Plakk!!!
"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"
Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Masalalu 2!!!
KHUSUS BAB INI MENCERITAKAN BAGAIMANA PAPA BISA BERTEMU DENGAN LINDA SELINGKUHAN PAPA.
PAPA \= HERMAN
MAMA LAILI \= JESI
MAMA SINTA \= FIKA
AKAN ADA MASALALU 3!!! DI BAB SELANJUTNYA. MASALALU 3 NANTI AKAN BERHUBUNGAN DENGAN SINTA YANG MENCARI TAU KEBERADAAN LAILI.
****
#FlassBackOn
Kehidupan Herman seketika berubah drastis yang dulunya Herman tak punya apa-apa sekarang ia mempunyai segalanya, setelah menikah dengan Jesi, salah satu perusahaan Jesi menjadi milik Herman.
"Sesuai perjanjian kita, ini surat-surat dan kunci mobil yang sudah aku janjikan" kata Jesi
"Makasih," kata Herman
"Sama-sama Mas, kelola perusahaan ini sampai besar, dan jangan lupa selalu lapor ke aku bagaimana perkembangannya" kata Jesi
"Iya." Kata Herman
Seminggu setelah Herman menikah ternyata Fika salah satu wanita yang Herman cintai melahirkan anak perempuan.
Mendengar kabar iku Herman pun lansung pergi ke Rumah Fika untuk menemui putrinya.
TOK TOK TOK...
Fika pun keluar membuka pintu.
CLEKK!!
"Mas Herman."
"Apa kabar kamu?" Tanya Herman
"Aku baik,"
"Aku dengar kamu melahirkan anak kita ya?" Tanya Herman
"Kamu tau dari mana Mas?" Tanya Fika
"Tidak penting aku tau dari mana, apa boleh aku lihat anak kandungku sendiri?" Tanya Herman
"Masuk dulu" kata Fika
Herman pun masuk ke dalam rumah.
"Duduk."
Herman pun duduk, Fika masuk ke dalam kamar, tak lama kemudian Fika membawa bayi yang sangat lucu.
"Ini anakku?" Tanya Herman
"Tentu saja ini anakmu Mas" kata Fika
"Lucu sekali, mirip sepertiku, apa sudah kau beri nama?" Tanya Herman
"Belum,"
"Boleh aku saja yang memberi ia nama?" Tanya Herman
"Boleh kau Papanya, aku tak bisa melarangmu"
"Bagaimana jika namanya, Sinta Karina Hermansyah."
"Boleh itu nama yang bagus"
Herman tersenyum mendengar Fika memuji nama yang ia berikan.
"Mas."
"Iya ada apa?" Tanya Herman
"Apa aku boleh tanya sesuatu?" Tanya Fika
"Boleh tanya apa?"
"Apa kamu mencintai Jesi, sehingga kamu menikah dengan Jesi sampai meninggalkan aku dan anak kita?" Tanya Fika
"Maaf, aku sama sekali tidak mencintai Jesi, aku hanya terpaksa menikah dengannya karena ia menawariku perusahaan dan mobil"
"Hanya karena itu kamu mau menikah dengannya?" Tanya Fika
"Keadaan ekonomi ku sedang tidak baik, aku tak mau membuatmu dan hidup anakku susah, karena itu aku menerima tawaran Jesi."
"Dengar-dengar Jesi juga baru melahirkan di hari yang sama denganku?" Tanya Fika
"Kamu tau dari mana?" Tanya Herman
"Tak penting kamu tau dari mana, jawab saja pertanyaanku" kata Fika
"Iya, Jesi juga baru melahirkan seorang anak perempuan"
"Siapa namanya?" Tanya Fika
"Laili Anggellia"
"Tak ada namamu di belakangnya?"
"Sebenarnya ada tapi aku tak mau menyebutka nya karena aku membenci anak itu, karena anak itu aku berurusan dengan Jesi lagi" kata Herman
"Kamu bisa ceraikan Jesi dan kembali bersamaku,"
"Jangan sekarang apa kamu bisa menunggu, aku janji aku akan ceraikan Jesi"
"Sampai kapan?" Tanya Fika
"Aku gak tau sampai kapan tapi aku janji aku akan ceraikan Jesi"
"Janji."
"Iya janji." kata Herman
Setelah berjanji, Herman pun pamit pulang agar Jesi tak curiga dengannya.
***
Hari demi hari, bulan demi bulan sudah Herman lalui, kini anak Herman Laili dan Jesi tumbuh menjadi gadis yang pintar dan cantik.
Laili setiap hari berjuang untuk mendapaatkan kasih sayang seorang Papanya, sampai akhinya Laili tau satu fakta bahwa Papanya tak pernah peduli kepada Laili.
"MAS LAILI ITU ANAK KAMU JUGA, MESKIPUN DIA ANAK HARAM DARI HUBUNGAN KITA DULU" teriak Jesi
"STOP! BILANG DIA ANAKKU, AKU GA SUDI ANGGAP DIA ITU ANAKKU, PAHAM KAMU!"
"TERSERAH KALAU ITU EMANG MAU MU"
Laili mendengar pertengkaran Papa dan Mamanya, hati Laili sakit ketika mendengar Papanya tau mau menggapnya ada.
"Jadi selama ini Papa benci aku, karena aku anak haram." kata Laili dalam hati
Laili pun masuk ke dalam kamar dan menanggis tersedu-sedu.
"Kamu inget ini aku cuma mencintai Fika dan anaknya Sinta, paham kamu!" Kata Herman, sambil meninggalkan Jesi
***
Herman yang sudah lelah dengan Jesi, Herman pun jarang pulang ke rumah, Herman juga jarang pergi ke perusahaan yang Jesi berikan, sampai akhinya Herman bertemu dengan seorang perempuan cantik bernama Linda Permata Sari.
BRUK!
"Maaf saya ga sengaja," kata Herman
"Ga papa, aku juga maaf, aku yang salah aku ga fokus" kata Linda
"Sorry kamu, ga papa?" Tanya Herman
"Ga papa"
"Serius?"
"Aku lagi berantakan hari ini, maaf"
"Berantakan kenapa, kalau boleh tau?" Tanya Herman
"Aku lagi berantem sama suamiku, karena aku minta cerai sama dia"
"Duduk dulu" kata Herman sambil menarik kursi untuk Linda
Akhinya mereka pun mengobrol banyak, sampai akhinya Herman merasa kasihan awalnya namun lama-kelamaan Herman juga mengungkapkan apa yang selama ini Herman rasakan.
"Berarti kita sama Mas" kata Linda
"Iya kita sama"
***
DICLAMER!!!
ADEGAN DEWASA 21+++ UNTUK USIA DI BAWA 17 TAHUN MOHON DI SKIPP SAJA.
Satu bulan mereka berteman sampai akhinya Herman menyukai Linda, di dalam mobil Herman mengungkapkan perasaan yang ia tahan selama ini.
"Lin kalau aku sayang kamu boleh?" Tanya Herman
"Sa-sayang aku?" Tanya Linda
"Iya aku sayang kamu"
"Sama Mas aku juga sayang sama kamu"
"Lin"
"Iya Mas?"
CUP!!
Herman mencium bibir Linda itu membuat Linda merasa senang, Herman benar-benar mencintainya. Herman juga mulai memegang daerah sensitif Linda.
"MAS!" Teriak Linda
"Kenapa kamu ga suka?" Tanya Herman
"Aku suka tapi jangan disini aku takut kalau ada orang yang lihat kita" kata Linda
Dengan cepat Herman pun pergi ke hotel bintang lima, Herman memesan satu kamar.
Di kamar Herman dengan cepat melepas semua bajunya dan mulai bermain dengan Linda.
"Aku sayang kamu" bisik Herman tepat di telingga Linda
Herman mulai mengecup bibir Linda, Herman juga mulai bermain goa Linda dan mengocoknya dengan lembut itu membuat Linda basah.
"Kamu udah basah" bisik Herman
Herman pun melanjutkan mengocok dengan lembut.
"Lebih cepet Mas." Kata Linda
Herman pun mempercepatkan gerakan tangannya.
"Aaaaahhhh... Aaaaaahhh" desah Linda
"Enak, nikmatin dulu sebelum aku masuk" kata Herman
"E-enak Mas"
"Aaaaaahhhhhh... Aaahhhhh... Aaaaaa"
Herman pun masuk ke dalam goa Linda yang membuat desahannya semakin kencang dan itu membuat Herman sangat suka mendengarnya.
Herman pun semakin cepat bermain di atas Linda yang membuat Linda sangat puas Herman juga keluar di dalam berkali-kali.
Setelah mereka berdua selesai bermain dan sama-sama puas mereka pun duduk di ranjang.
"Kamu enak banget sayang" kata Herman
"Kamu juga jago mainnya" kata Linda
Herman melihat tubuh Linda yang sexy dan menawan, membuat Herman kembali berdiri. Herman pun meminta bermain lagi denga Linda.
Mereka pun bermain kembali, Herman sangat menikmati Linda, Herman juga bermain goa Linda, Herman juga menjilati goa Linda.
"Aaaahhh... Sa-sayang"
"Aaaahhh"
Herman kembali memasuki goa Linda. Herman pun keluar berkali-kali lagi.
"Makasih sayang kamu udah muasin aku" kata Herman
"Sama-sama, aku juga puas banget sama kamu" kata Linda
CUP!
Herman mencium bibir Linda.
Herman dan Linda berselingkuh, sudah Lima Tahun, karena Herman merasa nyaman dekat dengan Linda. Sampai-sampai Herman lupa dengan Fika.
***
Sampai akhirnya Herman menemui Fika kembali setelah Lima tahun tak bertemu.
TOK TOK TOK!!!
"Mas Herman." Kata Fika
"Aku boleh masuk?" Tanya Herman
"Boleh"
Herman pun masuk ke dalam Rumah.
"PAPA." teriak Sinta
"Sayang"
"Papa kok ga pernah pulang sih kata Mama, Papa kerja di luar kota ya?" Tanya Sinta
"Iya Papa kerja sayang, ga kerasa kamu udah besar ya"
Sinta yang memasuki usia remaja, ia senang Papanya pulang ke rumah setelah Lima tahun tak pernah pulang.
"Papa sih ga pernah kesini"
"Maaf ya, Papa bakal sering-sering kesini ya." Kata Papa
"Iya Pa"
"Sinta, Mama mau ngomong sama Papa dulu ya" kata Fika
"Bentar ya Sayang, Papa mau ngobrol sama Mama dulu"
"Iya Pa"
Herman dan Fika pun mengobrol di ruang tamu.
"Siapa Linda Mas?" Tanya Fika
"Linda?"
"Jangan pura-pura ga tau Mas, aku tau kamu selingkuh sama Linda mangkannya kamu ga pernah kesini"
"Maaf, aku salah tapi aku juga sayang sama Linda" kata Herman
"Sayang?" Tanya Fika
"Maaf"
"Jahat kamu Mas, padahal kamu udah punya Jesi tapi kamu masih bisa selingkuh sama Linda"
"Maaf"
PLAKK!!
"AKU GA BUTUH KATA MAAFMU MAS, YANG AKU BUTUH ITU TINGGALIN LINDA SEKARANG, AKU JUGA BUTUH KEPASTIAN DARI KAMU MAS"
"Maaf aku ga bisa"
"JAHAT KAMU MAS, INGAT KAMU PUNYA DUA ANAK MAS, SINTA DAN LAILI"
Sinta yang mendengar teriakan Mamanya, Sinta langsung menghampiri Mamanya.
"MAMA" teriak Sinta
"Sayang masuk kamu ke kamar"
"Ga mau, Mama jangan marah-marah, sama Papa, Ma"
"MASUK SINGA KAMU MASIH KECIL KAMU GA NGERTI APA-APA" bentak Mama
Sinta pun menangis dan masuk ke dalam kamar.
"LIHAT MAS, LIHAT INI SEMUA KARENA KAMU MAS, SEKARANG KELUAR, KELUAR MAS, DAN JANGAN PERNAH KEMBALI KESINI" teriak Fika
Herman pun keluar dari Rumah. Fika pun lansung menghampiri Sinta.
"MAMA JAHAT, MAMA JAHAT" teriak Sinta
PLAKK!!
"DENGER INI KAMU UDAH DEWASA SEKARANG UDAH WAKTUNYA KAMU TAU YANG SEBENARNYA KALAU PAPA KAMU ITU LEBIH JAHAT DARI MAMA SINTA!" Bentak Mama
"PAPA KAMU UDAH SELINGKUHIN MAMA DUA KALI DENGAN ORANG YANG BERBEDA," bentak Mama
"PAPA KAMU JUGA SAMPAI PUNYA ANAK DARI SALAH SATU PEREMPUAN ITU, PAPA KAMU EMANG GA PERNAH BERUBAH DARI DULU." teriak Mama
"ASAL KAMU TAU PAPA KAMU ITU GA PERNAH KESINI BUKAN KARENA PAPA KAMU KERJA DI LUAR KOTA TAPI PAPA KAMU SELINGKUH, SINTA." teriak Mama
"DAN JANGAN BERHARAP LAGI PAPA KAMU BISA KESINI, PAHAM KAMU." bentak Mama
Sinta terdiam ia berfikir apa benar selama ini Papanya berselingkuh, dan apa benar Papanya mempunyai anak lagi dari perempuan lain.
"Kalau bener berarti nama yang Mama sebut tadi itu Nama anak dan Istri Papa" kata Sinta dalam hati
"Tante Jesi dan Laili, aku harus cari mereka" kata Sinta dalam hati.
Misal.
"Aku selingkuh juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan dunia kamu sendiri." teriak Herman tak kalah menggelegar.