Dua tahun diabaikan oleh suami karena suatu kesalah pahaman yang bahkan tidak diketahuinya
Permintaan untuk perceraian oleh suami yang bahkan tidak pernah memandangnya membuat Yuna mengambil langkah berani untuk tidur dengan lelaki sewaan
Lalu apa yang akan terjadi jika gigolonya adalah suaminya sendiri?
Hanya tulisan ringan, slow update
Mohon tinggalkan komentar setelah membacanya...please🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman baru
Aaron terdiam beberapa saat ketika Yuna mengeluarkan kalimat terakhirnya, berdehem pelan untuk mengatasi suasana yang mendadak canggung
"Aku bertanya hanya karena penasaran, itu adalah malam yang kau dapat karena izinku" ujar Aaron mencoba untuk meluruskan suasana
"Jika kamu begitu penasaran, kenapa kamu tidak datang dan mengintip. Kamu akan melihat semenyenangkan apa kegiatan yang kulakukan kemarin malam." Yuna masih menjawab dengan tenang, dia sudah menekan emosinya dalam-dalam agar tidak mengambil minuman dan menuangkannya ke kepala Aaron yang kurang ajar
"Kau mengizinkanku untuk mengintip?" tanya Aaron dengan nada remeh penuh ejekan
"Tentu saja, aku hanya mencoba membuat Anda lepas dari rasa penasaran Anda." Yuna tersenyum simpul pada suaminya itu yang membuat Aaron mengepalkan tangannya. Apa yang akan terjadi jika Yuna tahu kalau gigolo yang disewa istrinya itu adalah dirinya sendiri? Aaron bisa gila memikirkannya apalagi dengan pandangannya yang sudah berbeda pada sosok sang istri
"Tidak Aaron, kau harus ingat siapa wanita yang kau nikahi ini. Tunggu sampai si tua bangka menghembuskan nafas terakhirnya dan kau mendapat segalanya, kau harus segera menceraikan wanita ja lang ini." batin Aaron berujar sembari mengalihkan matanya dari sang istri
"Aaron!" ujar sebuah suara lembut tiba-tiba membuat Aaron dan Yuna menatap pada si pemilik suara, dan dapat Yuna lihat seorang wanita yang cukup cantik tersenyum pada suaminya
"Helena..." Aaron langsung bangkit antusias dari kursinya mendekat pada si wanita yang di panggilnya Helena
Yuna hanya mampu menatap bingung sepasang manusia itu saat dirinya merasa tidak mengenali sosok wanita yang kini berhambur memeluk Aaron
Rasa sakit dihatinya bahkan belum sembuh tapi Yuna harus kembali merasakan sakit dihatinya saat sang suami dengan terang-terangan memeluk wanita lain dalam acara umum. Dirinya benar-benar tidak ada harga dimata sang suami
Terdengar beberapa tamu wanita mulai berbisik-bisik tentang hubungannya dengan Aaron. Yuna yang sudah jengah dengan semua itu memilih bangkit dari kursinya dan melangkah menuju balkon tempat acara tersebut, setidaknya dia perlu menghirup udara segar saat ini daripada merasakan panas dari setiap bisikan para tamu akan dirinya yang tidak berguna dan tidak berharga
Istri lain jika berada di posisinya mungkin akan mendekat pada wanita yang dipeluk oleh suaminya dan menanyai namanya, lalu dengan elegan bertindak dominan dalam kepemilikan prianya. Tapi apa yang dilakukannya sekarang? Pergi seperti tikus got yang dibenci, tapi Yuna tidak peduli. Dia butuh udara segar sekarang
"Kenapa hatiku rasanya sakit sekali?" gumam Yuna lirih sembari meremas kuat dadanya yang terasa nyeri
Apa yang bisa dilakukannya sekarang? Bukankah dia harus sadar diri? Dia hanyalah wanita bekas pria lain sekarang dan juga akan segera berganti status menjadi mantan istri dari Aaron
"Haah..." Yuna menghelakan nafasnya pelan sembari menatap pada pekatnya malam yang diterangi oleh beberapa cahaya lampu disepanjang sudut halaman rumah keluarga Argantara tersebut
Betapa bahagianya dia jika dirinya menjadi Risa, punya suami yang begitu tulus mencintainya, dimanja dan disayangi oleh suaminya tersebut, bahkan Yuna pernah berpikir kalau dirinya tidak akan pernah merasa menyesal jika bersuami-kan seorang pria seperti Bima argantara kendati pria itu tidak setampan Aaron Nelson
Bahkan jika Yuna mendapatkan seluruh pria di kota X, faktanya Aaron adalah yang paling tampan diantara semuanya.
"Yah! Dia akan segera menjadi mantan suamiku." Yuna menghembuskan nafasnya lagi setelah beberapa saat lalu termenung menatap kedepannya
"Aku telah menyebrangi sungai tanpa harapan dan ingin mencapai kedamaian tapi semuanya seakan menusukku dari belakang, kapan sinar terang itu akan terlihat di depanku?" batinnya mengeluhkan kondisi hidupnya sekarang
"Nyonya Nelson!" panggil sebuah suara dibelakangnya. Yuna terperanjat dan menatap pada si pemanggil, dilihatnya seorang wanita memakai dress warna hijau toska dengan heel yang senada mendekat padanya di pagar balkon. Yuna menatapnya bingung karena merasa tidak mengenal wanita itu
"Siapa?" tanyanya bingung
"Ah, kenalkan! Saya Renata" si wanita yang menyebut namanya itu mengulurkan tangannya yang disambut oleh Yuna
"Yuna" jawab Yuna singkat masih menatap bingung wanita didepannya yang tersenyum
"Apa Anda baik-baik saja ny. Nelson? Kulihat Anda tidak nyaman dengan acara ini!" tanya Renata yang merasa khawatir, dia juga termasuk tamu yang melihat Aaron memeluk wanita lain didepan Yuna sendiri. Renata memilih pergi dari kumpulan temannya yang suka bergosip, dan memilih mengikuti Yuna yang berlari ke balkon
"Tolong panggil Yuna saja. Saya merasa tidak nyaman dengan panggilan Anda tadi, dan selain itu Saya baik-baik saja." Renata manggut-manggut mengerti lalu tersenyum pada Yuna
"Baiklah! Aku mengerti. Tapi kurasa Anda sedang tidak baik-baik saja karena saya pernah berada di posisi Anda, jadi saya tahu betul bagaimana perasaan tidak dihargai seperti itu" ujar Renata merujuk pada sikap Aaron yang memeluk wanita lain tadi. Yuna menatap bingung pada wanita yang baru dikenalnya itu dan juga penasaran pada setiap kalimat yang terucap dari bibir Renata
"Tapi bukan berarti semuanya tidak akan berubah. Saya yakin! Tuan Aaron akan menyayangi Anda lebih dari apapun kelak." Perlahan Yuna mulai mengerti maksud dari kalimat pertama Renata, Yuna tersenyum menanggapinya
Andai Renata tau kalau dirinya akan segera bercerai dari Aaron, apakah wanita itu akan tetap mengatakan kalimat baik tersebut?
"Saya dulu juga diabaikan oleh suami saya, dia bahkan selingkuh terang-terangan didepan saya, dan saya juga pernah memergokinya tidur dengan perempuan lain tapi saya tetap bertahan dalam rasa sakit itu karena cinta yang besar pada suami saya hingga semua itu membuat saya jatuh sakit, dan hampir mendekati kematian..." Renata menunduk seakan meresapi kesakitan saat dirinya mengalami kejadian yang diceritakannya. Yuna hanya mendengarnya dengan penuh perhatian, kisah Renata membuatnya lebih bersyukur dengan nasibnya
"...suami saya berubah setelah itu, dia berkata tidak ingin kehilangan saya dan berjanji akan bersikap lebih baik pada saya, dia juga berjanji akan melindungi, dan mencintai saya serta dia akan tetap setia pada saya asal saya mau bertahan. Saat itu saya melihat suami saya menjadi pribadi yang lebih baik dan melakukan segalanya untuk pengobatan saya hingga saya sembuh dan kami hidup penuh cinta sekarang." Renata menatap pada Yuna yang masih terpukau dengan cerita Renata.
Mungkin bagi sebagian orang itu adalah cerita klasik yang sudah basi, benci menjadi cinta, diabaikan lalu diratukan. Tapi Yuna hanya berharap suatu saat Aaron juga akan menghargainya walau tidak mencintainya, karena dirinya sudah tidak pantas untuk mengharapkan cinta dari suaminya itu
"Dan sekarang kami bahkan sudah merasakan hasil dari cinta kami. Buah cinta kami hadir didalam sini" Renata kembali melanjutkan sembari menyentuh perutnya yang terlihat sedikit membuncit. Yuna tersenyum mendengarnya, dia dibuat terharu sekaligus senang dengan cerita Renata
"Itu terdengar baik, selamat ya!" Renata mengangguk
"Semoga Anda bisa merasakan hal yang lebih baik dariku," ucap Renata tulus
"Jangan bicara formal denganku. Kita bicara santai saja, Rena! Boleh aku memanggilmu begitu?"
"Tentu saja boleh" jawab Renata yang tertawa, begitu juga dengan Yuna yang tersenyum lepas. Dia memiliki teman baru sekarang selain Risa, Mery, dan Elvi
.
.
.
Ayo mampir juga di novel teman saya Lenni Masliana di novel seperti dibawah ini👇