bercerita tentang seorang ceo kaya raya dan sukses bernama Sagara, dia mencintai seorang gadis bernama Nayla, yang ternyata gadis itu adalah anak dari pria yang membu*nuh ibu kandung Saga.
Bagaimana kisah selanjutnya apakah dia akan terus mempertahankan cinta atau membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Edo pun melepaskan Priska setelah dia menyalurkan has rat bina tangnya pada Priska
" terima kasih cantik " ucap Edo pada Priska sambil menepuk pipi Priska secara perlahan dan mencium bibir Priska sekilas.
" tolong... aku mau ke kamar mandi, aku ingin mencuci miss v aku " ucap Priska dengan lemah, dia nampak lelah dan tak bertenaga, Edo memandang Priska sesaat kemudian dia pun melepaskan rantai yang mengikat tangan dan kaki Priska tanpa curiga sedikitpun, begitu rantai kaki dan tangannya terbuka.. Bughhh... Priska langsung memukul Edo dengan keras tepat dileher nya, dan dalam waktu hitungan detik Edo langsung meninggal.
Priska melucuti baju dan celana Edo, kemudian dia memakainya sendiri karena tidak mungkin dia memakai pakaian dia yang sudah compang camping.
Dengan kepandaian dia dalam mengatur strategi, dia bisa dengan mudah keluar dari tempat penyiksaan yang selama ini dia disekap, dia berjanji akan membalas semua perbuatan Saga padanya, tapi sebelumnya dia ingin menyiksa Saga terlebih dahulu melalui Nayla.
" aku bersumpah akan membalas setiap tetes darah yang keluar dari tubuhku dengan tetesan darah kekasihmu Saga, aku pastikan kau akan menderita sebelum ajal menjemputmu " ucap Priska dalam hatinya.
.
.
.
" Nay lu udah dapat undangan kan dari alumi sekolah kita waktu SMA " tanya Rina pada Nayla ketika mereka sedang berada di kantin.
" udah seminggu yang lalu dari kak Raka " ucap Nayla sambil terus memakan makan siang nya.
Uhukkk... Rina batuk setelah mendengar perkataan Nayla.
" serius lu.. kok bisa?? " ucap Rina dengan kaget.
" bisa lah.. kan kak Raka sendiri yang bikin acara " ucap Nayla lagi dengan santai.
" nggak maksud gue kenapa bisa Raka yang ngasih tahu lu, bukannya di group udah ada pengumumannya, lu lagi deket ya sama Raka?? "
" deket apanya ya.. jelaslah kita kan satu kampus, dan dia juga masuk kelas ekstra kurikuler dibidang seni, jadi wajar lah kalau kita deket, walaupun beda jurusan "
" nggak maksud gue bukan deket seperti itu, maksud gue lu clbk ( cinta lama bersemi kembali ) sama kak Raka "
" emang nya kenapa?? Nggak boleh toh kita sama sama singel kan?? Lagipula lu kan tahu sendiri kalau gue udah suka ama kak Raka dari jaman kita sekolah dulu "
" tapi gimana dengan mantan bos lu itu?? "
" hmm... Rin lu kan tahu kalau dia udah tunangan, gue nggak mau ya.. jadi perusak hubungan diantara mereka berdua "
" tapi Nay.. " ucapan Rina terhenti ketika Raka datang dan menghampiri lalu menyapa mereka berdua.
" hai Nay... hai Rin... " sapa Raka.
" Nay hari ini ada jadwal kelas melukis kan?? Kita kesana bareng yuk.. " ucap Raka kemudian sambil mengalihkan pandangannya pada Nayla.
" emm.. boleh, kakak udah makan siang?? " tanya Nayla.
" udah tadi bareng temen... "
" oh ya udah kita ke kelas sekarang aja, kebetulan aku juga udah selesai kok makan nya... eh Rin gue cabut duluan ya, ntar malam gue tlp lu ya.. " Nayla berdiri setelah pamit pada Rina.
" heum.. " Rina hanya menjawab dengan guman saja, pandangan matanya terus terfokus pada punggung Nayla dan juga Raka hingga mereka menghilang dari pandangan matanya. Sebenarnya Rina ingin bilang sama sahabat nya tersebut tentang kebenaran soal tunangan Saga dan Priska, tapi Saga sudah bilang pada Rina untuk tidak bilang apapun pada Nayla, karena dia ingin mengatakannya langsung. Hanya saja melihat situasi Nayla seperti ini Rina merasa kasihan, walaupun Nayla terlihat biasa saja, tapi dia tahu dalam hatinya dia sangat bersedih, apalagi dia juga tahu kalau Nayla begitu mencintai mantan bos nya tersebut.
Rina menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemudian dia beranjak dari tempatnya dan menuju ruang kelas berikutnya.
.
.
.
" permisi tuan.. " ucap Juna ketika memasuki ruangan Saga dikantornya.
" hmm.. " Saga hanya menjawab dengan berdehem tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer.
" anak buah kita yang berada di markas delapan mengabarkan kalau Edo meninggal tuan " Saga langsung menghentikan aktivitasnya dan mengangkat kepalanya melihat kearah Juna yang berdiri tepat dihadapannya.
" dia meninggal dikarenakan mendapat pukulan keras di bagian leher sehingga menyebabkan titik Nadi nya terhenti dan langsung meninggal, dan ... " Juna menghentikan ucapannya sejenak, dikarenakan Saga memotong perkataan nya.
" dan apa.. " ucap Saga dengan nada tinggi.
" Priska... dia kabur tuan " ucap Juna
" bodoh kalian menjaga satu perempuan saja tidak becus " Saga bangkit dari tempat duduknya, kemudian dia berjalan mendekati Juna.
" perketat penjagaan untuk Nayla dan cari dia sampai dapat dan pastikan dia masih hidup karena aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri "
" baik tuan.. "
" Juna... ingatkan lagi tentang peraturan kelompok kita pada mereka, jangan dibiarkan .. karena itu bisa saja memberi peluang untuk mereka berkhianat pada kita.. jangan sampai kasus seperti Edo akan terulang kembali.. " ucap Saga pada Juna dengan nada penuh ketegasan.
" siap tuan... saya akan beri pengarahan yang lebih ketat lagi bagi mereka tuan " ucap Juna dengan yakin.
.
.
.
Jam kuliah sudah selesai, sesuai ucapan Saga kalau dia akan menjemput Nayla dikampus, Saga pun mengantar Nayla hingga depan rumahnya, setelah Saga pergi Nayla ber istirahat hingga sore dan dia pun bersiap siap karena akan pergi bekerja ke Club. Rencananya hari ini dia ingin mengundurkan diri bekerja di Club.
seperti biasa jika akan pergi ke Club dia selalu melewati jalan yang sama, dan selalu bertemu dengan Mia.
" hallo kak Mia .. apa kabar ?? " sapa Nayla begitu dekat dengan Mia.
" ohh... hai Nay.. apa kabar?? Aku baik.. kemana saja selama ini sudah hampir sebulan aku tidak melihatmu, aku pikir kamu sudah berhenti bekerja di club sana " ucap Mia dengan penuh keakraban.
" aku kemarin ada tugas dari kampus, namun pas disana aku mengalami musibah, dan baru seminggu balik kesini " jawab Nayla
" ohh... pantas saja, dan sekarang kamu mau pergi kerja, tapi ini kan masih sore "
" iya sebenarnya ini hari terakhir aku berangkat kerja ke Club, aku memutuskan untuk bekerja dicafe saja, kebetulan teman aku ada yang nawari bekerja di cafe nya "
" emm.. bagus nya memang begitu sih, Club itu nggak aman buat gadis sebaik kamu bekerja disana, tapi... kapan kapan kita masih bisa ketemu kan Nay?? "
" tentu saja kak, kita akan selalu bertemu jika ada waktu dan kesempatan, aku juga masih ingin belajar teknik melukis yang baik dan benar dari kakak "
" bisa aja kamu... eh.. berhubung jam kerja kamu masih lama, gimana kalau kamu main kerumahku sekarang?? aku juga ingin menunjukan hasil karya ku yang lain selama kita tidak bertemu Nay "
" emm... boleh, tentu saja boleh aku bahkan akan merasa senang "
" ya sudah gimana kalau kita pergi sekarang, nanti aku akan mengantar mu ketempat kerja mu " usul Mia, dan langsung disetujui oleh Nayla.
" hmm... ok " Mia mengeluarkan ponselnya lalu dia menelpon sang supir untuk menjemput mereka, dan tak lama supir pun datang, Nayla dan Mia masuk kedalam mobil, dan mobil pun berjalan perlahan meninggalkan tempat mereka, sementara di kejauhan Juna memperhatikan Nayla dan juga Mia dengan alis mengerut.
" kenapa Nayla bisa kenal dengan Mia, dan sejak kapan?? " guman Juna yang hanya bisa didengar olehnya.
aminn