"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diterima Dengan Baik
Fira langsung memegangi Ibunya. Kala sadar jika Asma hampir terjatuh. Begitu juga dengan Farhan, dia langsung menopang tubuh Asma.
Saat mereka masuk kedalam, lagi-lagi Asma dan Fira dibuat kehilangan tanaga. Untungnya Farhan selalu berada di samping mereka.
"Kita duduk disini dulu?" ajak Miranti.
Mereka semua langsung duduk di ruang tamu, menatap takjub pada wajah cantik Fira.
"Beruntung sekali kamu Farhan, bisa mendapatkan istri secantik Fira." ujar Lisa, Kakak tertua Farhan.
Sebelumnya, tentu saja mereka sudah berkenalan sebelum masuk rumah.
"Fira, maaf ya nak ... Jika kamu merasa dibohongi." ucap Miranti, dia bergegas duduk di antara Farhan dan Fira. Karena disebelahnya lagi, ada Asma yang masih menatap tak percaya.
"Bu, maafin kami sekeluarga. Karena telah membohongi Ibu. Jujur, saya sendiri aja merasa kesal akibat ulah Farhan ini." pinta Miranti menatap Asma.
"Saya sih, masih gak percaya. Jika besannya orang kaya seperti kalian. Saya merasa gak pantas. Apalagi, kami ini orang miskin, orang tidak berada." ujar Asma merendah diri.
"Bu, gak ada yang membedakan kita. Bahkan kami gak membedakan Ibu sama sekali. Jadi, jangan merasa rendah diri. Yang penting bagi kami, Farhan bahagia dengan pilihannya. Apalagi, selama ini Farhan selalu saja memuji kebaikan kalian. Kalian yang tidak pernah memandangnya rendah, kala dia tidak membawa uang sepersen pun." papar Miranti. Sedangkan Alan hanya menatap kagum ke arah istrinya.
"Karena kami tahu bagaimana rasanya direndahkan. Makanya, kami memperlakukan Farhan sebaik mungkin. Dan berharap orang lain juga memperlakukan kami dengan baik." ucap Asma.
"Dan kami lah, orang itu. Kami akan memperlakukan kalian dengan baik. Karena kalian telah memperlakukan anak laki-laki satu-satunya di keluarga kami dengan baik." ucap Dila. Dan mendapat anggukan dari semua orang yang berada disana.
"Maaf, karena aku juga ikut berbohong." ujar Santi daei sofa seberang Fira.
Fira dan Asma hanya membalas dengan senyuman. Karena mereka tidak tahu harus memberi tanggapan seperti apa.
"Oya, karena tradisi keluarga kita, setiap menantu yang datang pertama kali ke rumah, akan mendapatkan hadiah dari Mama dan saudara-saudaranya." seru Erika, Kakak Farhan yang paling heboh.
"Ini dari aku dan suami ..." menyerahkan sebuah kotak perhiasan. Dan Farhan langsung mengambilnya.
"Gak seru, ini pasti dari toko kita ... Dan Papa pasti memberikan diskon ..." seru Farhan langsung dilempari bantal oleh Erika.
"Ini dari aku dan keluargaku ..." Dila menyerahkan sebuah tas keluaran terbaru.
Farhan kembali mengambilnya.
"Dan ini dari kami sekeluarga ..." Lisa menyerahkan segepok uang tunai berjumlah seratus juta. "Maaf aku hanya bisa memberi ini, karena tidak tahu kamu suka apa. Jadi, setidaknya kalian bisa membeli apapun kesukaan kalian." lanjut Lisa.
Asma langsung bergetar, kala melihat sendiri bagaimana anaknya diterima dengan baik oleh keluarga Farhan. Dia bahkan tidak bisa menahan air matanya.
"Maaf ,,, aku terlalu bahagia melihat kalian menerima Fira." ucap Asma menghapus air matanya.
"Tentu saja, karena Fira adalah pilihan anak kami, dan cinta dari anak kami." sahut Miranti, dia bangkit duduk disamping Asma dan memeluknya.
"Papa, mana hadiah dari Ibu?" tanya Miranti pada Alan.
Alan pun, langsung berdiri dan memasuki salah satu ruangan yang diduga ialah kamar dari Miranti dan Alan.
Kemudian dia keluar juga membawa sebuah kotak kayu, yang diukir dengan begitu indah.
"Ini hadiah dari Mama dan Papa. Dulu Mama juga mendapatkan ini dari mertua Mama. Dan beliau bilang, ini adalah sebuah berlian yang membawa keberuntungan bagi keluarga kita. Dan sekarang aku serahkan padamu, pada menantu perempuan satu-satunya di keluarga ini." jelas Miranti mengeluarkan sebuah bros berlian.
Fira langsung menatap semua orang disana, seolah-olah meminta persetujuan dari mereka semua. Dan yang berada disana langsung mengangguk paham. Karena selama ini, baik Miranti dan Alan selalu menjelaskan siapa yang berhak atas bros yang nenek mereka berikan.
"Terimakasih, dan ini sungguh berlebihan." ucap Fira setelah terdiam sejak tadi.
"Ini tidak berlebihan. Dengan kamu menerima Farhan saja, sudah menjadi hadiah bagi kami sekeluarga. Asal kamu tahu, selama ini Farhan memang berniat gak mau nikah. Untung dia bertemu denganmu." jelas Erika ceplas-ceplos.
Dan Alan langsung menggelengkan kepalanya, melihat sikap Erika.
"Erika ..." tegur Miranti.
"Maaf Mama ..." kekeh Erika, dan suaminya langsung memeluk tubuh Erika dari samping.
Lain disini, lain juga dengan Alvin. Dia masih tidak percaya, jika lelaki yang menjadi saingannya memiliki harta yang berlimpah. Dan setahunya Farhan merupakan anak lelaki satu-satunya di keluarga tersebut.
"Gak mungkin, mereka pasti membohongiku, ya mereka pasti berbohong ..." kekeh Alvin tidak terima. Apalagi Farhan lebih dari segala-galanya.
Alvin memang tidak menyukai siapapun lelaki yang mendekati Fira, saat masih pacaran pun, Alvin tidak suka, saat mengetahui ada lelaki lain yang mendekati pacarnya. Apalagi sekarang, Alvin jelas-jelas sangat membenci Farhan karena telah berhasil merebut Fira-nya.
Alvin kembali melajukan mobilnya untuk pulang. Dia berencana akan memberitahukan pada Fira, jika suami yang dibangga-banggakan oleh Fira, tidak lebih dari seorang pembohong.
Akan tetapi rencananya gagal, saat melihat kedai Fira ditutup rapat. Akhirnya Alvin memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
"Raya ... Aku haus, tolong bawakan minum." perintah Alvin kala melihat Raya sedang bermain ponsel.
"Dari mana aja? Ambil sendiri." cetus Raya. Dia masih sakit hati akibat perkataan suaminya.
"Ah,,, punya istri gak guna." teriak Alvin.
"Sama kayak aku, punya suami juga gak guna. Malah masih memikirkan mantan terindahnya." sahut Raya tanpa memindahkan tatapan dari ponsel ditangan.
"Mau kemana? Mau beli minum sama Fira? Percuma, mereka udah pergi pakai mobil mewah." cetus Raya kala melihat Alvin bangkit.
"Apa? Mobil mewah?" tanya Alvin memastikan. Dan Raya hanya bergumam mengiyakan.
"Jadi, Farhan tidak bohong?" gumam Alvin.
"Gawat ..." lanjut Alvin menjambak rambutnya.
"Kenapa sih?" panik Raya kala melihat kelakuan suaminya.
Alvin langsung memasuki kamar dan meninggalkan Raya seorang diri.
"Ini gak bisa dibiarkan. Fira milikku, hanya milikku." ucap Alvin saat dia berada di kamar.
"Bang, kenapa?" Raya menyusul Alvin.
"Kamu tahu? Ternyata Farhan adalah anak dari toko mas indah bersinar!" seru Alvin membuat Raya menelan ludah.
"Gak mungkin ..." Raya berseru tak percaya.
Alvin menceritakan kejadian saat dia melihat Farhan berada di toko mas tersebut.
"Kenapa? Kenapa harus Fira yang selalu mendapatkan keberuntungan? Kenapa harus Fira yang selalu menang dari aku." batin Raya tidak terima.
"Kamu pasti bohong Bang, gak mungkin Farhan anak dari Pak Alan. Gak mungkin. Karena menurut berita yang beredar, anak Pak Alan berada di luar kota." jelas Raya.
"Terus, kenapa tadi mereka bisa dijemput oleh mobil mewah?" tanya Alvin.
"Gak, aku gak terima jika Fira lebih bahagia dari aku. Aku gak terima, jika Fira bisa mendapatkan segalanya. Ya, aku harus merebut Farhan." batin Raya.
Baik Alvin dan Raya, mereka sama-sama hanyut dalam pikiran masing-masing.