Alaska Raden Saleh terkenal sebagai sifat playboy, ia sering membuat para gadis impian untuk mencintai dan menyukai Aska. Tapi tidak dengan Rania, seorang gadis cantik berkulit putih, hidung mancung, serta agamis itulah impian Aska. Tetapi Aska sudah lebih mencintai Luna kedahuluan. Hubungan Luna dengan Aska sudah lebih dari 4 tahun dan impian Luna ingin ia menjadi pasangan Aska. Tetapi Aska tak mencintai Luna, ia hanya menyukai Luna karena wanita seperti Luna sangat memikat hatinya.
Dapatkah Luna mengetahui jika Dirinya hanya sebagai permainan belaka? dan padahal Luna dengan Rania ialah saudara sekandung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Kehadiran Lydia Merusak Lingkungan
Lydia yang terus mengandeng tangan Rania, ia tidak memikirkan kehidupan selanjutnya bagaimana? Aska baru menyadari jika wanita itu adalah seorang idaman Aska. Terlalu bahagia ia bisa memiliki keberanian untuk langsung menyatakan cintanya. Aska yang merasa senang jika berhadapan langsung dengan Rania.
Nampaknya para tetangga ataupun pelayat yang lainya ikut menyatakan jika hari ini adalah hari berduka untuk ibunya. Bisakah, jika Lydia tidak ikut campur dalam urusan Rania. Tak ada yang membela, hanya suara yang memecahkan dan saling adu mulut. Lydia yang tak punya hati, tapi ia terus mengandeng tangan Rania hingga pergelangan tangannya ikut memerah.
Rio mendengarkan perkataan jika Lydia berada disini. Untuk apa? Apakah ia ingin melibatkan Rania dan untuk membawa Rania. Rio yang tak ingin diam, ia terpaksa ikut andil dalam urusan tentang Rania.
Bukanya bergabung setelah kematian orangtua Rania, Lydia malah masih mengandeng tangan Rania hingga Rania meneteskan airmata. Namun, para tetangga yang hanya ingin membela agar Rania tak dijadikan bahan pertimbangan seperti yang mereka lihat.
"Ibu yang terhormat, untuk apa kedatangan ibu yang memperlakukan Rania seperti ini. Ibu yang terhormat sangat tahu kan, kami semuanya disini sedang berduka atas meninggalnya ibu Aisyah. Sebaiknya ibu sadar dan mengingat apa yang ibu lihat, jangan kasar sama Rania Bu," ucap salah satu tetangga yang tak mau melihat wanita yang menyebalkan.
"Kamu tidak usah ikut campur! Saya tidak ada urusan sama kamu. Saya hanya berurusan dengan Rania. Tidak perlu memihak tentang saya, kamu dan yang lainya hanya kampungan. Ngapain juga kamu tangisi mayat seperti ini."ucapnya yang tak suka, sampai terlepas pergelangan tangan Rania.
Rania yang emosi, seorang ibu yang melahirkan dan merawat menjadikan Rania anak yang pandai, tak seorang yang tak kenal langsung memperolok ibunya didepan semua orang. Miris, mendengar ucapan Lydia, Rio langsung menarik tangan Lydia secara kasar. Bahkan Rio menampar pipi Lydia sebanyak 3 kali. Rio yang tak suka kehadiran Lydia yang hanya ingin membuat oranglain hancur.
Pyar
Pyar
Pyar
"Anda jangan kurang ajar dengan ibu dari Rania. Anda pikir siapa, anda sudah merasa hebat. Anda seharusnya pikir, apakah anda sudah lebih baik dari beliau" tegas Rio yang tak suka jika oranglain mencampuri urusan kelurganya Rania.
"Kamu anak sialan! Beraninya kamu tampar ibu kamu sendiri. Meskipun demikian saya sebagai ibumu tidak kamu akui. Kamu beraninya ada disini, mana tugas kamu yang sebagai dokter itu, kamu sebagai anak bukannya pulang malah asyik berkeluyuran tiap malam. Kamu ga mikirin nasib Ayah kamu," ucapnya ia menerka agar oranglain mengira ia punya rasa benci kepada ibunya.
"Mama, jangan cari gara gara dong. Aska malu ma, mama ayo kita pergi. Pokonya Aska ingin kita pergi dari sini, mama lagian sih kenapa ga dengarkan omongan Aska,".
Akhirnya Lydia memahami apa yang diucapkan oleh anaknya, awal yang ia benci dan tak suka dengan sikap Rio. Tanpa perlu diketahui jika Rio tidak benci, ia malah tak menyukai sifat dari Lydia. Merasa hebat apa yang ia punya, dan merasa lebih dari segalanya. Tak perlu untuk melakukan hal kejahatan, lebih memiliki rasa kebaikan yang kita punya.
Aska tak percaya,jika diri Rio melindungi wanita yang bersama dengannya. Padahal, Aska sangat mencintai wanita tersebut. Ingin ia sampaikan padanya namun wanita tersebut hanya bergeming tak ada ucapannya.
Rania yang tak mau mendengarkan ucapan oranglain kecuali kelurganya, apa salah Rania? mengapa Lydia terus ingin menyudutkan dirinya. Untuk apa Lydia bersama Aska datang hanya untuk mencari keributan. Ia tak mengerti, dirinya sulit untuk menemukan jawabannya. Airmatanya tak berhenti menetes, hanya rindu yang ia amat rindukan. Secarik kertas telah robek. Tak satupun oranglain untuk ada disisinya.
Rio menghiraukan ucapan Lydia yang menyebalkan, Rio yang memeluk tanpa syarat. Ia menemukan luka ditangan Rania. Banyak para saksi yang melihat kejadian tersebut. Tak disangka jika orang terpandang hanya sekedar untuk membuat fitnah, dan celaka.
"Yaa Allah berani sekali wanita itu, sudah berani memperolok ibunya Rania. Emang pikir ia siapa, tak ada etika sama sekali."
"Astagfirullah Al-Aziim,semoga Allah mengampuni dosa ibu tersebut. Jangan diantara kita ada yang bersifat dzolim seperti wanita tersebut. Gimana nasibnya Rania? kasihan sekali."
Para pelayat berduka hanya tak percaya jika kehadiran Lydia membuat menjadi semakin kacau. lagi lagi Rio yang tak mau ambil pusing. Untuk apa, Rio ingin mendamaikan hati para pelayat yang sengaja untuk datang di hari berduka kelurga Rania.
"Ibu sekalian tenang! Maafkan kesalahan dari ibu saya. Gara gara kedatangan ibu saya diantara ibu ibu ada yang menghujat. Sekali lagi, maafkan kedatangan ibu saya".
"Kamu semuanya memaafkan segala kesalahan ibu pak dokter. Tapi semoga ibu dari pak dokter diberi hidayah oleh Allah, dan diampuni segala dosanya. Aamiin".
"Aamiin",serentak para pelayat yang mendoakan yang terbaik untuk Lydia.
Ibu dari Rania dikebumikan, ia yang sabar menghadapi kenyataan hidupnya bahwa Allah lebih menyayangi ibunya. Dihari yang berduka, ia masih belum bisa memastikan jika ibunya benar meninggal dunia. Kabar kematian itu tiba tiba datang untuk memberikan waktu. Sementara, dirinya yang hanya bisa pasrah apa yang ditakdirkan hanya kepada Allah.
Rania tak mungkin meratapi kepergian ibunya, seperti halnya dengan bapaknya. Yang tiba tiba karena saudaranya tak mau mendengarkan ucapan bapaknya. Maka dengan mudah Allah mengambil bapaknya. Terharu dan sedih, ia mengikhlaskan kepergian ibunya. Rio yang berada dekat Rania, ia hanya bisa mengucapkan agar diberi ketabahan dan kekuatan untuk menjalani hari harinya.
Walaupun Rio berpangkat sebagai seorang dokter, ia yang tak bisa melihat orang lain sedih apalagi ini merupakan seorang wanita yang ia cari selama ini. Ia akan terus mendorong dan memberikan support untuk Rania.
Ditengah tengah saat semuanya sudah pulang, munculah Luna yang setengah waras sedang menangisi kepergian ibunya. Rania yang tak menyangka kehadiran saudaranya bisa ada di halaman sekeliling nya.
"Kak Luna,kak Luna? Yaa Allah kak Luna, mari ikut pulang bersama Rania Kak." ucapnya ia kepada Luna tetapi wanita tersebut tidak menoleh dan ia malah pergi.
"Jangan pergi".
Rio yang mengejar wanita OdJG itu ternyata bukan Luna, melainkan oranglain yang hanya duduk di pelataran parkir TPU. Lalu dimanakah saudaranya? Mengapa sulit sekali menemukan saudaranya.
Ada apa dengan pemikiran Rania! Apakah Rania terlalu menyendiri tidak ada oranglain yang berusaha untuk membujuk mengajak menghibur dirinya, ataukah ia terlalu merindukan sosok Luna. Yang perlu diketahui jika harapan Rania begitu besar, ia yang ingin menemukan sosok Luna. Tapi rasanya ia sulit menemukan dimana Luna.