[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Gionardo Alano
Gionardo Alano berada di usia matang sebegai lelaki. Usianya 25 tahun saat ini. Dia memiliki wajah tampan dengan rahang tegas, mata biru yang meneduhkan, juga hidung mancung. Tubuhnya memiliki banyak otot yang terbentuk dan tinggi mencapai 185 cm. Dia dilahirkan tampan dan kaya dengan keluarga mafia yang berpengaruh dan berkuasa.
Saat ini dia mewarisi bisnis ilegal keluarganya yang bergerak di bidang narkotika dan senjata. Gionardo memiliki kemampuan berkelahi dan menembak yang sangat hebat. Dia mahir dalam segala seni bela diri dan berbagai senjata api. Dia juga memiliki kepekaan luar biasa terhadap pergerakan musuh. Di balik segudang kehebatannya, Gio memiliki hati kejam yang bisa menyingkirkan siapa saja yang menghalangi jalannya. Dia juga bertekad tidak akan jatuh cinta dan tunduk kepada wanita manapun. Gio hanya membutuhkan wanita untuk dipakai dan dinikmati setelah itu Gio akan meninggalkan mereka tanpa belas kasih. Sekali pun brengsek semua wanita yang dia temui rela melemparkan diri kepadanya. Siapa yang tidak ingin bersama Gio yang terkenal hebat di kasur dan memiliki paras sempurna bak seorang pangeran.
Gio duduk di sebuah bar sambil menyesap anggur dari gelas kaca berkaki. Cuaca musim gugur selalu dingin dan dia butuh sesuatu yang bisa menghangatkanya. Gio selalu menarik perhatian dimana pun dia berada, karena selalu dikelilingi pengawal yang diberikan ayahnya untuk melindungi dari musuh - musuh yang ingin menjatuhkannya.
“Gio… kau memang setampan kata mereka” Seorang wanita duduk dipangkuan Gio dan membuai dengan suara seksi secara tiba - tiba. Pandangan wanita itu sama sekali tidak berpaling dari wajah tampan Gio.
“Kau punya nyali. Kau berani duduk di pangkuanku” Kata Gio ketus.
Pengawalnya langsung siaga begitu ada orang asing yang mendekat kepada Gio
“Enyahlah! aku sedang tak ingin” Lanjut Gio kasar.
“Aku bisa membuatmu puas. Kau tak ingin memberiku kesempatan?” Goda wanita itu yakin. Dia merasa memiliki cukup jam terbang untuk memuaskan Gionardo.
“Enyahlah!”
Gio menolak wanita tadi karena menurutnya tidak menarik. Wanita itu berada di bawah standarnya. Melihat wajah Gio yang menegang wanita itu segera menyingkir karena tau betapa kejamnya lelaki itu sekali pun pada seorang wanita.
Gio memberikan kode jari kepada lelaki yang berada tepat di sampingnya. Dia adalah Fransesco anak dari asisten ayahnya yang sangat setia.
“Apa tidak ada wanita lain yang lebih menggoda?”
“Tidak ada Tuan. Anda sudah mencoba hampir semuanya” Jawab Fransesco setelah memandang sekeliling. Bar langganan Gio jarang diikunjungi oleh wanita. Kalau pun ada, wanita itu merupakan wanita bayaran yang bekerja di sana atau mungkin para wanita yang tinggal di dekat sini dan mencari hiburan.
“Carikan yang cantik dan perawan aku tidak mau wanita bekas. Kalau perlu kita bisa membayarnya”
“Baik, Tuan”
Karena bosan Gio berdiri dan bersiap meninggalkan bar itu. Hari ini suasana hatinya sedang tidak baik. Gio mengeluarkan rokok dan menghisapnya dalam. Di depan bar yang ada di kota Roma seorang wanita berjalan sambil membawa sekantong belanjaan. Wanita itu terlihat sangat cantik natural dengan tubuh yang menggoda. Mata Gio tidak pernah salah menilai wanita. Dia berani bertaruh jika wanita itu memiliki tubuh seksi di atas kasur.
Gio memberhentikan asistennya “Selidiki wanita itu aku menginginkannya”Kata Gio kepada Fransesco. Sekalipun ingin menyergapnya secara langsung. Gio tidak akan memakakan kehendaknya pada wanita. Sejauh ini mereka yang mengemis agar Gio mau meniduri mereka. Memberi pengalaman tak terlupakan. Gio sangat handal dalam hal memuaskan perempuan.
Fransesco memberi kode pada salah satu pengawal Gio untuk menghampirinya “Ikuti wanita itu, jangan sampai kehilangan jejak”
Pengawal yang diberi misi segera berlari mengejar wanita yang diinginkan Gio.
Tak lama lelaki itu kembali dengan wajah takut “Maaf Tuan saya kehilangannya di persimpangan.”
“Bodoh” Gio mencengkram kerah lelaki itu dan menghempaskannya ke tanah.
“Cari sampai dapat beserta segala informasi tentang dirinya”
Ini sangat jarang terjadi Gio sangat menginginkan wanita yang baru dia lihat dalam beberapa menit.
“Jika kau tidak dapat. Aku akan membunuhmu” Ancamnya
Fransesco membantu lelaki itu berdiri “Jangan sampai gagal lagi. Atau aku yang akan membunuhmu” Kata Fransesco
Gio menyalakan rokok lagi dengan pematiknya lalu berjalan meninggalkan bangunan bar di ikuti semua pengawalnya. Fransesco memberi kode kepada pengawal lainnya untuk menyiapkan mobil untuk anak emas bos besar.
***
Sesampainya di rumah mewah dan besar miliknya sendiri. Gionando masuk ke ruang kerja dan meminta Frensesco memanggil salah satu anak buahnya yang memiliki kemampuan menggambar. Gio yang meminta agar ada lelaki yang hebat menggambar untuk memudahkanya mencari musuh atau mata - mata di sekitarnya. Lelaki itu masuk ke ruang kerja Gio dengan buku gambar dan pensil
“Silakan dijelaskan yang kau inginkan Tuan” Kata Fransesco dan memberi tanda untuk bersiap kepada lelaki itu.
“Dia memiliki tubuh tinggi yang dibalut pakaian yang tidak terlalu bagus. Tapi bukan itu poinnya. Dia memiliki dada besar yang menggoda dan bokong indah. Aku benar - benar tidak bisa membayangkan ketika dia berbaring di ranjang tanpa sehelai benang”
Fransesco mendengar penjelasan Gio yang tidak bisa di mengerti. Bosnya ini memang bodoh dalam mengungkapkan isi hati.
“Apa bisa lebih spesifik?” Kata Fransesco hati - hati.
Gio mencoba mengingat - ingat “Hidung mancung dan bibir seksi. Aku melihatnya dari samping darimana aku tahu dengan jelas?” Katanya kesal.
“Intinya cari saja sampai dapat” Titah Gio
Fransesco berdiri dan membungkukan sedikit badannya pada Gio. “Ayo keluar” Ajaknya pada bawahan tadi.
“Panggil Elena kesini” Pinta Gio sebelum Fransesco keluar.
Fransesco membawa salah satu pelayan muda yang cukup cantik dengan tubuh langsing ke hadapan Gio.
“Keluarlah” Katanya pada Fransesco
Elena menunduk menghadapi Gio yang memandangnya dengan tajam. “Apa ada yang bisa saya bantu, Tuan?” Kata Elena.
Gio mengambil Elena dari orang tuanya yang berhutang padanya dan menyuruhnya bekerja sampai hutang kedua orang tuanya lunas. Menurut Gio dia cukup murah hati, dia sudah membayar wanita itu di muka sekarang tinggal wanita itu bekerja dengan baik di istana milik Gio dan melakukan apa saja yang Gio minta.
“Tentu saja.. aku ingin…” Gio beranjak dari duduknya dan memeluk Elena dari belakang. Gio bisa merasakan jika wanita itu menegang dalam pelukannya “Aku ingin kau memuaskanku, kau tau kan caranya” Bisiknya.
Elena bisa merasakan sesuatu yang mengeras di belakangnya. Dia tidak bisa menolak Gio, jadi Elena membiarkan Gio melakukan yang dia mau terhadapnya. Termasuk melucuti semua pakaian Elena dan membuangnya asal. Gio mendorong Elena ke sofa yang dia duduki dan memandang tubuhnya dari atas kebawah.
Bolehlah untuk sekali pakai.
Elena terdiam dan memejamkan matanya. Dia takut pada Gio dan tatapannya yang seperti pemangsa. Gio melepas pakaiannya dan memposisikan sesuatu di depan Elena “Hisaplah” Katanya. Elena ragu beberapa saat
“Cepatlah. Jangan membuang waktuku”
Elena berusaha semampunya sekalipun beberapa kali dia merasa ingin muntah ketika benda itu masuk ke kerongkongannya. Dia menikmati pemandangan Elena yang berjongkok tepat di selangkangannya dan memaju mundurkan kepalanya. Gio mengangkat tubuh mungil Elena dalam gendongannya, memposisikan kakinya mengangkang dan Gio memasukan barangnya di dalam milik Elena, sehingga gadis itu memekik sakit disertai desahan nikmat ketika Gio mulai menggerakan tubuhnya dengan Elena dalam gendonganya dan mengalungkan tanganya di leher Gio. Malam yang cukup panas untuk mereka.
***
“Keluar dari sini aku sudah selesai” Kata Gio sambil melempar pakaian Elena. Elena memandang lelaki di depannya. Sekali pun Gio sudah melecehkannya, tapi dia mengagumi wajah lelaki itu yang seperti malaikat jatuh serta kemampuannya yang membuat Elena merasa candu. Elena mencampai puncak beberapa kali karena permainan Gio yang tahan lama.
Melihat Elena memandangnya. Gio menatap tajam wanita itu “Keluar sebelum aku seret. Jangan berharap lebih hanya karena aku sudah menikmatimu” Ingatnya
Gio bisa merasakan tatapan Elena kepadanya. Tatapan itu bukan tatapan benci melainkan tatapan kagum terhadapnya dan dia tidak merasakan apapun kepada pelayan itu. Semua yang dia lakukan bukan atas dasar perasaan. Itu kebutuhan.
Elena memakai bajunya dan keluar dari ruangan Gio dengan perasaan kecewa, karena perlakuan dingin lelaki itu. Fransesco memandangnya sesaat, lelaki itu berjaga di depan ruang kerja Gio dari tadi dan sepertinya mendengar jelas desahannya. Elena merasa pipinya memanas dia segera berlari menuruni tangga rumah Gio menuju ke kamar yang ada di belakang dapur.
”Hanya karena sudah memakainya bukan berarti kau lepas tugas. Kau harus tetap membawa wanita itu kehadapanku.” Pesan Gio begitu melihat Fransesco di luar ruangan.
Km jg semangattt