Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Ayra
"Nggak, kak Ayra adalah kakakku. Kakak pikir, kenapa aku membiarkan kakak mengambil semua yang kakak mau dariku. Supaya kakak tidak merasa seperti itu, bahwa kakak adalah anggota keluarga ini. Setidaknya, itulah yang aku pikirkan." Ucap Ayla meyakinkan dirinya sendiri lalu mendekati Ayra.
"Kakak boleh mengambil apapun yang kakak mau dariku, aku tidak pernah keberatan. Tapi, kembalikan Juan padaku." Ucap Ayla lembut dan memeluk Ayra dari belakang.
Ayra tersenyum licik. Melepas pelukan Ayla berbalik dan menatap Ayla dengan senyumannya.
"Tidak Ayla, semakin kamu menginginkan hal itu, maka aku akan membuatnya semakin jauh darimu." Ucap Ayra.
Dan Anna tak sengaja mendengar apa yang mereka bicarakan.
Anna kembali mengingat, saat pertama kali Ayra datang dalam hidupnya dan keluarga Theodore.
....
"Silvia, apa yang kamu lakukan di sini? Dan siapa dia?" Tanya Teddy melihat mantan kekasihnya itu, membawa seorang bayi berusia 3 bulan.
Anna kelihatan marah dan Teddy menggeleng tak mengakui kalau anak itu adalah anaknya.
Kedatangan Silvia, membuat banyak pertanyaan, saat itu, usia pernikahan Teddy dan Anna menginjak tahun ketiga, dan jika Teddy memiliki anak dengan wanita lain, itu berarti Teddy sudah selingkuh darinya.
"Ini.. Bukan anak Teddy." Jelas Silvia yang melihat Anna mulai marah.
"Aku sedang kesulitan sekarang, aku tak mau anakku di ambil oleh laki-laki jahat itu. Tolong, bantu aku merawat putriku." Ucap Silvia berlutut, sambil menggendong Ayra.
Teddy lalu melihat ke arah Anna. Tentu saja hal sebesar ini tidak bisa dia putuskan sendiri.
Anna yang saat itu, sudah menikah dengan Teddy selama 3 tahun, dan tidak ada tanda-tanda kehamilan padanya, membuatnya selalu terenyuh setiap melihat bayi.
"Boleh, aku menggendongnya?" Tanya Anna, mengulurkan tangannya.
Silvia, perlahan memberikan Ayra pada Anna.
"Dia sangat cantik." Ucap Anna dan Silvia tersenyum getir, berharap Anna akan menerima anaknya. Meskipun berat, menitipkannya pada keluarga Theodore adalah jalan teraman bagi anaknya. Setidaknya, itulah yang dipikirkan Silvia.
Akhirnya mereka sepakat menerima Ayra sebagai putri pertama Theodore. Bahkan mereka tak perlu mengadopsi Ayra, dan hanya perlu memalsukan surat-surat. Maka Ayra resmi menjadi putri pertama Theodore.
"Aku tetap gak setuju. Kenapa harus jadi anak kandung? Kakak bisa saja menulis di adopsi. Dan melakukannya dengan benar." Ucap Linda menentang keputusan itu.
"Dan apa kak Anna yakin, dia bukan anak Kak Teddy?" Tanya Linda lagi.
"Aku tidak perduli, saat ini, dia adalah anak pertamaku." Ucap Anna tersenyum senang melihat akta kelahiran Ayra.
"Aku yakin, ini karena kak Anna belum merasakan punya anak sendiri. Kenapa kalian tidak bisa sabar dengan keputusan ini? Bahkan menjadikannya sebagai anak adopsi keluarga Theodore juga bukan masalah." Ucap Linda yang lalu pergi karena kakak dan iparnya tidak mau mendengarkan nasehatnya.
Sebelum Anna dan Teddy menikah. Linda sudah bekerja sebagai tim keuangan di keluarga Theodore dan menjadi orang kepercayaan dan dia juga menikah dengan salah satu orang kepercayaan Theodore.
Anna begitu jatuh cinta pada Ayra, sehingga dia tak memperdulikan apa-apa lagi. Meskipun begitu, tentu saja dia sudah memeriksa hubungan antara Teddy dan juga Silvia.
Dan hampir tidak ada kemungkinan kalau Teddy dan Ayra sedarah.
"Apa kamu yakin dengan bayi ini?" Tanya Teddy.
Sebenarnya ada banyak hal yang ingin Teddy tanyakan pada Silvia. Dan siapa sebenarnya ayah kandung dari Ayra. Tapi, Silvia lebih dulu kabur dan tak terlihat lagi.
Karena Teddy juga tau, dari gelagatnya. Tidak mungkin ayah kandung Ayra adalah laki-laki biasa. Sehingga membuat Silvia memilih dirinya untuk menjaga putrinya.
Dan Teddy sangat ragu dengan keputusannya. Tapi, melihat Anna begitu bahagia dengan kedatangan Ayra. Dia memilih tak ambil pusing, dan menerima keadaan.
Ayra, yang menjadi anak pertama dan pengalaman pertama Anna menjadi seorang ibu.
Dia sangat berhati-hati dan menyayangi Ayra dengan sepenuh hatinya. Ayra di perlakukan bak putri raja.
Menginjak usia 4 tahun, sebagai penerus Theodore, tentu saja Ayra harus melakukan latihan fisik dan membuat dirinya kuat.
Saat itu, Anna dan Teddy juga tidak mengharapkan anak kandung mereka sendiri. Mereka sudah pasrah, dan tidak ingin memaksakan kehendak. Karena mereka sudah mencoba segala cara selama 7 tahun pernikahan mereka.
Tapi, hal yang tak terduga pun terjadi. Kabar kehamilan Anna membuat keluarga Theodore sangat bahagia. Tak terkecuali Ayra yang merasa sangat bahagia menyambut kedatangan adiknya itu.
Teddy sangat berharap dia mendapatkan anak laki-laki.
Dan saat itu, Anna dan Teddy berjanji. Kalau anak mereka laki-laki, makan Anna akan rela membiarkannya hidup sebagai penerus Theodore, dan Jika perempuan, mereka akan menyembunyikan anak mereka dan membuatnya hidup normal. Karena Ayra adalah putri pertama mereka, jadi tak perlu Ayla lagi untuk menjadi penerus Theodore.
Anna tak berpikir bahwa dirinya mulai berubah, kasih sayangnya, waktu dan senyumannya pun , mulai berubah. Ayra, sudah bukan lagi tumpuan kebahagiannya.
Dia sudah tak pernah lagi, menemani Ayra tidur, bermain dan juga hal yang dulu sering mereka lakukan.
Sampai, suatu hari, kejadian yang tak terduga terjadi.
Saat itu, karena Anna akan sibuk akan melahirkan. Ayra terpaksa di titipkan di Linda.
Linda yang meskipun tak suka dengan Ayra, dengan terpaksa juga menjaga Ayra.
"Kenapa mama kamu gak suka yah, sama aku?" Tanya Ayra pada bayi yang sedang menggunakan kereta di sampingnya. Anak Linda yang masih berumur 8 bulan bernama Tristan.
"Dasar bayi bodoh, gak bisa bicara. Ayo kita jalan-jalan." Ucap Ayra kecil, bahasa yang sering dia dengar dari orang dewasa di sekitarnya.
Kemudian mendorong kereta bayi dengan sekuat tenaganya, tubuh mungil, yang belum terlalu kuat itu, tanpa sengaja mendorong kereta itu ke dalam kolam, malangnya, kepala bayi itu lebih dulu terbentur, sehingga tidak sempat tertolong.
Saat itu, Ayra hanya ingin membuat Linda menyukainya, dengan membuat Tristan bahagia.
Tapi, jangankan menyukainya, Linda mengutuk dan menyumpahi Ayra dalam hatinya. Karena tidak mungkin Linda akan membunuh gadis kecil itu.
Apa yang bisa dilakukan Linda hanyalah bersabar dan menerima kenyataan bahwa anaknya sudah tiada.
Sementara Anna yang sedang melahirkan ,tak tahu kabar duka yang menyelimuti adiknya.
Begitu Ayla lahir, Anna sangat bahagia, sementara Teddy, meskipun agak kecewa, tapi dia tetap menyayangi Ayla.
Setelah mengetahui kabar duka dari Linda, Anna juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa meminta maaf, dan meminta adiknya itu bersabar.
"Biarkan aku yang merawat Ayla. Kakak begitu sayang pada Ayra. Maka berikan Ayla padaku." Ucap Linda yang masih berduka, berusaha mengambil Ayla.
"Linda, jangan begini. Sadarlah." Ucap Anna, menggendong Ayla dengan erat.
Ayra yang melihat Linda, langsung mendorongnya.
" Jangan ganggu adekku" Teriak Ayra mendorong Linda pelan.
Anna lalu tersenyum, menatap Ayra.
"Benar sayang, kamu harus melindungi Adikmu." Ucap Anna lalu mengelus kepala Ayra.
Dan Ayra merasa sangat bahagia, ketika Anna memujinya.
"Linda.. Maafkan aku.. Tapi, bisakah kita sama-sama merawat Ayla? Aku tidak akan membawanya menjauh darimu." Ucap Anna.
Tapi Linda berlutut menangis menarik tangan Ayra.
"Kembalikan anakku. Kembalikan anakku. Ini semua hanya mimpi." Ucap Linda menangis dengan histeris.
Ayra menunduk, dan memegang bahu Linda, ingin menghiburnya.
Lalu Linda yang marah, mendorong Ayra sampai tersungkur ke dekat tempat tidur dan menangis dengan kencang.
"Ini semua gara-gara kamu." Teriak Linda, lalu pergi keluar tanpa memperdulikan Ayra yang terluka.
...****************...