Niat hati ingin menolong kakak iparnya, justru kakak iparnya merebut suaminya
Kisah Ratna wanita cerdas yang dikhianati oleh suami dan iparnya.
"Na kamu hati-hati jangan sering ngebiarin suami kamu berduaan sama kakak ipar mu"
"Emangnya kenapa bi?"
"Takutnya mereka saling tergoda"
"Ya elah tenang aja, itu mah cuma ada di sinetron. Aku yakin kok Mas Jaka ga seperti itu."
Namun apa kenyataannya, Ratna benar-benar dikhianati oleh mereka.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
Pagi harinya setelah selesai mandi Amel membuka ponselnya dan melihat pesan dari Ratna.
Ratna memperbolehkan dirinya untuk tinggal di sana.
"Gas Agas." Panggil Amel pada anaknya yang berusia 10 tahun.
"Apa ma?" Tanya Agas.
"Kamu kemasi barang-barang kamu, soalnya sore nanti kamu mulai tinggal di rumah nenek." Ucap Amel.
Agas tidak banyak bertanya karena Amel sudah membahasnya kemarin.
Sembari menunggu Agas berkemas-kemas, Amel juga mengemasi barang-barangnya ke dalam koper.
...****************...
"Mas hari ini bisa kan lihat Keenar lomba?" Tanya Ratna.
"Ya ampun aku lupa, hari ini aku terlanjur ada janjian sama klien." Jawab Jaka.
Senyum Ratna memudar. Ia kemudian keluar dari kamar dan membangunkan Keenar untuk bersiap-siap karena hari ini ia harus berangkat lebih pagi.
Ratna tidak sempat menyiapkan sarapan karena ia terburu-buru.
"Papa mana ma?" Tanya Keenar saat Keluar dari kamar.
"Papa kerja sayang, maaf papa ga bisa nemenin kamu, karena papa punya tanggung jawab di kantornya." Ucap Ratna.
Keenar kecewa karena ia terlanjur bilang ke teman-temannya kalau papanya hari ini nemenin ia lomba.
Setelah Keenar dan Ratna berangkat ke sekolah, Jaka keluar dari kamar berniat untuk sarapan.
Ia melihat meja makannya bersih tak ada satu pun makanan yang tersaji di sana.
"Gimana sih, mau pergi bukannya nyiapin sarapan dulu main nyelonong aja." Omel Jaka.
Ia membuka kulkas untuk mencari makanan yang bisa untuk mengganjal perutnya, namun sayangnya kulkas juga kosong.
Terpaksa ia berangkat ke kantor dengan perut kosong.
...----------------...
"Gas ayo kita berangkat" Panggil Amel.
Agas keluar dari kamarnya dengan membawa satu tas besar.
Mereka berdua keluar dari rumah dan berjalan melewati gang kecil untuk tiba di rumah ibunya Amel.
Setibanya di rumah ibunya, Amel langsung masuk dan menemui ibunya yang tengah menyapu di kebon belakang rumah.
"Buk." Panggil Amel.
Susi menoleh ke belakang dan langsung menghampiri anak dan cucunya itu.
"Agas mau ke mana kok bawa tas besar banget?" Tanya Susi.
"Agas mau nginep di sini buk." Jawab Amel.
"Iya? Akhirnya nenek ada temennya." Ucap Susi.
"Kamu juga Mel?" Tanya Susi.
"Engga buk, Amel mau ke kota." Jawab Amel.
"Ngapain?" Tanya Susi.
"Kerja lah bu, kalau aku ga kerja nanti ibu sama Agas makan apa, ibu tau sendiri kan warisan almarhum suami aku ga seberapa." Jawab Amel.
"Kerja di mana Mel? Masa Iddah kamu belum selesai lo." Ucap Susi.
"Amel kerja di kantor suami aku buk, nanti tinggalnya di rumah Ratna." Jawab Amel.
"Apa ga mungkin masa Iddah kamu selesai dulu mel?" Tanya Susi.
"Kelamaan buk, mumpung ada kesempatan jangan disia-siakan." Jawab Amel.
"Ya udah kalau gitu, yang penting kamu di sana hati-hati." Ucap Susi.
Susi mengajak anaknya itu masuk ke dalam rumah dan mengobrol di ruang tamu sedangkan Agas masuk ke dalam kamar dan main game di sana.
"Kamu udah hubungi Ratna?" Tanya Susi.
"Udah buk." Jawab Amel.
"Apa Ratna ga keberatan kalau kamu tinggal di sana?" Tanya Susi.
"Engga lah, lagian malah Ratna yang nawarin aku buk, katanya kamar almarhum mertua aku masih kosong belum ada yang nempatin." Jawab Amel bohong.
Jam 3 sore ada mobil putih berhenti di depan rumah Susi. Susi memanggil Amel yang baru saja datang dari rumahnya untuk mengambil koper.
"Bentar buk Amel mau minum dulu." Ucap Amel dengan suara ngos-ngosan.
Tak lama kemudian Amel keluar sembari menarik kopernya.
"Mama berangkat dulu ya sayang, kamu nurut sama nenek, jangan bandel." Pesan Amel pada anaknya.
"Iya ma." Jawab Agas.
"Amel berangkat dulu buk, titip Agas." Ucap Amel.
"Iya, kamu hati-hati di sana." Jawab Susi.
Setelah selesai berpamitan Amel memasukkan kopernya ke dalam mobil itu kemudian mobil itu berjalan meninggalkan halaman rumah ibunya.
Di perjalanan menuju rumah Ratna, Amel mengabari adik iparnya itu kalau dirinya sudah ada di jalan.
"Huhh Alhamdulillah udah bersih." Ucap Amel.
Sepulangnya dari sekolahan Keenar, Amel langsung membersihkan kamar yang akan ditempati oleh Amel, karena kamar itu sudah lama tidak ditempati sehingga banyak debunya.
Setelah selesai beberes, Ratna langsung berjalan ke dapur dan menyiapkan makanan untuk makan malam nanti.
Ia membuka kulkas dan mengeluarkan bahan makanan yang tersisa.
"Kulkas udah kosong, tapi Mas Jaka belum kasih uang bulanan." Ucap Ratna
Dengan bahan seadanya Ratna mulai memasak.
Di dalam kamarnya Keenar berdiri di depan cermin sembari memegang piala yang baru ia dapatkan.
Keenar merasa sangat senang bisa mendapatkan piala itu.
Ia keluar dari kamar dan menemui mamanya di dapur.
"Ma apa papa masih lama pulangnya?" Tanya Keenar.
Ratna melihat jam yang ada di dapur menunjukkan pukul setengah empat.
"Satu jam lagi papa pulang." Jawab Ratna
"Horeeee." Ucap Keenar
Namun perkiraan Ratna salah, baru selesai ia bicara Jaka tiba-tiba membuka pintu rumahnya.
"Papa." Keenar berlari ke arah Jaka dengan memegang piala di tangannya.
Jaka langsung menyambut pelukan anaknya itu dan menggendongnya.
"Papa tadi Keenar dapat juara dua." Ucap Keenar.
"Wahh anak papa hebat, yang juara satu siapa?" Tanya Jaka.
"Sesil pa, padahal tadi waktu lomba Sesil curang pa, tapi malah dia yang juara satu." Adu Keenar sambil memanyunkan bibirnya.
"Walaupun Keenar tidak juara satu, tapi Keenar tetap juara satu di hati papa." Ucap Jaka sambil menciumi wajah anaknya.
"Mama di mana?" Tanya Jaka.
"Mama lagi masak." Jawab Keenar
Jaka berjalan ke dapur sambil menggendong anaknya menghampiri istrinya.
"Tumben udah pulang mas?" Tanya Ratna.
"Iya tadi acaranya cuma sebentar." Jawab Jaka.
"Masak apa?" Tanya Jaka.
"Malam ini kita makan telur aja ya mas soalnya bahan-bahan makanan sudah habis." Jawab Jaka.
"Kamu udah masak?" Tanya Jaka.
"Baru masak nasi." Jawab Ratna
"Malam ini kita makan di luar aja." Ucap Jaka.
"Tumben, ada apa nih?" Tanya Ratna.
"Untuk merayakan keberhasilan aku." Jawab Jaka.
"Keberhasilan apa?" Tanya Ratna penasaran.
"Aku sekarang diangkat menjadi menejer proyek." Jawab Dimas
"Beneran mas?" Tanya Ratna.
"Iya, makanya belakangan ini aku sering pulang malam jarang liburnya, itu karena aku lagi ngejar target." Jawab Jaka.
Ratna merasa bersalah karena ia sudah mengira kalau suaminya mempunyai berselingkuh di belakangnya. Ternyata selama ini suaminya tengah mengejar impiannya.
"Mas maafin aku ya." Ucap Ratna
"Untuk?" Tanya Jaka
"Aku sempet mikir kalau kamu punya simpenan makanya kamu jarang di rumah." Jawab Ratna jujur.
TBC
Jangan lupa LIKE dan tambahkan Favorit ❤️❤️❤️❤️❤️❤️