lanjut Rayan.

Saffiya langsung merasa terkesan, karena Rayan memberitaukan semua yang ia punya padanya.

" Dan yang terakhir, jangan panggil saya dengan sebutan bapak, karena kita sudah menikah. " ucap Rayan yang merasa tidak nyaman saat Saffiya memanggilnya seperti itu.

" Jadi saya harus panggil apa? " tanya Saffiyabingung.

" Apa saja, asalkan jangan bapak. " jawab Rayan.

Saffiya pun diam sambil memikirkan harus memanggil suaminya itu dengan sebutan apa.

Tiba-tiba pintu ruanganya diketuk oleh seseorang dari luar.

" Masuk. " jawab Rayan mempersihlahkan.

" Maaf pak, saya hanya ingin mengantarkan ini saja. " ucap salah satu kariawanya mengantarkan makanan yang ia minta tadi.

" Terima kasih. " ucap Rayan setelah kariawan itu menatanya diatas meja.

" Permisi pak. "pamit kariawan itu setelah selesai.

Saffiya dan Rayan hanya mengangguk mengiyakan.

" Kita makan dulu, terus pulang. " ucap Rayan yang mulai mengambilkan makanan untuk istrinya itu.

" Silahkan. " lanjutnya sambil memberikanya pada Saffiya.

Namun Saffiya tidak langsung memakanya,  karena merasa tidak nyaman.

" Saya akan kunci pintunya, kamu bisa melepas cadarmu sebentar. " ucap Rayan faham dan langsung berjalan mengunci pintu.

Saffiya pun melepas cadarnya dan mulai menikmati makanya, sesekali ia melirik kearah Rayan yang sibuk dengan labtonya. pria itu tidak ikut makan melainkan hanya menemani Saffiya makan saja.

" Mas nggak makan? " tanya Saffiya tiba tiba.

" Saya belum begitu lapar. " jawab Rayan singkat, namun tiba-tiba ia langsung menatap istrinya itu sambil tersenyum senang, ketika mendengar Saffiya memanggilnya dengan sebutan itu.

Saffiya menikmati makan siangnya hingga selesai, sementara Rayan yang tidak henti-hentinya tersenyum sambil sesekali meliriknya.

Setelah selesai, mereka langsung pulang kepesantren untuk mengambil barang-barang Saffiya, sesampaianya disana Saffiya langsung mengemasi semua barang-barangnya dengan dibantu Sela.

" Kak, nanti sering main kesini ya. aku bakalan kangen. " ucap Sela yang merasa berat berpisah dengan Saffiya.

" Iya, pasti aku akan sering main kesini. " jawab Saffiya memeluknya.

Semenjak Saffiya masuk kepesantren ini, Sela sudah menjadi teman sekamarnya. karena sejak awal ia tidak memiliki teman sekamar.

Sehingga ketika Saffiya akan meninggalkan pesantren ini, membuatnya sedikit merasa berat, karena sudah menganggap Saffiya seperti kakaknya sendiri.

Sementara Farik pergi berpamitan kepada umi dan abahnya.

Setelah selesai berkemas, Saffuya langsung menemui abah dan umi yang berada ditaman dekat masjid bersama Rayan.

" Udah? " tanya Rayan yang menghampirinya kemudian mengambil semua barang yang Saffiya bawa.

" Udah. " jawab Saffiya mengangguk.

" Kalian jaga diri, Rayan jaga istrimu. " pesan umi Salama.

" Pasti umi. " jawab Rayan.

" Ya udah hati-hati dijalan, jangan ngebut Yan. " pesan abahnya.

" Iya bah. " jawab Rayan.

Keduanya pun pamit dan segera menuju mobil, ada rasa berat dihati Saffiya ketika mobil mereka sudah mulai meninggalkan kawasan pesantren.

Namun ini sudah menjadi keputusan yang ia ambil, kemanapun suaminya pergi ia akan ikut selagi itu yang terbaik untuk mereka.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss...

1
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!