Di jadikan istri kedua karena dendam, lalu apakah akan ada cinta yang menolongnya? Namun, sepertinya dendam Raka tidak berlaku bagi Krystal yang super tangguh dan genius.
Krystal di nikahi oleh suami Viona yaitu sahabat terbaiknya, tak mau terus menjadi istri ke dua, ia membuat kesepakatan bersama Raka suami tiraninya untuk di lepaskan setelah melahirkan.
Tak bisa di ganggu gugat, dan begitulah pilihan yang Krystal mantapkan untuk lari dari pernikahan yang perlahan menyesakkan dadanya.
Putri yang baru saja di lahirkan dia tinggal dengan nanar. Tiga bulan menyusui putrinya secara diam-diam sebelum akhirnya Krystal benar-benar pergi meninggalkan tanah air.
Bulan ke empat ia memiliki ASI, justru di berikan pada putra malang milik CEO tampan barunya, tempat di mana dia bekerja.
Enam tahun lamanya ia bisa bernapas lega bersama Hyun Ki di Korea sana, merawat Joon anak angkatnya.
Lalu bagaimana dengan nasib putri yang dia tinggalkan bersama suami dan istri pertama suami nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kado....
"Krys." Viona memanggilnya dari meja makan "Kamu kenapa?" Tanyanya cemas.
Krystal mengambil tisu kering, mengelap wajah terutama bibirnya, dia tersenyum menatap sahabatnya "Aku, ..."
"Kamu hamil kan?" Sambar Viona.
Sejenak Krystal terdiam, tak tahu harus menjawab apa, sepertinya Viona telah menudingnya, ada kemurkaan yang tersirat di sana "Aku, ..." Belum selesai ucapan Krystal lagi-lagi Viona memotongnya.
"Kenapa kamu mau menandatangani perjanjian konyol ini?" Viona melemparkan satu dokumen perjanjian yang Raka simpan di berangkas nya.
Perjanjian tertulis yang mengatakan bahwa Raka dan Krystal setuju membuat bayi tabung, meskipun menikah tapi keduanya setuju untuk tidak saling menyentuh satu sama lain.
Viona menggeleng menatap Krystal dengan wajah kecewanya "Jadi kamu berkorban banyak untuk ku dan Raka? Kamu lupa, dulu Raka selalu menindas mu? Kenapa kamu mau membuat bayi tabung bersamanya, Krys? Aku tidak habis pikir." Lanjutnya menimpali.
Raka dan Krystal tercengang mendengar penuturan kata wanita itu, rupanya Viona sudah salah paham. Viona membaca perjanjian yang sudah tidak berlaku bagi Krystal dan Raka. Viona pikir bayi yang Krystal kandung adalah hasil dari bayi tabung.
Viona beralih pada Raka "Tega kamu membuat seorang gadis hamil? Dari dulu kamu tidak pernah bisa berubah! Selalu menjadi laki-laki yang egois!" Berang nya keras, meledak sudah kemarahan yang Viona tahan selama dua hari ini.
Setiap malam Viona terus menghalangi suaminya keluar dari kamar, berharap Raka tidak merundung sahabatnya. Jika sudah di sewa rahim nya, setidaknya Raka tidak perlu menindas Krystal lagi.
Raka menggeleng "Vio, aku tidak, ..." Ucapan Raka belum selesai namun Krystal membuat lelaki itu diam.
"Sudah Vio," Krystal mendekati kursi roda Viona, duduk di sisi wanita itu "Aku tidak apa-apa, ini semua aku lakukan tidak gratis kok, setelah aku melahirkan, Raka akan memberikan aku banyak uang, kau tahu kan cita-cita ku, aku mau membuat perusahaan sendiri, aku masih butuh banyak uang untuk melanjutkan usaha rintisan ku. Kau tenang saja. Aku senang melakukan ini untuk mu, kapan pun waktunya, setiap perempuan pada akhirnya akan hamil juga, kau tidak perlu mengkhawatirkan status ku seperti itu, doa kan saja aku dan bayi mu sehat." Jelasnya.
Viona menggeleng "Tapi Krys, Raka jahat padamu." Ujarnya mengalir bebas air mata yang mengintip di sudut netra nya.
Krystal tersenyum "Tapi kamu tidak, aku melakukan ini untuk mu." Ucapnya yang juga tak kuat menahan bendungan di matanya.
"Aku menyayangimu. Di dunia ini hanya kamu yang paling mengerti aku." Viona memeluk sahabatnya dengan isakan kecilnya.
"Kau juga, di dunia ini, hanya kau yang mau tulus berteman dengan ku." Kata Krystal.
"Maaf kan suamiku yang egois." Sambung Viona terisak.
Krystal menggeleng "Soal itu aku tidak mau. Aku tidak akan pernah bisa memaafkan nya, suamimu terlalu jahat padaku." Tepis nya.
Viona mempererat pelukannya "Terimakasih Krystal, terimakasih banyak." Ucapnya lirih.
Raka pilu melihat pemandangan itu, di mana kedua istrinya saling menyayangi tapi sama-sama membenci dirinya. Di sini hanya dialah yang menjadi Mafia nya. Yang menjadi penjahatnya. Jika azab Tuhan itu tersiar nyata seperti di film-film mungkin Krystal dan Viona adalah orang pertama yang ingin menyaksikan itu.
"Sekarang kita makan, kamu harus banyak makan. Supaya sehat kandungan mu." Setelah melerai pelukannya Viona mengajak.
Krystal mengangguk "Kamu juga, kau harus segera pulih, jangan biarkan suami mu mengkhianati mu lagi hanya karena kau yang terus berada di kursi roda ini." Ucapnya.
Viona mengangguk. Keduanya menghadapi meja makan panjang tersebut membalikkan piringnya masing-masing, Krystal memberikan satu sendok besar nasi putih pada piring Viona, lalu kemudian Viona mengambilkan dua sendok besar nasi pada piring milik Krystal.
"Vio." Krystal menggeleng "Kau curang, kamu terlalu banyak memberikan aku nasi." Protesnya.
"Ada bayi ku yang sedang tumbuh di dalam perut mu Krys. Jadi makan lah yang banyak, kau tidak berniat membiarkan bayi ku kelaparan bukan?" Tampik Viona menyudutkan.
Sejenak Krystal terdiam "Baiklah aku setuju, tapi kau juga harus menambah porsi makan mu, kau harus cepat sembuh supaya bisa mengurus bayi mu." Titah nya.
Viona tersenyum "Baiklah." Ujarnya.
Raka mendongak, mengedip matanya beberapa kali, berusaha menahan air mata yang sedikit lagi terjatuh. Rasanya sulit menguatkan dirinya sendiri untuk saat ini.
Ray dan Elevy baru saja sampai di lantai dua. Mereka menduduki kursinya masing-masing "Vio, kamu sudah lama menunggu?" Tanya Elevy menatap menantu pertamanya.
Ray hanya diam tak bersuara, tak ada yang dia lakukan selain menatap kedua menantu cantiknya dari tempatnya.
Viona menggeleng "Tidak juga Mamm." Jawabnya.
"Syukurlah, sekarang kita mulai sarapannya," Elevy tersenyum seraya menoleh pada putra tampannya "Ayok Ka, kamu juga sarapan, ini salad nya Krystal yang bikin loh, khusus untuk mu." Ajaknya.
Raka mengangguk seraya duduk di sisi kursi yang Viona duduki "Terimakasih Say, emmh, Krystal." Ucapnya kikuk.
Sapaan sayang sudah menjadi kebiasaan Raka pada istri ke dua nya tapi harus dia urungkan agar tak menyakiti satu istri lainnya.
"Sama-sama." Jawab Krystal datar.
Tak ada pembicaraan penting di atas meja makan, Viona tak pernah betah berbicara ketika sedang berhadapan dengan Ray.
Viona tidak begitu menyukai lelaki tirani itu. Sejatinya Ray lah orang yang terus mendesak Raka untuk memiliki keturunan.
...• • • • • • • • • • •...
Malam harinya,
Di atas ranjang berukuran super king berwarna putih toska, menyandang piyama tidur panjang Raka meleyeh kan punggung pada sandaran ranjang sembari memainkan gawai tipis miliknya, sengaja Raka melihat-lihat kalung berlian keluaran terbaru dari brand-brand terkenal, termahal dan ternama di dunia.
Di sisinya Viona sudah berbaring miring menatap suaminya yang sibuk dengan ponselnya, Viona sudah tidak terlihat sakit namun, acap kali kehilangan sepenggal-sepenggal memori yang entah kemana perginya.
"Kamu ngapain?" Tanya Viona.
Raka sempat tak merespon namun setelah beberapa kali di tarik piyamanya, barulah Raka menyadari panggilan Viona "Ka. Kamu ngapain?" Ulang nya.
"Hah?" Raka menoleh tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuk "Bukan, bukan apa-apa. Aku hanya lagi cari kado, untuk Krystal, kira-kira apa yang dia sukai? Kau kan temannya, kamu pasti tahu kesukaannya." Tanyanya.
"Kamu mau kasih kado?" Tanya balik Viona.
"Iya, untuk kado menyambut kehamilannya, gimana kalo kalung, kamu setuju kan?" Usul Raka.
"Tentu saja setuju, kalung juga bagus, tapi memberikan kalung, berarti kamu harus memakaikan nya, jadi cari yang lain saja, kau kan sudah sepakat tidak saling menyentuh." Sanggah Viona.
Cukup lama Raka terdiam, sebenarnya perjanjian yang Viona katakan ini sudah lama dia langgar, Raka bahkan masih sangat candu bersentuhan dengan raga mulus istri ke dua nya.
...• • • • • • • • • • •...
Bersambung.....
jadi Krystal juga sakit
dsni yg salah Raka yg gak tegas
plin plan dan bodoh