Kamu anak tuhan sedangkan aku hamba Allah. Bagaimana mungkin kita akan bersatu dengan dalam ikatan suci dan menjadikanmu imam yang tidak sujud pada tuhanku ?. Tetapi jika kita tidak berjodoh kenapa kita di pertemukan dan kenapa perasaan ini begitu kuat padamu ?. Dari pertemuan yang tidak di sengaja Muhkta dan Satria di perpustakaan kampusnya, menimbulkan perasaan dihati Satria untuk perempuan yang tak sengaja menambaraknya. Apakah dari pertemuan tidak disengaja itu cinta mereka akan tumbuh ? Yuk ! Baca selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Masalah Karena Kesalahpahaman Orang Ke Tiga
"Hidup itu pasti ada masalah, jika tidak ingin memiliki masalah maka jangan hidup"
\_ Satria Putra Jeason \_
Celin masih berada di lingkungan Satria, Satria juga masih di sana karena keegoisan Celin karena masih tidak percaya bahwa Satria telah menikah.
"Kamu berbohong kan, Satria" Ucap Celin memeluk Satria tetapi Satria dengan cepat mendorongnya.
"Aku tidak berbohong sama sekali, wanita tadi yang bersamaku adalah istriku namanya Mukhta" Teriak Satria yang membuat Celin bungkam mulutnya dengan kedua tangannya, dia memegang dadanya yang terasa sesak mendengar kenyataan bahwa pujaan hati yang dia dambakan telah menikah dengan orang lain dan membuat keluar dari agamanya.
"Kenapa harus secepat ini ?" Lirih Celin dengan suara serak
"Bagaimana mungkin kamu mengatakan secepat ini ?, setelah meninggalkan ku dari kita pacaran kelas 2 SMA, dan kamu pindah sekolah tanpa memberitahuku. Dan aku masih setia menunggu kehadiranmu kembali, sampai pad akhirnya aku memilih untuk menikah meskipun aku harus merelakan agamaku dan membuka lebaran baru" Jelas Satria yang membuat Celin mendongakkan kepalanya dan air matanya setrus menetes
"Satria... aku minta maaf. Tapi... jika kamu berkenan aku mau jadi yang ke dua untukmu dan bersedia menjadi mualaf demi cintaku" Perkataan Celin membuat Satria benar-benar terkejut
"Aku tidak bisa Celin, aku telah berjanji kepada diriku sendiri untuk menikah satu kali dalam hidupku, aku tidak berniat menikah lagi. Memang iya di dalam agamaku yang ini boleh menikah paling banyak 4 tetapi aku sangat mencintai istriku yang tidak ada tandingannya itu dia adalah wanita paling cantik setelah kakak dan mamiku" Jawab Satria
"aku mohon Satria, aku ingin mengisi hari-hari terakhirku bersan orang yang aku cintai. Izinkan aku menikmati indahnya sebuah pernikahan" Penuturan Celin membuat Satria tersentuh, tetapi ia tetap tidak akan menikahinya.
"Mungkin jika aku menikah denganmu ada kejaiban dari Tuhan untuk sembuh dari kanker ganasku ini, dan jika pun tidak bisa sembuh maka aku tidak akan berada diantara kalian berdua. Tapi aku mohon izinkan aku menjadi istri yang ke dua" lanjut Celin bersimpuh di kaki Satria, untungnya mereka masih berada di ruangan kerja Satria jauh dari pandangan orang lain.
Satria terkejut apa yang dilakukan Celin dengan memundurkan dirinya beberapa langkah, ia berharap Celin akan bangun dari sujudnya.
"Aku mohon..." Lirih Celin
"Maafkan aku, aku tidak bisa melakukan itu. Aku akan pulang menemui istriku di rumah" Pamit Satria berlalu dari pandangan Celin
*****
Di sebuah rumah seorang wanita tertidur dengan posisi memeluk guling membenamkan wajahnya di balik guling. Sehingga dimana Satria telah sampai di rumah ia telah mendapatkan sang istri yang ia cintai telah tertidur dengan damai di alam mimpinya.
Perlahan kakinya melangkah menghampiri sang istri, ia benar-benar merasa bersalah telah membuat istrinya pulang dari kantor sendirian. Ia mendekati istrinya lalu membawa kedalam pelukannya.
"Sayang ....." Lirih Satria mengusap pucup kepala istrinya dengan penuh rasa bersalah.
"Maafkan aku yang telah mengabaikanmu tadi, bukan maksud aku mengabaikanmu tapi diriku yang baru berjumpa dengan dirinya setelah sekian lama menghilang, membuat diriku sedikit bertanya-tanya karena dirinya pergi selama ini" Ucap Satria
"Tidurlah yang nyenyak wahai Bidadariku, sebisa mungkin aku akan menjadikanmu ratu di dalam rumah kita ini, tanpa harus ada kursi lagi" Lanjut Satria
Cup ....
Kecupan manis mendarat di pipi mulus Mukhta, Satria beranjak dari tempat tidurnya untuk mengganti pakaian yang ia gunakan. Karena izin tidak akan pergi ke kantor lagi.
