"Oke, aku mau menikah dengan Kiara," putus pria.
"Alhamdulilah, aku sangat bahagia Bang mendengar keputusan kamu. Kak Ara pasti sangat bahagia karena bisa menjadi istri Abang," balas gadis itu dengan senyum sumringah, ia bahagia karena Kakak sepupu kesayangannya bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
"Tapi aku ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Katakan apa syaratnya Bang, aku bakal ngelakuin apapun agar Abang mau menikah dengan Kak Ara."
"Aku mau kamu jadi istriku, aku mau kamu menjadi istri pertamaku. Kiara tetap akan aku nikahi, tetapi dia akan menjadi istri keduaku." Mendengar ucapan dari pria yang ia panggil Abang barusan, jelas gadis itu kaget sekali. Bagaimana bisa punya ide gila seperti itu.
"Aku mau, Bang," putus gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Kondisi Kiara sendiri, belum bisa dikatakan sembuh. Kiara masih harus rutin menjalani kemo, bahkan besok Kiara juga harus kemo. Tubuh Kiara sendiri semakin kurus kering, rambutnya sudah rontok tanpa sisa.
"Iya, Mas. Semoga aku memang masih bisa sembuh ya." Digo mengaamiinkan ucapan Manda, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam Digo sangat mengharapkan kesembuhan sang istri.
"Kita balik ke ruang rawat yuk, udah cukup hari ini jalan-jalan ke tamannya," ajak Digo. Kiara hanya pasrah menuruti suaminya, padahal ia masih ingin berlama-lama di taman. Karena bisa menghirup udara segar, selain itu tentu saja agar Kiara terus-terusan di ruang rawarnya yang menurutnya sangat membosankan.
Sampai ruang rawat Kiara, Kiara tersenyum senang melihat kedua orang tuanya datang membawa barang yang ia inginkan.
Keira langsung memberikan barang itu pada putrinya, Kiara menerimanya dengan senang hati.
"Kamu minta belikan gitar Ki? Ke Ayah sama Bunda?" tanya Digo, terkejut saat mertuanya memberikan sebuah gitar baru untuk sang istri. Barang yang Kiara inginkan memang adalah gitar baru, Kiara bisa memainkan gitar sejak dulu.
"Iya, Mas."
"Kok kamu mintanya sama Ayah dan Bunda, enggak minta ke Mas. Mas ini suami kamu loh, harusnya kamu minta sama Mas aja. Mas sanggup kok beliin gitar, kamu mau minta beliin gitar lima sekalipun Mas bisa belikan," kata Digo kesal, ia sangat kesal tanpa sadar menumpahkan kekesalannya di depan kedua mertuanya. Ia sangat tidak suka, jika kedua istrinya menginginkan sesuatu mintanya pada orang lain. Bukan pada dirinya selaku suami, berakhirlah Digo kesal pada Kiara serta kedua mertuanya.
"Enggak gitu, maksud aku Mas. Kan aku kemarin tiba-tiba pengin gitar, Bunda sama Ayah dengar saat aku bilang ke Naina. Mereka lalu nawarin aku, ya aku enggak nolak. Bukan enggak yakin kamu bisa beliin, Mas. Cuma posisinya saat itu kamu lagi enggak ada." Kiara berusaha menjelaskan semua agar suaminya tidak marah lagi padanya.
"Dig, enggak usah digede-gedein masalahnya. Wajar dong orang tua beliin sesuatu buat anak mereka, enggak salah kan?" Keira membela putrinya, ia tidak suka Digo memarahi putrinya hanya karena masalah sepele. Aldo mengisyaratkan sang istri agar tidak perlu ikut campur dengan masalah rumah tangga putri mereka, karena sudah bukan kapasitasnya lagi.
"Bun, maaf ya. Ini bukan masalah sepele buat Digo. Digo merasa kayak enggak Kiara hargai sebagai seorang suami, kayak dianggap enggak mampi beliin gitar untuk istrinya sendiri," balas Digo tidak mau kalah, tetapi tetap berusaha bicara dengan sopan kepada ibu mertuanya. Kiara menangis melihat perdebatan antara sang suami dan Bundanya, ia merasa sanga bersalah karena dirinyalah sampai terjadi perdebatan seperti ini.
"Aku minta maaf sekali sama Mas Digo, tolong jangan marah sama aku. Aku enggak suka Mas Digo marah ke aku hiks hiks hiks," ujar Kiara sambil menangis, Keira mendekati putrinya lalu memeluk putrinya.
"Sudah enggak usah di perpanjang, Ayah punya solusi semoga Digo enggak keberatan," lerai Aldo akhirnya. Aldo mengerti ini semua karena ego seorang suami, mungkin jika Aldo diposisi Digo akan melakukan hal yang sama. Merasa tidak dihargai sebagai seorang suami bagi Kiara.
"Apa Yah, solusinya?" tanya Kiara dan Keira kompak.
"Gimana kalau kamu Digo ganti uang Ayah sama Bunda aja? Jadi gitar itu kamu yang beliin deh, bukan kami." Digo setuju dengan solusi yang Aldo berikan, ia langsung mentranfer langsung uangnya ke rekening Aldo seharga gitar itu.
"Sudah selesai kan? Jadi enggak perlu ada perdebatan lagi masalah gitar, lain kali Ayah sama Bunda akan membelikan sesuatu untuk Kiara setelah mendapatkan persetujuan kamu Digo, sebagai suami Kiara," ujar Aldo. Digo setuju dengan ucapan Ayah mertuanya.
"Iya, biar nanti aku kalau mau sesuatu mintanya sama Mas Digo aja. Aku enggak akan ngulangin kesalahanku lagi, sekarang Mas Digo udah enggak marah lagi kan sama aku?" Digo menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Kiara langsung tersenyum, meminta Digo mendekat. Digo mendekat, Keira agak menjauh agar putri dan menantunya bisa berdekatan. Kiara meminta peluk suaminya, Digo tanpa lama-lama langsung memeluk erat istrinya.
Aldo dan Keira yang melihat pemandangan itu tersenyum senang, walaupun menjadi istri kedua. Ternyata Digo bisa berbuat adil, yang terpenting bisa membahagiakan Kiara putri mereka.
"Ayah sama Bunda ke kantin dulu ya, mau cari makan. Kalian mau nitip apa?" tawar Aldo pada anak dan menantunya. Digo dan Kiara kompak menggeleng. Aldo mengajak istrinya ke kantin, sengaja membiarkan anak dan menantunya berduaan dulu.
"Mas aku mau nyanyi sambil main gitar deh, mau dengerin enggak?" tanya Kiara
"Boleh, emang kamu bisa ya main gitar? Kalau enggak bisa, biar aku aja yang gitarin kamu nyanyi aja," balas Digo.
"Bisalah aku, jangan ngeremehin aku dong, Mas. Nanti kalau Mas tau lagunya ikut nyanyi ya," pinta Kiara. Digo mengangguk paham, Kiara mulai memainkan gitarnya.
"Ku bersyukur memiliki kamu," nyanyi Kiara, yang ternyata suara Kiara bisa dibilang merdu juga. Digo mengingat ingat lagu yang Kiara bawakan, rasanya ia pernah mendengarnya. Namun, Digo lupa di mana dan bagaimana lanjutannya.
"Ku bahagia ada di sampingmu." Kiara bernyanyi sambil menatap suaminya, seakan lagu ini memang sengaja Kiara nyanyikan untuk sang suami. Karena menggambarkan perasaannya saat ini.
"Hati ini terasa tenang," lanjut Kiara. Digo tersenyum, ia belum juga bisa mengingat lirik lanjutan lagu itu.
"Bila kau selalu bersama diriku.
Ku terima kekurangan kamu
Kau terima kekurangan aku
Lengkapilah lembar jalanku
Untuk mengarungi di setiap langkahku."
"Dari dalam hati kau takkan terganti
Sampai nanti aku mati," nyanyi Digo akhirnya, Kiara senang Digo mau ikut bersama dirinya. Ini adalah impiannya bisa bernyanyi bersama Digo suaminya.
"Dari dalam hati kau takkan terganti," lanjut Kiara lagi.
"Ku cintai kau setulus hati
Ku sayangi kau sepenuh hati," lanjut Digo.
"Aku mohon kau tetap di sini
Menemani aku sampai akhir nanti
Kan ku jaga kau selama-lamanya
Sampai raga tak lagi bernyawa
Aku mohon kau tetap setia
Menemani aku sampai akhir dunia
Dari dalam hati kau takkan terganti sampai nanti aku mati
Dari dalam hati kau takkan terganti
Ku cintai kau setulus hati, ku sayangi kau sepenuh hati
Aku mohon kau tetap di sini, menemani aku sampai akhir nanti
Kan ku jaga kau selama-lamanya, sampai raga tak lagi bernyawa
Aku mohon kau tetap setia, menemani aku sampai akhir dunia," lanjut Digo dan Kiara berbarengan.