Dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan, cinta tak terduga mekar. Caka Alvias, bintang tim Warriors FC yang tampan dan populer terjebak dalam perasaan terlarang untuk Bulan Nameera, asisten pelatih nya, yang terkenal tegas dan tangguh. Namun, konflik masa lalu dan juga tekanan karir mengancam untuk menghancurkan cinta mereka. Apakah cinta mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjelyy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
truth or dare
"Keluar yuk bosen nih."ajak Caka mendekati mereka yang berada di ruang tamu.
"Aku sih ikut." sahut Fahri
Melihat semuanya mengangguk Bulan angkat suara, "Naik apa? Kan cuma ada 1 mobil mana muat buat semua."
"Jalan aja sekalian olahraga malam." Riko menjawab dan semuanya tampak setuju.
"Ada cafe bukaan baru tuh di depan asrama, cuma jarak 100 meter."
Nino bangkit dari duduknya menuju kamar, mereka mengira Nino tidak setuju, pintu kamar terbuka lagi memperlihatkan Nino yang sudah berganti baju. Semua mata tertuju padanya.
"Nunggu apa? Ayo berangkat sekarang."
Semuanya bergegas berangkat dengan pakaian seadanya. Caka dan Bulan berjalan di belakang sementara yang lain di depan.
Mata Caka terus menatap jalan namun tangannya berkerja. Dia terus berusaha menggandeng tangan Bulan namun Bulan terus menolak.
Begitu terus di sepanjang jalan hingga mereka sampai di sana.
***
Mereka semua tercengang melihat menu makanan dan minuman di sana, semuanya mengandung alkohol.
"Kita pulang aja ya, cari tempat lain." saran Caka.
Riko menggeleng, "Ini tempat paling dekat, udah sampai sini sayang kalau gak minum."
"Iya kalau kita tidak apa-apa, tapi Bulan..."
Belum selesai bicara Bulan mengangkat gelasnya untuk bersulang. Sontak membuat Caka panik, "Gak boleh, Lan!"
Seketika semua mata tertuju pada Caka, mereka bertanya-tanya mengapa Caka melarang Bulan.
"Kita semua sudah cukup umur, Bulan juga sudah genap 22 tahun, jadi sudah di perbolehkan." kata Nino menyentuhkan gelasnya dan gelas milik Bulan lalu mulai minum.
Melihat itu yang lain mulai menuang minum ke gelas masing-masing, lalu meminumnya.
Caka dan Bulan terpaut usia 1 tahun saja, saat ini Caka berusia 23 tahun. Di sana hanya Nino dan Tio yang berusia 25 tahun. Dan merekalah seniornya.
Saat yang lain lagi asik Caka berbisik pada Bulan, "Jangan minum terlalu banyak." Bulan mengangguk tanda setuju.
"Kamu gak minum, Cak?" tanya Riko
Caka menoleh, lalu tersenyum tipis, "Aku lagi gak pengen minum, kalian aja."
Caka berbohong bilang dia tidak ingin minum padahal dia hanya ingin menjaga Bulan, karna jika dia ikut mabuk siapa yang akan menjaga perempuannya?
Tio dengan setengah kesadarannya berkata, "Bosen, main truth or dare yuk?" Tio yang dikenal sebagai penggagas ide gila, tersenyum licik.
Caka, Bulan, Riko, Fahri, Raffi, Tio, dan Nino membenahi duduknya. Botol plastik kosong diletakkan di tengah.
Permainan di mulai dengan Tio memutar botol. Semua menunggu dengan tegang. Botol berhenti, dan tutupnya menunjuk... Caka!
Caka tersenyum. "Aku pilih Dare!"
Teman-temannya bersorak.
Tio memerintahkan, "Caka, nyanyi di depan dengan gaya K-Pop!"
"Memang wajib K-Pop?" Semua mengangguk serentak.
Caka berdiri, mengambil mikrofon dari pemutar musik dan memulai lagu K-Pop favoritnya. Pelanggan cafe terkejut, lalu tertawa dan mendukungnya.
Seorang pelanggan merekam video dan mengunggahnya ke media sosial dengan hashtag #CafeKPop.
Caka merasa malu setelah bernyanyi di depan pelanggan cafe. Ia cepat duduk, menyembunyikan wajahnya di tangan.
"Tahu gak, aku malu banget!" kata Caka pada teman-temannya.
Riko tertawa. "Keren, Caka! Kamu bintang sekolah!"
Bulan menambahkan, "Kamu hebat!" mengelus pundak Caka
Tio berkata, "Lanjut, kita putar botol lagi! Siapa tahu, kali ini giliran aku."
Mereka tertawa dan melanjutkan permainan
Botol kembali diputar. Kali ini, tutup botol menunjuk Fahri.
"Truth atau dere?" tanya Tio.
Fahri tersenyum. "Aku pilih Dare."
Riko memerintahkan, "Fahri, nari di atas meja selama satu menit!"
Fahri berdiri, naik ke meja, dan menari dengan gerakan lucu. Pelanggan cafe tertawa dan mengambil foto.
Permainan berlanjut dan botol kembali mengarah ke Caka
Caka terkejut. "Lagi?!"
Riko tersenyum. "Nasibmu, bro!"
Caka memilih "Dare" lagi.
Nino memerintahkan, "Caka, ajak pelanggan cantik yang ada di cafe ini untuk berdansa!" ujar Nino dengan maksud ingin membuat Caka malu.
Namun tidak terduga, Caka berdiri kemudian mengulurkan tangan kepada Bulan. Semuanya terkaget termasuk Bulan juga.
"Eh bentar kecuali Bulan ya." Raffi angkat suara.
Caka tersenyum lebar, "Gak ada yang lebih cantik di sini di banding Bulan."