Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Refandi cukup geram mendengar ucapan ucapan dari mulut mantan ke tunangannya itu, bagaimana bisa dia menyukai wanita yang tidak berhati dan bermulut pedas seperti Maya tersebut, entah apa yang dia lihat dulu kepada Maya ini, cantik oplas, putih pun pakai pemutih, bisa bisanya dia cinta mati sama simayat ini, dan tersadar saat dia kecelakaan, bersyukur juga Refandi kecelakaan, karena kekurangan nya dia malah mendapatkan bidadari setelah di buang mbah kunti.
Malika pun ikut tersulut amarah namun sang suami tidak mengizinkannya melawan saat ini, tunggalah sebentar lagi apa yang di perbuat Maya klau tau dia sudah sembuh.
"Haaaiiisss.... Mas, apa yang kamu lihat dari perempuan itu, apa kamu kena jaran goyang" sungut Malika kesal.
Refandi hanya mendengus kesana mendengar cibiran sang istri.
"Mungkin Mas lagi mabuk parah waktu itu" ujar Refandi malas.
Malika jadi terkekeh melihat wajah kesal sang suami.
"Mau di sini aja, apa mau nyamperin makhluk astral itu" ujar Malika.
"Samperinlah" ujar Refandi dengan bibir memgerucut kesal.
"Sudah klau mau di samperin perlihatkan wajah tampannya, jangan muka kecut gitu yang di perlihatkan" kekeh Malika sambil merangkul pergelangan tangan Refandi, namun wajah Refandi masih saja terlihat kesal.
Cuppp....
"Nah senyum kan sudah di kasih kecupan manis ini" kekeh Malika, mulai berani.
"Wah... mancing mancing ini! awas kamu sayang, sampai pagi mas ngak akan ngelepasin kamu" ujar Refandi dengan mata berbinar, setelah mendapatkan kecupan manis dari sang istri.
"Ncek... masa bodo! sekarang hadapin mbah kunti dulu ayo" ujar Malika sudah tidak sabaran.
"Iya iya" ujar Refandi sambil merangkul pinggang sang istri dari sebelah kiri dan tangan sebelah kanan masih memakai tongkat, walau jalannya belum segagah dulu, namun sudah mulai normal.
Tak....
Tak....
Tak....
"Kami belum terlambat bukannn...?!" ujar Refandi seolah olah tidak terjadi apa apa, dan Malika pun mengikuti acting Sang suami, pura pura bodoh.
"Wuaaahhhh..... Omo...." kamu sudah bisa jalan Refan" pekik Clara memulai drama, padahal dia sudah tau Refandi sudah sembuh, dan clara juga sengaja mengencangkan suaranya agar di dengar oleh orang orang di sana yang dari tadi tidak henti hentinya membicarakan Refandi.
"Seperti yang kalian lihat" ujar Refandi dengan tersenyum tampan, itu sukses membuat ruangan itu mendadak hening, karena selama ini Refandi tidak pernah tersenyum tampan seperti itu, yang mereka tau Refandi orang yang kaku tidak banyak bicara, bahkan bersama Maya pun dia jarang tersenyum.
"Astaga, dari kapan kau bisa tersenyum seperti ini Refan?" tanya Lisa yang ikutan terpesona.
"Tentu saja semenjak ada istri cantik ku ini" ujar Refandi sambil menatap Malika dengan tatapan penuh Cinta.
"Ahhh... Adik ipar, kau benar benar telah merubah beruang kutup ini menjadi kucing manis" kekeh Sandi.
Refandi menatap Sandi horor namun Sandi cuek saja, selagi ada Malika dia akan aman dari ancaman potong gaji, potong bonus dan di pindahkan ke planet mars.
Malika hanya tersenyum manis, tentu saja senyum Malika itu membuat Malika semakin cantik berkali kali lipat, membuat siapa pun yang melihat itu di pastikan akan terpesona.
Refandi jadi kesal melihat orang orang menatap kagum sang istri.
"Jangan senyum senyum sayang, Mas ngak suka, cukup senyumnya untuk Mas seorang" ujar Refandi semangkin mengeratkan rangkulannya.
Romy, Sandi, Clara dan Lisa hanya mendengus kesal melihat tingkah posesif Refandi itu.
Sementara Malika hanya memutar mata jengah, dengan kelakuan sang suami
"S-sayang.... kamu sudah sembuh" ujar Maya yang ingin mendekati Refandi, namun sayang seribu sayang, Malika lebih dahulu berpindah tempat menghalangin Maya.
"Apa apa kau ini, kenapa kau menghalangi ku!!" kesal Maya.
"Mbak nya klau mau ngomong, ngomong aja, ngak usah dekat dekat" ujar Malika.
"Apa urusan kau, aku ingin dekat sama calon suami aku!" sentak Maya tidak tau diri.
Malika hanya tertawa sumbang mendengar ucapan Maya yang tidak tau malu itu.
"Sayang, apa dia calon istri mu?" ujar Malika manja bertanya kepada Refandi.
"Tidak" jawab Refandi tegas, padahal di dalam hatinya berbunga bunga, bagaimana tidak, selama ini Malika tidak pernah mengucapkan kata kata cinta seperti sekarang namun kali lihat lah, dengan terang terangan mengatakan sayang di depan banyak orang, bagaimana tidak bahagia Refandi di buatnya.
Duarrr....
Bagai di sambar petir di siang bolong hati Maya saat ini, bagaimana bisa Refandi yang selama ini begitu bucin kepadanya, kini bisa bersikap acuh, dia tidak terima, dan dia harus bisa mengambil miliknya kembali.
Bersambung.....