Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Setelah menonton, Rei, Angel, Dio dan Nisa makan di sebuah restoran cepat saji yang berada di dalam areal mall. Setelah membeli makanan dan mendapat tempat duduk di atas, Rei menceritakan kalau sebenarnya dia adalah kakak dari Angel atas sepersetujuan Angel,
“Oh jadi gitu ya hahaha,” ujar Nisa.
“Iya, maaf ya Dio, kak Nisa,” ujar Angel.
“Ga apa apa kale, emang temen temen gue kalo ngomong suka asal, sori kalo bikin lo jadi takut,” ujar Dio.
“Tuh udah jelas kan,” balas Rei sambil menoleh melihat Angel.
“Wah berarti Rei kosong dong nih,” ujar Nisa sambil menjulurkan jarinya ke dagu Rei.
“Tetep aja ga boleh,” ujar Angel langsung menyingkirkan tangan Nisa.
“Hahaha adik lo galak Rei, gue takut,” ujar Nisa.
“Hahaha iya, tapi imut,” balas Rei sambil merangkul Angel.
“Ih kakak, apaan sih,” balas Angel.
Tiba tiba Dio memasang wajah serius dan menatap Angel di depannya, Angel menjadi sedikit salah tingkah.
“Ngel sori ya, sebenernya gue ngajak lo keluar gini mau ngobrol serius ama lo,” ujar Dio.
“Mau ngobrol apa ?” tanya Angel
“Gini, lo kan di club bulu tangkis ya, lo kenal kan ada senior kita yang sekarang udah ga aktif dan masuk ke sma kita ? nah gue liat kan dulu lo deket ama dia, makanya gue mau tau tentang dia, soalnya gue suka dia,” tanya Dio.
“Hmm siapa ?” tanya Angel.
“Um...namanya Irene kalau ga salah,” jawab Dio.
“Pruuuut,” Rei yang sedang minum langsung menyemburkan minuman nya ke arah Nisa yang sigap mengangkat nampan menutupi wajah nya karena dia memperhatikan Rei.
“Hmmm,”
Angel berpikir, muncul kalkulasi sederhana di kepalanya, “kalau Dio naksir Irene dan mereka jadian, kakak ku bebas dan aku kembali berdua kakak ku hehehe,” langsung saja Irene menjawab pertanyaan Dio.
“Iya, gue deket, abis ini gue mau kerumah sakit jenguk dia lagi hehe,” ujar Angel.
Rei langsung menoleh melihat Angel di sebelahnya, kemudian dia mendekatkan wajahnya ke telinga Angel,
“Kok kamu kasih tau dia sih ?” tanya Rei.
“Kenapa ? kan aku udah bilang, aku ga restui kalian weeek,” jawab Angel.
“Aduh, kamu ini,” balas Rei.
“Emang dia kenapa Ngel ?” tanya Dio mulai khawatir.
“Kemarin ke tabrak mobil, tapi ga apa apa kok,” jawab Angel santai.
“Hah...ayo kerumah sakit sekarang gue khawatir nih,” ujar Dio berdiri.
“Oi tenang bego, Irene ya, kakak pernah ketemu ama dia ga,” ujar Nisa menarik Dio supaya duduk lagi.
“Belom lah kak,” ujar Dio sambil kembali duduk.
Rei tertegun, dia tahu persis kalau dirinya datang bersama Dio ke rumah sakit, Irene pasti langsung memeluk dirinya tanpa basa basi dan tidak akan mengingat Dio karena yang berada di dalam tubuh Irene adalah Nadia, seandainya hubungan Dio dan Irene ternyata dekat, Dio juga bisa mengetahui kalau yang berada di dalam tubuh Irene bukan Irene yang asli, hal itu bisa menghancurkan hati Dio berkeping keping.
[Hoho seru nih, ayo semua ke rumah sakit.]
“Apa apaan sih lo, kaga enak tau,” ujar Rei di kepalanya.
[Ada manusia di mabuk cinta kayak dia itu seru dan kalau dia hancur berkeping keping, dia pasti akan menuntut balas dan di situlah seni nya, makanya ayo ke rumah sakit hoho.]
“Iya menuntut balas nya ke gue,” ujar Rei.
[Tinggal pura pura mati dia puas dan kamu dapat bayaran.]
“Dah lah lo diem,” ujar Rei.
Rei tidak memperhatikan kalau Nisa menatap dirinya dan memperhatikan raut wajahnya, kemudian dia menjulurkan wajahnya ke depan wajah Rei,
“Oi yang namanya Irene itu cewe lo ya ?” tanya Nisa.
“Loh kok lo tau ?” tanya Rei yang reflek menjawab karena kaget walau kemudian dia menutup mulutnya.
“Ketara banget, begitu namanya di sebut, lo langsung nyembur kayak dukun, trus sekarang keliatan galau, mending lo jujur biar ade gue ga ngarep,” ujar Nisa.
[Ah mengacaukan rencana saja nih.]
Rei berpikir dan tidak menghiraukan SS di kepalanya, dia menoleh melihat Dio yang terlihat ceria berbicara dengan Angel. Apa yang di katakan Nisa itu benar, sebaiknya Rei segera memberitahu Dio agar tidak terjadi salah paham di masa depan yang menyakiti Dio.
“Um Dio,” ujar Rei.
Dio dan Angel langsung menoleh melihat Rei, Nisa mundur ke belakang dan melipat kedua tangannya di dada, wajah Angel berubah seketika,
“Sori, Irene itu cewe gue,” ujar Rei.
“Kakak.....aduh, jujur banget sih,” teriak Angel.
“Um itu benar Ngel ?” tanya Dio.
“Sori Dio, itu bener, makanya gue akrab ama dia karena itu juga, sori ya,” ujar Angel menunduk.
Dio langsung terdiam, wajahnya berubah seketika dari ceria menjadi sedih, Nisa di sebelahnya hanya menepuk nepuk punggungnya, kemudian Dio menoleh melihat Rei,
“Kak Rei, boleh ga gue ikut jenguk, gue mau pamitan sekalian,” ujar Dio.
“Pamitan ?” tanya Rei.
“Dia mau ikut nyokap kerja di luar negeri dan sekolah di sana, jadi sebenernya dia mau cari kontak cewe bernama Irene itu agar bisa lanjut berkomunikasi,” ujar Nisa menjelaskan sambil memegang kepala Dio.
“Oh gitu, tapi sebelumnya sori nih Dio, Irene sekarang ga ingat siapa siapa, dia cuman ingat mama nya, papa nya dan gue, ama Angel aja awalnya dia bingung, belakangan baru dia ingat, waktu kecelakaan dia mengalami amnesia, jadi sori ya Dio,” ujar Rei.
“Benar begitu ya Ngel ?” tanya Dio.
“Iya, semalem dia nginep di rumah gue gara gara kabur dari rumah sakit di bawa kakak Rei ke rumah, awal nya dia ga inget gue, tapi pas dia pinjem baju di kamar, baru dia inget gue walau ga semua dia inget,” ujar Angel.
“Haha gitu ya, berarti kalau dia ingat kak Rei, berarti dia sayang banget ama kak Rei, wah gue kalah telak kalau gini haha,” ujar Dio yang sedikit meneteskan air mata.
“Jangan nangis ah, malu tau,” ujar Nisa merangkul Dio.
“Kakak juga sih, tapi kakak bener, daripada nanti dia liat sendiri lebih baik di kasih tau sekarang, makasih ya kak,” ujar Angel.
“Iya, sama sama,” balas Rei yang bernafas lega.
“Tapi lo mancing gue loh Rei, gue jadi malah pengen liat si Irene itu secakep apa sampe lo kepincut,” ujar Nisa tersenyum.
“Lah kok lo ikutan sih Nis,” ujar Rei kaget.
“Coba aja lo pikir, kita berapa kali foto bareng, tapi kayaknya lo ama gue biasa aja, bukan cuman gue, ama yang laen juga lo biasa aja, gue malah sempet mikir lo kaga doyan cewe karena cowo ganteng kayak lo kan biasanya doyan sama sesama jenis, jelas kaget lah denger tau tau lo punya cewe, rasa penasaran gue langsung mentok, lo kan udah gue kasih tau kalau gue reporter hehehe,” ujar Nisa.
“Dih...begitu, serius lo sempet mikir gue doyan nya ama cowo ?” tanya Rei kaget.
“Iya lah, lo di kelilingi cewe cewe cakep tetep aja stagnant kok, jadi gue mau liat si Irene, gue penasaran kenapa dia bisa masuk ke elo dan gue kagak,” jawab Nisa.
“Loh kak Nisa ngincer kakak ku juga ?” tanya Angel.
“Hehe kan tadi sudah gue bilang, kalau lo udahan, kita gantian, gue serius tau hehehe,” jawab Nisa.
“Grrrrrrr,” Angel kembali menggeram.
“Ga usah lah kak, abis ini kita pulang aja,” ajak Dio.
“Eh beneran ? kalau ketemu doang kan ga apa apa ?” tanya Nisa.
“Sori kak, kalau kakak mau tetep pergi aku pulang aja sendiri ga apa apa,” jawab Dio.
“Aaaaah, ya udah deh, (menoleh ke Rei dan Angel) sori deh, gue jadi pulang ama Dio aja hehe,” ujar Nisa.
Rei dan Angel bernafas lega, setelah itu mereka berpisah, Nisa melambaikan tangan kepada Rei dan Angel sambil merangkul Dio yang terlihat lemas.
mampir juga ya kak di cerita akuu