Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kehebohan pagi hari disekolah
"Nadira!!" Alena terbangun dengan nafas memburu, dia menggeleng pelan, ternyata semua itu hanya mimpi, tapi begitu nyata adanya.mimpi yang menceritakan kisah masa lalu si kembar Nadira dan Nadine.
"jadi aku.. Tapi kenapa aku tidak mengingatnya.." guman Alena kembali, entah kenapa jika memang benar yang dikatakan Nadira bahwa dia adalah Nadine lantas kenapa Alena tidak mengingat masa kecilnya?harusnya dia masih ingat tentang semua itu, dalam ingatan Nadira saja semua masih tergambar jelas walau usia mereka masih tiga tahun, sementara Alena? Dia mendapati kisah itu hanya lewat mimpi.
Alena kembali mengingat permintaan Nadira, gadis itu terus berpikir langkah apa dan bagaimana caranya dia memulai mencaritahu semuanya.
Apa aku memulainya dari ibu panti itu ya? Berpikir keras,dia menggeleng pelan kepalanya,tidak mungkin dia memulainya dari sana, yang ada nanti mereka kesenangan mendapati Alena kembali.
"haisss udahlah,aku mending ke sekolah dulu aja" Alena bergegas ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya dan bersiap ke sekolah.
.
.
"motorku,pria itu belum juga mengantar motorku kemari, sialan memang!" umpat Alena kala tidak mendapati motornya di parkiran apartemen.dengan terpaksa dia menghubungi Vallerio untuk datang jemput.baru juga selesai menelpon terlihat mobil Wiliam mendekat, Alena berdecak pelan
"kenapa dia kesini lagi!" ujarnya sangat pelan.
"masuk!!!" perintah Wiliam sembari membuka pintu samping untuk Alena. Gadis itu memicingkan matanya malas.
"tidak perlu,aku menunggu Vallerio untuk jemput!" ujar Alena tidak mengindahkan tatapan Wiliam yang menghunus ke arahnya. Gadis itu tetap mondar mandir sembari memainkan ponselnya.
"masuk Alena" sekali lagi Wiliam berujar tapi tetap sama saja, Alena malah seolah tidak menganggapnya ada disana.
"mau masuk sendiri atau digendong?" kali ini Wiliam terlihat serius, dia mendekat ke arah Alena yang sedang komat Kamit seolah baca mantra.
"kamu apaan sih, sudah aku bilang aku tunggu Vallerio, Wiliam turunkan aku!!" Alena berontak dalam gendongan Wiliam, jika adu tenaga dia kalah telak. aksi berontaknya sama sekali tidak mempan untuk ukuran tubuh berotot Wiliam.
Wiliam mendudukkan tubuh mungil Alena di kursi samping kemudi, tidak lupa dia memasang sealbet dengan cepat. Wiliam kembali masuk dan duduk di kursi kemudi.
"jangan keras kepala!" tegas Wiliam sebelum berlalu dari area apartemen.
"kenapa memangnya?? Suka suka aku kalau mau keras kepala, kenapa kamu peduli? Jangan ngatur karena aku tidak suka hal itu!!" cerocos Alena dengan suara tak bersahabat sama sekali. Wiliam hanya diam membiarkan Alena terus mendumel, hingga sampailah mereka di halaman sekolah gadis itu masih saja berbicara panjang lebar.
"sudah sampai,silahkan turun atau mau disini terus? Aku sih tidak masalah jika kita berduaan di dalam mobil ini, main ayok" Alena melototkan matanya, tatapan tajam dia layangkan pada pria itu.
"gila!!" Alena turun, dia menutup pintu mobilnya dengan keras seolah melampiaskan emosi yang memuncak. Wiliam hanya terkekeh pelan, dia merasa lucu sendiri melihat wajah merah padam Alena. Saat ini jiwa mereka seolah tertukar, jika dulu Alena yang selalu membuatnya naik darah, kali ini Wiliam mengambil alih tugas itu.
"sayang tunggu!" panggilnya dengan lantang sembari melangkah panjang untuk mensejajarkan langkah Alena yang sudah mulai jauh.
"diam Wiliam!!" Alena menghentakkan kakinya, semua itu tidak luput dari pandangan banyak siswa siswi lainnya. Mereka cukup kaget mendengar kalimat Wiliam, sungguh suatu keajaiban,beberapa di antara mereka yang melihat ada yang shiperin keduanya tapi banyak juga yang tidak setuju terutama para gadis pengagum Wiliam selama ini. Harusnya saat ini mereka punya kesempatan untuk mengekspresikan diri selagi Alena di rumah sakit tapi kehadiran Nadira membuat mereka naik pitam.
'Sialan, tuh cewek belum lama pindah sudah bisa sedekat itu dengan Wiliam kita, Alena saja dulu yang sudah bertahun tahun mengejar Wiliam tapi tak pernah dia anggap. Aku curiga si Nadira itu pakai pelet dah'
'iya betul banget, aku tidak menyangka kehadirannya malah lebih mengancam dibanding dengan Alena.'
'tau begini aku lebih rela Wiliam di kejar sama si Alena karena sudah pasti dia acuh, tapi sekarang,lihatlah bahkan Wiliam yan terlihat mengejarnya sementara si Nadira itu pura pura cuek,anjai' dan masih banyak lagi bisikan bisikan yang menyudutkannya terdengar jelas di telinga Alena pagi ini. Dia cuek, tetap berjalan angkuh seperti biasanya tanpa mengindahkan Wiliam sekarang.
...----------------...
Jam istirahat, Alena dan Vallerio pergi ke kantin berdua, Wiliam belum terlihat sama sekali, entah kemana pria itu di jam istirahat seperti ini.
..
Di kelas XI B, Sella yang hendak keluar kelas di kejutkan oleh suara lengking dari salah satu temannya bernama Rere.
"sella, tunggu.." sella menghentikan langkahnya, "kenapa sih?" tanya Sella dengan wajah tak bersahabat.
"hiyeee kenapa sih tuh muka nggak ada baiknya selama ini?" ujar Rere menggoda sella.
"tau ah, ayok kita ke kantin" ajak Sella diikuti oleh Rere dan Sonya, mereka pengikut Sella yang paling setia.
"eh kalian tahu berita terbaru pagi ini?" Rere masih antusias ingin bercerita.
"berita terbaru seperti apa? Kau kayak antusias sekali mau cerita" tanya Sonya menanggapi.
"tentu saja antusias karena ini tentang pria tertampan di sekolah kita"
"kak Wiliam?" mendengar nama itu Sella ikut nimbrung, tidak ada yang spesial selain gosip tentang Wiliam di sekolah ini.
"iya, kalian tahu tadi pagi heboh banget kala kak Wiliam dengan berani memanggil sayang pada seorang cewek di sekolah ini loh"
"oh ya, baguslah setidaknya bukan si Alena itu kan,,jujur aku masih simpan dendam padanya" kali ini sella yang menimpali, dia kembali teringat dengan Alena yang membullynya kala itu.
Sella tersenyum miring, setidaknya dia senang sedikit jika memang Wiliam jatuh cinta pada gadis lain yang terpenting bukan si Alena.
"kenapa Lo senyum senyum? Emang Lo nggak sakit hati mendapati crush yang sudah memiliki tambatan hatinya?" tanya Sonya pada Sella.
"selagi dia bukan Alena aku rela deh" jawab Sella masih dengan senyumnya.
"oh iya,tapi aku rasa kau akan menarik kata katamu lagi deh nanti jika kau tahu siapa gadis yang di panggil sayang oleh kak Wiliam tadi pagi" tambah Rere yang berhasil membuat kedua sahabatnya secara bersamaan melirik ke arahnya. Mereka meminta penjelasan lebih lanjut karena rasa penasaran.
"siapa memangnya?" tanya Sonya diangguki oleh Sella.
"kalian penasaran kan? Yang jelas Sella pasti tidak akan suka mendengarnya"
"ih apaan sih, katakan siapa?" Sella sudah tak sabaran karena terus di buat penasaran oleh bestienya.
"itu gadisnya.." Rere menunjuk pada Alena yang masih asik makan bersama Vallerio di kursi kantin. Sella mengikuti arah jari telunjuk Rere,seketika dia memicingkan matanya
"siapa? gadis cupu itu?" tanya Sella yang melihat seorang gadis berkaca mata tebal disamping kursi Alena. Dia tidak mungkin menunjuk Alena karena itu sungguh mustahil pikirnya.
"ih bukan, itu loh si kakak Nadira kamu itu!!" ujar Rere yang berhasil membuat Sella melongo tak percaya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hadehhhh, hadiahnya bisa kali🤣