NovelToon NovelToon
Hello, Salsha

Hello, Salsha

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Kisah seorang gadis pembenci geng motor yang tiba-tiba ditolong oleh ketua geng motor terkenal akibat dikejar para preman.

Tak hanya tentang dunia anak jalanan, si gadis tersebut pun selain terjebak friendzone di masa lalu, kini juga tertimbun hubungan HTS (Hanya Teman Saja).

Katanya sih mereka dijodohkan, tetapi entah bagaimana kelanjutannya. Maka dari itu, ikuti terus kisah mereka. Akankah mereka berjodoh atau akan tetap bertahan pada lingkaran HTRS (Hubungan Tanpa Rasa Suka).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Perjuangan Erlangga

Usai melihat rekaman layar dari ponsel milik Eza, Zidan merasa terbantu dengan aksi temannya itu yang selalu bisa melintas nama baiknya.

"Ya gak papa juga kalo lo ngiranya gue kasar, soalnya kan sudut pandang orang itu berbeda-beda." kata Zidan datar.

Andrian yang sudah menonton videonya seketika merasa sedikit malu. Ternyata Zidan justru hanya membaca komentar kasar dari pacarnya.

"Oke, kalo gitu gue min—"

"Udah gue maafin, yaudah gue balik buat anterin Salsha dulu ya. Gak enak gue takut di marahin bawa anak orang," ucap Zidan lalu menggandeng tangan Salsha.

Pemilik tangan melirik Erlan, "lah, kan yang bawa gue kesini si Erlan. Kenapa lo yang nganter? Lagian kata orang tuh lo anak kota yang sok ganteng terus suka ngegame sampai toxic ke tim." Perkataan Salsha kembali membuat keadaan menjadi panas.

Zidan dengan penuh kesadaran tinggi pun mengakui.

"Iya, gue emang orangnya kasar suka ngebentak. Dan gue ngaku kalo gue anak motor yang suka ugal-ugalan. Oh iya, gue juga jarang di rumah, selalu keluyuran. Berangkat sekolah gak terlalu dipentingin." Ungkapnya langsung melepas gandengan dan berjarak dengan posisi Salsha.

"Tapi itu dulu, senakal-nakalnya Zidan belum pernah ngerusak perempuan. Bahkan dia gak mau deket sama cewek karena takut sifat dulu dia kembali, kalo kata gue juga dia agak brengsek." jelas Farel.

Andrian menatap Zidan yang berdiri diam di panggung kecil studio Andaran. "Berarti dugaan gue bener tentang lo yang kasar?" tanya Andrian penasaran.

"Iya, gue kasar banget dulunya. Yaudah, lo mau pulang dianterin gue atau mau sama Erlan?"

Saat Salsha menoleh pada Erlan, lelaki itu langsung berubah datar. "Gue mau samperin Meisya, ada masalah salah paham sama dia. Kayaknya Zidan juga gak bakal aneh-aneh ke lo Sal, selama gue sahabatan sama dia tiga tahun belum pernah liat dia sebagai cowok playboy atau cowok gak bener." ujar Erlangga.

"Lagian orang yang keliatan brengsek sok ganteng itu biasanya karena faktor keadaan keluarganya. Zidan pernah gak punya rumah, dan dia milih hidup di jalanan sebagai anak motor. Terus dia belajar ke jalan yang bener, dia nabung buat beli motor sport dan berbagi buat orang-orang gak mampu. Akhirnya dia kenal Erlan, gue dan yang lain. Setelah itu kita sama-sama belajar perbaiki diri masing-masing, sampai kita bangun cafe The GEAN sama studio baru." jelas Eza.

Zidan menghembuskan nafas cuek. Dirinya tidak suka kehidupan keluarganya dibahas oleh temannya. Sementara Salsha masih kurang percaya dengan penjelasan tentang Zidan.

"Gak perlu ngebahas soal masa lalu, cukup jadiin pelajaran aja. Perihal dia mau pulang sama gue atau gak, itu hak dia." sahut Zidan.

"Ah, yaudah lah ayo balik." kata Salsha cepat karena ia ingin segera sampai rumah.

"Balik sama siapa?" tanya Andi sambil tetap fokus bermain game di ponselnya.

Salsha kepergok sedang menatap Zidan, lelaki ketua Andaran itu mengeluarkan sepasang sarung tangan dari saku celananya. "Kalo mau sama gue ya ayo, udah malem banget tuh. Nanti gue ditanyain lagi sama bang Haikal," gumam Zidan terdengar oleh Salsha.

••••••

Saat sedang perjalanan menuju rumah Salsha, di dalam mobil Zidan berusaha mencari topik pembicaraan. Namun, belum sempat berbicara Salsha sudah bertanya lebih dulu.

"Gue boleh tanya soal keluarga lo gak?"

Zidan menoleh, "boleh, silahkan tanya aja,"

"Keluarga lo baik-baik aja kan?" tanya Salsha berhati-hati.

Sambil menyetir mobil Zidan mengangguk. "Keluarga sekarang baik-baik aja. Kalo waktu gue SMP sih ada problem sedikit, ternyata bisa bikin ortu gue mau pisah. Gara-gara ayah gue dipelet sama pelacur, terus bunda dikasarin sampai hampir memutuskan pengen cerai. Saat itu posisi gue lagi jadi anak yang gak dipercaya karena gue jadi anak motor sebelum buat Andaran. Setelah berkali-kali gue kecelakaan sampai pernah koma, disaat itulah orang tua gue berhasil dipersatukan sama adik gue, Monica. Dia aslinya adik gue, Sal. Adik kandung gue, dulu sampai sekarang dia paling takut kehilangan gue. Karena bagi dia, orang tua gak bisa jadi rumah tetap buat dia. Jadi, dia apa-apa pasti ke gue." jelas Zidan menceritakan sampai membuat Salsha meneteskan air mata.

"Dan gue juga pernah kecewain bang Haikal, dulu gue pernah apa-apa pasang wajah dia. Sampai banyak yang kira gue sama dia pacaran, dia paling gak suka sama yang namanya pacaran. Dia kecewa sama gue, setelah dia lulus SMA bang Haikal memutuskan kuliah di luar negri. Meninggalkan gue dengan orang tua yang gue gak bisa terbuka ke mereka, cuma Haikal yang jadi pendengar terbaik gue. Walaupun karakternya emang cuek banget, tapi dia selalu pantau gue." ujar Salsha.

Sesaat tidak ada pembicaraan lagi, Zidan tiba-tiba mengusap kepala Salsha begitu lembut. Seseorang yang merasa ada usapan hangat itu pun menoleh.

"Maafin gue ya? Gue bohong ke semua orang, kalo Monica itu adik sepupu gue, padahal dia asli adik kandung gue. Gue cuma gak mau dia kena hujatan sama orang-orang gara-gara masalah dua tahun lalu." Celetuk Zidan sambil tetap fokus menyetir.

"Iya, gue juga ngertiin kok posisi lo sebagai kakak itu gimana. Emang lumayan serba salah sih kalo orang lain gak paham sama alasan lo," sahut Salsha.

•••••

Di sisi lain Erlangga kini sedang menemui Meisya di sebuah cafe tak jauh dari Cafe GEAN. Dari awal masuk, Erlan memang sudah melihat Meisya yang tengah duduk sendirian sambil memakan makanan favoritnya.

"Sya, gue mau minta maaf sama lo," kata Erlan berdiri di hadapan Meisya.

Meisya berpura-pura tak mengenal, "siapa lo ya? Punya kesalahan apa sampai minta maaf ke gue."

"Gue mau temenin lo disini, kenapa lo belum balik sih? Kan ini udah malem, udah mau tutup juga." kata Erlan heran.

Meisya mendorong tubuh Erlan sampai tubuh lelaki itu menabrak sudut meja pelanggan. Sebenarnya sedikit sakit, namun Erlangga tidak ingin terlihat terluka di hadapan Meisya.

"Gak perlu, gue gak dibolehin deket sama cowok kasar. Modal ganteng jadi anak motor aja udah songong, banyak gaya biar bisa dapatin gue." Cibir Meisya pergi membayar pesanannya, kemudian keluar dari cafe.

Erlan mengejar Meisya sampai dihadang oleh geng motor yang termasuk musuh dari Geoxsa Andaran. Tanpa berlama-lama Erlan langsung menarik tangan Meisya untuk berhenti. "Lo pulang sekarang, buruan. Gue gak mau lo celaka karena gue. Gue brengsek di mata lo gak papa, asalkan jangan karena gue, lo jadi terluka!" Tegas Erlangga.

Dengan terpaksa Meisya menjauh demi keselamatan dirinya. Dan memang karena satu lawan lima anggota geng motor, Erlan sedikit kewalahan menyerang sendirian.

Setelah saling memukul satu sama lain, keributan yang mereka lakukan ternyata diketahui oleh seorang warga. Hingga diteriaki dan hendak dilaporkan polisi.

Meisya sudah khawatir bukan main, namun Erlangga justru terlihat tenang. Perempuan seumuran Salsha pun menghampiri Erlan dengan memukul lengan tangan lelaki itu.

"Aduh! Sakit, Sya. Lo kasar banget sih jadi cewek, gak baik lo punya karakter suka mukulin cowok." kata Erlan meringis kesakitan.

"Elo tuh! Gak baik buat gue!" Selain membentak, Meisya dengan berani menonjok perut Erlangga.

Bagai luka yang belum sembuh namun kembali dibuat terluka. Sakitnya menjadi Erlangga kini bertambah dua.

"Ish, Sya ... Lo tuh kenapa sih berani banget kasar sama cow—"

Uhuk!

Erlangga mendadak batuk usai ditonjok perutnya oleh Meisya. Perempuan itu menatap tak peduli pada salah satu anggota Andaran tersebut.

Bertahan adalah pilihan Erlan untuk bisa mengantar Meisya pulang karena sudah larut malam. Meskipun anggota geng motor tadi telah ditangkap oleh warga, Erlangga tetap tidak tenang jika belum mengantarkan Meisya.

"Gue ... Mau anterin lo—"

"Gak usah! Gue bisa balik sendiri!" ketus Meisya lalu pergi meninggalkan Erlan sendirian.

Lelaki itu mulai lemas sambil memegangi perutnya yang sakit.

"Ini efek gue gak makan, badan gue jadi lemes. Apa gue kuat ya buat ngejar Meisya? Tapi gue udah gak kuat jalan,"

Baru satu langkah pelan, Erlangga langsung jatuh pingsan di tepi jalan. Meisya yang berjalan lumayan jauh tiba-tiba merasa tidak enak.

"Kok gue ngerasa gak enak ya? Ah, itu orang gak bakal kenapa-napa lah. Palingan juga cuma alasan aja mau modusin gue," Pikir Meisya tetap berjalan sambil memainkan ponselnya.

Selang melanjutkan beberapa langkah, Meisya merasa penasaran hingga menoleh ke belakang dan melihat Erlangga sudah tergeletak di tepi jalan.

"Hah?! Erlan?! Woi? Sumpah? Aduh!"

Meisya berlari kencang menghampiri Erlan, sesampainya ia segera membangunkan lelaki itu namun hasilnya masih tetap tidak sadar.

"Duh ... Lo kenapa sih? Mana ini anak mukanya pucat banget lagi, gimana gue bawanya ke rumah sakit ya. Orang lewat aja udah gak ada,"

Dikala Meisya tengah bingung, Erlan tampak setengah sadar pada saat temannya Salsha itu memangku kepalanya.

"Sya? Maafin gue ya, gue gak bisa anter lo ke rumah. Gue gak kuat, Sya. Gue minta maaf—"

"Ah, shut! Bisa diem gak sih? Gue panik nih, anak orang tergeletak di tepi jalan kayak gini." Dumel Meisya kesal bercampur khawatir.

Erlangga mengerjapkan matanya berkali-kali, "astaghfirullah ... Kepala gue pusing banget ... Bahkan untuk sekedar buka mata aja udah sakit, Bu ... Maafin Erlangga karena telat makan lagi. Perut aku sakit ..." gumamnya meringis karena sakit dan air matanya pun keluar.

Meisya baru pertama kali melihat seorang cowok menangis. Ia menatap wajah Erlangga yang benar-benar merasa kesakitan seolah meronta-ronta.

"Gak papa kok, Sya. Lo kalo gak mau dideketin sama gue ya santai aja, gue gak bakal gangguin hidup lo. Gue cuma minta tolong sekarang atau mungkin terakhir kalinya buat hubungin Zidan biar bisa selamatkan gue. Ya setidaknya kalo gue gak selamat— tubuh gue dibawa ke rumah, biar orang tua gu—"

"Apasih ih! Lo gak boleh ngomong kayak gitu! Lo gak boleh ngerasa aneh-aneh! Lo harus yakin dong kalo lo bisa selamat sampai rumah," Meisya bicara tegas sambil sesenggukan menangis mendengar ucapan Erlangga.

"Cie ... Khawatir juga lo sama gue," Ledek Erlan seketika berubah biasa saja.

Meisya yang tersadar bahwa dirinya telah dipermainkan, ia pun memukul Erlangga saking kesalnya.

"Gak lucu! Lo mainin gu—"

"Eehh, gue beneran sakit ini. Emang udah lemes banget, kirain juga lo gak bakal balik arah. Kan ..."

"Banyak omong lo!" Meisya menjambak rambut Erlangga keras.

"Yaudah, gue minta maaf deh kalo gue gak bisa anter lo. Ya ... Emang adanya gue gini, kalo lo masih ngerasa gue kasar ya gak papa." kata Erlangga kemudian berusaha berdiri.

Erlangga merasa kepalanya semakin pusing, ia pun memegangi kepalanya. Sambil mendekati Meisya, Erlan meraih tangan perempuan itu dengan lemas.

"Eh! Lo kenapa sih? Lo sakit atau gimana? Muka lo pucat banget ini ..." ucap Meisya mulai memegang kedua bahu Erlan.

Lelaki itu menggeleng lemah. "Gak papa kok, Mei, gue masih bisa jalan anterin lo."

Meisya ikut menggeleng karena tak yakin. "Udah, biar gue yang bawa lo!"

1
Hanni Hann
hai kak, aku udah mampir. semangat ya/Determined/
chipsz🌙
semangat yaaa nulisnya✨❤️‍🔥
Wida_Ast Jcy
aku mampir nih mampir jg yah thor jgn lp like dan coment yah semangat cintaaa
hanzee
semangat thor, jangan lupa mampir yaa💪🥰
Aulia Nur
bagus Kaka 🥰
Aulia Nur
bagus Kaka lanjut 🥰
Dian
Lanjut Thor smngt❤️
Dian
Bunga utk mu biar makin semangat nulisnya❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻 ayo saling dukung mampir jg kek karya aku “two times one love.”
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!