Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apapun akan aku berikan
Saat ini Queen dan Mirza sudah berada di dalam mobil yang akan membawa mereka ke sebuah kota yang akan menjadi tempat tinggal Queen yang baru.
"Apa kau tidak ingin melihat rumah kedua orang tuamu sebelum pergi?" Tanya Mirza.
Queen menggeleng. "Aku tidak ingin menambah luka dalam hatiku sebelum pergi, Kak. Kedua orang tuaku sudah bahagia tanpa kehadiranku. Melihat rumah mereka hanya akan membuatku terluka karena berharap mereka masih merindukan kehadiranku sebagai anak mereka."
"Jangan berbicara seperti itu, Queen. Percayalah jika kedua orang tuamu pasti masih menyayangimu." Ucap Mirza.
Queen tersenyum kecut. "Jika mereka menyayangiku mereka pasti menanyakan keadaanku selama ini, Kak. Bahkan mereka sama sekali tidak pernah mengirimkan sebuah pesan pun kepadaku." Ucap Queen dengan lirih.
Tangan Mirza terulur mengelus pundak Queen. "Terkadang apa yang kita lihat dan kita dengar tidak selamanya sesuai dengan yang kita pikirkan. Mungkin saja selama ini kedua orang tuamu memiliki alasan tersendiri melakukan itu semua. Bagaimana pun juga kau adalah anak mereka dan yang harus kau ingat jika tidak ada yang namanya mantan anak di dunia ini." Ucap Mirza.
Queen menatap Mirza dengan tatapan sendunya. "Bisakah kita tidak membahas hal ini, Kak? Aku tidak ingin perjalanan ini aku lewati dengan kesedihan." Ucap Queen.
Mirza mengangguk. "Maaf. Aku tidak akan lagi membahasnya." Ucap Mirza.
Queen tersenyum lalu menurunkan tangan Mirza dari pundaknya. "Terimakasih karena mau mengerti, Kak." Ucap Queen.
"Kau tidak perlu berterimakasih untuk itu." Balas Mirza.
Queen tersenyum lalu mengarahkan kembali pandangannya ke arah jendela. Selamat tinggal kota sejuta kenangan. Semoga kita bisa bertemu lagi di keadaan yang lebih baik. Ucap Queen dalam hati lalu memejamkan kedua kelopak matanya.
Di sebelah Queen Mirza nampak menatap wajah Queen dengan tatapan tak terbaca. Izinkan aku untuk mengisi seluruh hatimu, Queen. Maka tidak akan aku biarkan sedikit pun kesedihan datang menghampirimu. Ucap Mirza dalam hati.
*
Setelah melewati beberapa jam perjalanan menggunakan mobil akhirnya mereka pun sampai di kota yang akan menjadi tempat tinggal Queen yang baru bersama dengan anaknya.
"Apa kau lelah?" Pertanyaan yang sama kembali terlontar dari mulut Mirza pada Queen.
"Tidak terlalu lelah. Rasa lelahku bahkan sedikit berkurang karena kini aku sudah sampai di tempat yang akan menjadi awal perjalanan hidupku bersama anakku." Jawab Queen seraya tersenyum.
Mirza turut tersenyum mendengar ucapan Queen. Untung saja selama dalam perjalanan bayi dalam kandungan tidak terlalu rewel hingga membuat Queen bisa istirahat dengan nyaman selama dalam perjalanan.
Pandangan Queen pun beralih pada rumah yang ada di depannya saat ini. "Apa ini rumah yang Kakak maksud?" Tanya Queen.
Mirza mengangguk membenarkan. "Ya. Rumah ini memang tidak sebesar rumah kedua orang tuamu, namun aku harap kau bisa nyaman tinggal di sini." Ucap Mirza.
Queen menggeleng. "Tidak, tidak, tidak. Rumah ini cukup besar jika hanya ditempati oleh aku dan anakku." Jawab Queen.
"Selamat datang, Tuan dan Nona." Seorang wanita paruh baya nampak menghampiri mereka hingga memutus percakapan di antara mereka.
Mirza tersenyum membalas sapaan Bu Sarni. "Queen, perkenalkan ini adalah Bu Sarni yang akan menjaga dan membantumu selama tinggal di rumah ini." Terang Mirza.
Queen tertegun lalu menatap Bu Sarni yang sedang tersenyum kepadanya. "Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Tanya Queen.
"Tentu saja tidak. Kau membutuhkan seorang teman saat aku sedang berada jauh darimu nanti." Ucap Mirza.
"Terimakasih, Kak." Ucap Queen yang sudah paham maksud ucapan Mirza.
Mirza mengangguk sebagai jawaban. "Kalau begitu ayo kita masuk." Ajak Mirza.
Queen mengangguk lalu mengikuti langkah Mirza masuk ke dalam rumah. Saat sudah berada di dalam rumah Queen kembali dibuat tertegun melihat kondisi rumah yang jauh lebih besar dari apa yang ia bayangkan dari luar. Bahkan perabotan di dalam rumah sudah nampak lengkap dan tertata dengan rapi.
"Kak Mirza..." Queen hendak berbicara namun Mirza lebih dulu memotongnya.
"Aku akan memberikan apa pun yang bisa membuatmu nyaman dan merasa aman." Ucap Mirza yang sudah paham apa yang ingin Queen katakan.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
kepin bakal balik lagi ke Quee