NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Libur Kuliah

Brak!

Axel dan kawan-kawan langsung terperanjat. Mereka saling tatap satu sama lain dan keempatnya langsung berhamburan ke luar ruangan.

"Hantu!"

"Hahaha...." Juna pun langsung terbahak sampai memegangi perutnya. "Astaga... mereka lucu sekali," ucapnya sambil meraih ponsel yang kini tergeletak di hadapannya.

Ponsel itu tidak sengaja dijatuhkan, melainkan diturunkan oleh Klawing secara pelan, jadi ponsel milik Juna masih baik-baik saja.

"Lucu juga ya manusia, hahaha..." Klawing pun sama, tidak bisa menahan tawanya. "Mereka kelihatan garang, tapi digoda sedikit, langsung ketakutan."

"Hahaha... ya begitulah," balas Juna. "Mending kita keluar. Aku juga sebenarnya agak takut berada di sini."

Hahaha... sama aja ternyata," sosok tak kasat mata itu pun langsung beranjak mengikuti Juna. "Selanjutnya, apa rencanamu untuk menghentikan ulah mereka?"

"Belum ada," jawab Juna. "Aku belum memiliki rencana apa-apa. Aku memang punya bukti, tapi aku yakin bukti ini tidak akan kuat untuk melawan mereka."

"Kenapa?" Klawing pun heran.

"Mereka anak orang berpengaruh terutama yang bernama Axel. mereka bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan diri, dengan menggunakan uang dan kekuasaan orang tuanya. Orang tua mereka juga tidak akan mungkin diam saja. Yang aku takutkan, mereka akan meneror keluargaku, atau mengintimidasi keluarga korban agar tidak mau bersaksi."

"Hmmm..." Klawing bergumam. "Cukup susah juga ya?"

"Ya begitulah," balas Juna. "Untuk saat ini, lebih baik aku memantau mereka dulu. Kalau mereka masih melakukan taruhan itu ya, sepertinya aku harus bertindak."

"Baiklah," sahut Klawing. "Kalau begitu saya akan bantu mengawasi mereka."

"Sipp," Juna langsung mengacungkan jempol. "Eh, Wing, katanya kamu mau ngajarin aku bela diri?"

"Iya, kenapa?"

"Gimana cara ngajarinya? Kamu kan nggak terlihat? Coba kamu menampakkan diri? Aku pengin tahu wajah asli kamu seperti apa?" pinta Juna.

"Nanti aja, pasti aku tunjukin wajah saya. Untuk sementara, saya akan merasuki tubuh orang lain tiap ngajarin kamu bela diri," jawab Klawing.

"Wahhh... apa nggak bahaya?"

"Tidak, tenang saja."

"Hahaha... oke kalau gitu. Mulai besok kita coba belajar ya?"

"Baiklah."

Juna pun senang mendengarnya. Setidaknya, dia bisa belajar ilmu bela diri, tanpa harus mengeluarkan uang. Dia juga bisa memanfaatkan ilmu itu untuk berjaga-jaga jika nanti dia mengalami pengeroyokan lagi atau hal buruk lainnya.

#####

Liburan semester pun akhirnya tiba. Libur dari lsatu bulan, Juna manfaatkan untuk berbagai macam kegiatan.

Selain belajar bela diri tiap pagi dan sore, Juna juga memanfaatkan momen liburan untuk berdagang. Sesuai yang dikatakan bapaknya, Juna telah disediakan lapak, agar tidak berkeliling lagi.

Selain untuk jualan, lapak tersebut juga digunakan Juna sebagai tempat berkumpul teman-temannya. Entah itu teman kuliah, atau teman akrab lainnya. Mereka memanfaatkan lapak tersebut untuk sekedar sharing, dan melepas penat.

Klawing sendiri, benar-benar membuktikan ucapannya. Setiap kali belajar ilmu bela diri, sosok tak kasat mata itu akan meminjam tubuh seseorang sebagai alat untuk menunjukan beberapa gerakan yang harus dipelajari oleh Juna.

Agar tidak dicurigai, Klawing menggunakan tubuh orang gila yang berkeliaran tak jauh dari daerah tersebut. Klawing memilih menggunakan tubuh anak muda yang entah sejak kapan menjadi orang gila.

Jika dalam keadaan bersih, tubuh anak muda yang dirasuki Klawing terbilang cukup tampan. Entah masalah apa yang dihadapi anak muda itu, hingga dia harus kehilangan kewarasannya.

Hampir satu bulan, Juna belajar ilmu bela diri, dia sudah menunjukan kemajuan yang sangat pesat. Bahkan Juna merasa saat ini tubuhnya lebih ringan karena belajar bela diri sehari dua kali, sangat menguras tenaganya.

Sebagai evaluasi, Klawing selalu mengajak Juna untuk bertanding. Dari pertandingan tersebut, Klawing bisa menilai sejauh mana ilmu bela diri yang sudah dikuasai Juna.

Untuk lokasi berlatih, Juna memilih tempat-tempat tertentu. Kalau tidak di lapangan, Juna akan berlatih di tempat lain, yang menurutnya aman dan sangat nyaman

"Ah, kok susah banget sih," keluh Juna kala dia sedang mempelajari ilmu mengendalikan benda dari jarak jauh.

Klawing nampak tersenyum lebar. "Ilmu itu memang agak susah, karena butuh konsentrasi yang sangat tinggi. Tidak, apa-apa, tidak perlu dipaksakan."

"Tapi aku pengin cepat bisa," muka Juna terlihat sedikit masam.

"Tidak perlu terburu-buru untuk mempelajari ilmu itu. Apa lagi jika kamu terlalu memaksakan diri, maka akan sangat sulit, untuk meraih hasilnya."

"Waduh, gitu ya?" Klawing mengangguk. "Ya udah deh, kita latihan satu kali lagi. Setelah itu kita pulang ke lapak daganganku."

"Ayok!"

Dengan penuh semangat, Klawing dan Juna bekerja sama sesuai tujuan masing-masing. Mereka terlihat semakin akrab karena sering menghabiskan waktu bersama.

#####

Sementara itu di sebuah kursi yang ada di taman belakang sebuah rumah, nampak Bratawali sedang duduk menyendiri.

Kehilangan kedua cincin pusakanya, membuat pria tua itu seakan kehilangan semangat hidup. Bahkan, sudah hampir satu bulan, Bratawali tidak bersenang-senang seperti yang biasa dia lakukan.

"Kenapa anda bengong di sini, Tuan?" suara seorang wanita yang bebas keluar masuk ke rumah itu, mengusik Bratawali yang sedang melamun."

"Bagaimana? Apa ada kabar tentang cincinku?" bukannya menjawab pertanyaan Tarmini, Bratawali malah melempar pertanyaan.

"Masih sama," balas Tarmini. "Belum ada tanda-tanda yang menunjukan keberadaan cincin itu."

Bratawali sontak menghembuskan nafasnya secara kasar dan tangannya pun terkepal.

"Kenapa, Tuan? Apa anda akan melakukan malam ritual?" Tarmini pun penasaran.

Bratawali mengangguk. "Sebentar lagi malam keramat akan datang."

"Waduhh! Terus, bagaimana? Kalau nggak ada cincin itu? Apa akan terjadi sesuatu?" Tarmini pun jadi penasaran.

Wanita muda yang belum genap satu tahun menjadi wanita kesayangan Bratawali, benar-benar membutuhkan informasi yang banyak mengenai dua cincin batu tersebut.

"Kekuatan mantranya akan melemah. Jika kekuatan mantranya melemah dan semakin hilang, arwah yang ada di dalam cincin itu akan menjelma menjadi arwah yang ganas, yang bebas melakukan apapun."

"Ya ampun..." mendengar fakta tersebut, wanita itu menjadi agak panik. "Apa tidak ada cara lain, yang bisa digunakan?"

"Tidak," jawab Bratawali. "Maka itu aku mengerahkan banyak orang untuk mencarinya. Bila perlu, aku akan mengadakan sayembara."

Mata Tarmini membulat. "Tidak, aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Aku juga pengin kaya, aku harus bisa menemukan cincin itu terlebih dahulu," gumam Tarmini dalam hatinya.

Satu cincin yang dicuri Pudel satu bulan yang lalu, sudah berada di tangan Tarmini. Sekarang, tinggal mencari cincin Klawing dan Tarmini harus segera mendapatkannya.

#####

Di tempat lain, Juna yang baru saja berlatih bela diri, kini sudah berada di lapak dagangannya. Di sana juga ada teman-teman kuliah yang sengaja mampir setelah tadi sempat memberi kabar pada Juna.

"Perbuatan Axel dan teman-temannya, sekarang sudah makan korban jiwa, Jun," ucap teman Juna.

"Makan korban jiwa? Maksudnya?"

"Kamu tahu Friska kan?" Juna mengangguk. "Dia bunuh diri, setelah hamil anak Marvin dan Marvin tidak mau bertanggung jawab."

"Apa!"

1
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏💪
Apriyanti
lanjut thor
Was pray
biar tidak ketahuan kamu menyamar waktu menolong bratawali juna bisa minta tlng klawing utk merubah wajah kamu atau memakai topeng ,jadi ntar aman terkendali
Yuliana Purnomo
betuuull dugaan Juna
Was pray
kenapa klawing gak ngasih tau juna kl tarminem nencari cincin itu dan resikonya jika sampai cincin itu bisa diambil oleh tarminem? bego' banget kamu wing wing ...
Apriyanti
lanjut thor
ichcha
lanjut
Hardware Solution
koq Klawing nggak terus terang saja ya?
Yuliana Purnomo
cerdas juga mereka punya pemikiran andai tarmini berkhianat ke mereka berdua,,emng harus antisipasi
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
makin seru cerita nya ni
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
Klawing pasti terkejut kalau ibunya Juna anaknya mantan boznya
Yuliana Purnomo
Klawing firasat mu gak salah lagi,, cepat balik kerumah Juna,, takutnya geng tarmini bikin ulah di rumah juna
Yuliana Purnomo
kapooookkk diciduk polisi Axel
Yuliana Purnomo
siapa lagi yg jadi korban Heng anak manja itu lah,, kasian nya gadis itu
ichcha
lanjut
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!