Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pertama bekerja
"Bekelja?" Ucap Zeline mengulang perkataan Naina. Zeline pun mengucek kedua matanya lalu turun dari ranjang.
"Iya... Hari ini Kakak sudah mulai bekerja." Mendekati Zeline lalu menggendongnya. "Hari ini Zel ikut Ibu ke toko Ayah, ya. Main di sana sampai Kak Mara pulang." Ucap Naina.
"Zel mau itut Tak Nai..." Pinta Zeline.
Naina tersenyum. "Tidak bisa, Dek... Orang bekerja tidak bisa membawa adiknya saat bekerja." Mengelus rambut pirang Zeline.
"Yah..." Keluhnya cemberut.
"Pagi ini mandi sama Ibu, ya. Kakak harus segera berangkat sebelum terlambat."
Zeline mengangguk saja. Namun wajah gadis kecil itu masih nampak masam dan tidak bersemangat. Mau tidak mau Naina pun tetap berangkat menuju perusahaan Alexander meninggalkan putrinya yang terlihat bersedih atas kepergiannya.
"Maafkan Mama ya, Nak... Mama harus meninggalkan Zeline demi masa depan kita." Gumam Naina dengan mata berkaca-kaca.
Dua puluh menit berkendara, Naina pun sudah sampai di gedung perusahaan Alexander. Dengan mengumpulkan semangat sebanyak-banyaknya, Naina pun memasuki lobby dengan senyum terkembang di kedua sudut bibirnya.
Tanpa membuang waktu lama, Naina pun segera menuju ruangan HRD untuk memastikan email yang sudah ia terima.
"Selamat ya Nona Naina. Sesuai email yang anda terima, hari ini anda sudah bisa mulai bekerja di perusahaan ini." Ucap staff HRD sambil menjabat tangan Naina.
"Terimakasih." Balas Naina tersenyum.
Pihak HRD pun menuntun Rania menuju ruangan divisi Humas yang akan menjadi tempat Rania bertugas.
"Nona Naina, perkenalkan ini adalah Mbak Wiwin. Mbak Wiwin adalah manejer di devisi Humas." Terang staff HRD pada Rania.
Naina mengangguk paham. Lalu mengulurkan tangannya pada wanita cantik di depannya yang menatapnya dengan tersenyum manis.
"Perkenalkan nama saya Naina, Mbak." Ucap Naina.
"Selamat datang di devisi Humas. Saya Mbak Wiwin." Balas wanita itu ramah.
Staff HRD pun berpamitan setelah menyerahkan Naina pada manajer Humas.
"Ayo saya perkenalkan dengan staff humas yang lainnya." Ajak Mbak Wiwin yang diangguki oleh Naina.
Mbak Wiwin pun membawa Naina untuk berkenalan pada devisi tim Humas yang lainnya di ruangan kerja mereka.
"Selamat pagi semuanya..." Ucap Mbak Wiwin dari ambang pintu yang membuat keempat staff Humas itu menghentikan kegiatan mereka yang sedang bergosip.
"Pagi Mbak, Wiwin..." Balas mereka bersamaan.
"Naina... Ayo masuk..." Ajak Mbak Wiwin mengayunkan tangannya pada Naina. "Naina... Ayo perkenalkan dirimu kepada empat orang yang akan menjadi menjadi rekan kerja anda nanti di tim humas." Perintah Mbak Wiwin yang diangguki cepat oleh Naina.
"Selamat pagi semuanya... Perkenalkan nama saya Naina." Sapa Naina pada empat orang staaf divisi humas.
"Pagi... Perkenalkan nama saya Sasa..." Sapa wanita yang terlihat ceria dengan senyum manis terkembang di kedua sudut bibirnya.
"Nama saya Dimas..."
"Nama saya Thoriq..."
Suasana pun seketika hening saat salah satu orang dari tim humas itu nampak diam sambil menatap dingin pada Naina.
"Ga... Perkenalkan diri lo!" Titah Thoriq yang merasa sebal pada Aga yang hanya diam saja.
"Aga." Jawabnya begitu datar.
Naina tersenyum.
"Baiklah, Naina. Selamat bekerja. Semoga kau bisa nyaman selama bekerja di sini." Ucap Mbak Wiwin yang diangguki oleh Naina.
"Sasa...Tolong bimbing Naina untuk hari pertamanya bekerja." Perintah Mbak Wiwin pada Sasa yang diangguki wanita itu dengan semangat.
"Ayo Naina... Kemarilah..." Ajak Sasa begitu senang.
Mbak Wiwin tersenyum lalu meninggalkan ruangan divisi Humas.
***
Selamat membaca☺
lanjut??
Mohon beri dukungan untuk karya author dengan cara memberikan like, komen dan votenya☺
Semakin banyak dukungannya... Maka author juga makin semangat upnya, hihi☺☺