Ace Disciple

[Story of Dimitri]

Arkashic, kingdom of Arturius, kota Heinz, di sebuah bangunan seperti menara benteng jaman abad pertengahan di eropa yang terletak di bukit jauh di luar kota yang di kenal sebagai menara Vostox oleh penduduk lokal, di atap benteng, seorang ilmuwan sedang sibuk di tengah hujan deras, dia meletakkan mesin mesin aneh dan sebuah tabung besar berisi cairan berwarna hijau.

Tepat di bawah tabung besar itu ada sebuah lingkaran sihir yang besar dan terlihat rumit. “Jleger,” petir mulai menyambar di antara awan yang gelap, sang ilmuwan menoleh melihat ke atas,

“Cepat....harus cepat,” ujarnya.

Dengan tergesa gesa dia mendorong mesinnya ke kanan tabung, kemudian dia menyambungkan kabel besar dari mesin ke tabung dan memasang kabel kabel kecil di kota komponen yang ada di bagian bawah tabung. Setelah selesai, dia berdiri melihat ke dalam tabung, ternyata di dalam tabung ada sesosok tubuh pria telanjang yang penuh dengan jahitan kecuali di bagian wajahnya.

“Sebentar lagi....sebentar lagi percobaan ku berhasil,” ujarnya senang.

Dia langsung bergegas ke mesin dan menekan beberapa tombol di mesin, “wuuung,” terdengar suara mesin menyala, aliran cahaya berwarna hijau mulai mengisi lingkaran sihir di bawah tabung, setelah lingkaran sihir penuh dan bercahaya terang, dia menarik tuasnya ke bawah dengan sekuat tenaga sampai terjatuh.

“Kriiiiek,” sebuah penangkal petir naik dari belakang tabung ke atas tabung dan berdiri tegak. “Jleger,” petir mulai menyambar nyambar ke lantai membuat sang ilmuwan berlari ke arah pintu dan bersembunyi di balik pintu sambil mengintip tabung yang berada di tengah atap.

“Jleger....blaaar,” terdengar suara petir yang sangat kencang dan sang ilmuwan melihat petir menyambar penangkal petirnya sampai seluruh tabung mengeluarkan cahaya terang yang menyilaukan mata, sang ilmuwan menutup matanya dengan lengan walau penasaran dan sedikit mengintip dari balik lengannya. “wuuung,” terdengar suara mesin yang padam, cahaya lingkaran sihir dan tabung mulai meredup, “crrt...crrt,” masih ada aliran listrik di tabung yang berjalan jalan dari atas ke bawah.

Dengan perlahan sang ilmuwan mendekat dan memutar ke depan untuk melihat bagian depan tabung, wajahnya nampak sangat penasaran. Ketika dia sampai di depan tabung, wajahnya langsung terlihat senang karena melihat sepasang mata bercahaya hijau di dalam tabung.

“A..aku berhasil...aku berhasil...dia hidup....dia hidup...hahahahaha,” sang ilmuwan melompat lompat kegirangan di depan tabung.

“Oh berhasil ya,” ujar seorang gadis.

“Siapa,” sang ilmuwan berbalik.

“Blam,” sang gadis langsung menembakkan senapan nya ke arah kening sang ilmuwan, “blugh,” tubuh sang ilmuwan jatuh ke belakang, kemudian terlentang di tanah tidak bergerak. Gadis cantik yang berambut hitam kepang dua, mengenakan pakaian kulit yang menempel ke tubuhnya sehingga tubuhnya nampak seksi berjalan melenggok ke arah tabung di depannya. Dia menodongkan senapan mesin yang berbentuk seperti gatling gun tapi kecil ke arah tabung.

“Selamat tinggal,” ujar nya.

Namun ketika dia ingin menekan picu senapan nya, “krak...prang,” tabung di depannya pecah, tubuh seorang pria yang penuh dengan jahitan dan telanjang jatuh ke lantai, sang gadis kaget, dia mengamati pria di depannya dan mendekat maju menodongkan senapannya,

“Tu..tunggu,” ujar sang pria dengan suara parau.

“Hoo...kenapa aku harus menunggu ?” tanya sang gadis.

“Aku...tidak bermaksud jahat,” ujar sang pria.

“Hah...kamu sadar kan kalau kamu chimaera ? kamu penistaan,” ujar sang gadis.

“Aku tahu, tapi aku juga sama seperti mu, dulu aku pemburu hantu dan iblis sama seperti mu,” jawab sang pria.

“Hah...aku tidak percaya, buktikan,” ujar sang gadis.

Sang pria berdiri, tubuhnya di selimuti aura hijau dan matanya menyala hijau terang, sedangkan sang gadis di selimuti aura kuning sampai matanya menjadi menyalang kuning terang. “Swooosh,” tiba tiba sang pria berdiri di depan sang gadis sambil tersenyum, sang gadis yang panik langsung menembakkan senapannya namun senapannya di pegang oleh sang pria sehingga menembak ke arah lain, kemudian sang gadis melompat mundur dan mencabut tongkat di belakangnya, dia langsung mengayunkan tongkat nya dan mulutnya berkomat kamit.

“Purge,”

Sang gadis menembakkan sinar laser kuning yang sangat terang kepada sang pria, langsung saja sang pria mengangkat telapaknya, menangkis sinarnya,

“Purge,”

“Swooosh,” sinar hijau keluar dari telapak sang pria mendorong sinar kuning yang di tangkis telapak nya. Kedua sinar saling mendorong dan bertemu di tengah, kemudian “byaar,” titik pertemuan nya meledak dan tanpa sengaja membuka gerbang menuju ke spirit realm, arwah ilmuwan yang tergeletak dan sudah meninggal, tiba tiba keluar dari tubuhnya kemudian melayang masuk ke dalam gerbang. Setelah keduanya menghentikan tembakan mereka, gerbang itu kembali tertutup.

“Hahahaha...ok aku percaya kamu demon hunter seperti ku,” ujar sang gadis.

“Baiklah, terima kasih, sekarang aku harus meneruskan riset ku,” ujar sang pria.

“Siapa nama mu ? namaku Julie,” ujar sang gadis.

“Aku ? aku tidak punya nama, aku baru saja di lahirkan kembali, nama ku yang dulu sudah tidak relevan,” ujar sang pria.

“Hmm gitu ya, ok, aku beri kamu nama, mulai sekarang nama mu Dimitri dan karena menara ini bernama Vostox, maka namamu Dimitri Vostox,” ujar Julie.

“Ok terima kasih Julie,”

Sejak itu, selama 100 tahun, Dimitri melakukan riset mengenai spirit realm bersama Julie yang mendampinginya, Dimitri mengerti cara membuka gerbang yang waktu pertemuan nya dengan Julie pertama kali tidak sengaja terbuka. Dia juga bisa memanggil seseorang yang sudah meninggal dari spirit realm untuk meminta keterangan dalam beberapa kasus yang sedang dia dan Julie tangani.

Keduanya tersohor sebagai pasangan demon hunter yang selalu bisa mengatasi apapun yang masuk ke dunia Arkashic dari spirit realm yang mencoba membuat onar di dunia, bahkan mereka sempat mengajar di akademi bagi para calon calon demon hunter penerus mereka.

Sampai generasi berganti, tiba tiba raja baru dari kerajaan Arturius menyatakan perang terhadap spirit realm dan mengetahui rahasia tubuh Dimitri, sang raja memerintahkan pasukan nya untuk memburu Dimitri yang bertubuh bukan manusia karena di anggap penistaan.

Dimitri dan Julie melarikan diri ke berbagai tempat sampai akhirnya mereka berhasil di pojokkan dan tertangkap di tepi jurang, tanpa bisa kemana mana,

“Diam jangan bergerak,” teriak seorang prajurit kerajaan sambil menodongkan tombak nya.

Pasukan kerajaan Arturius mengepung keduanya, walau begitu keduanya tidak mau melawan dan berniat di tangkap, namun tiba tiba “groaaaaaarh,” seekor naga undead yang hanya tersisa tengkorak nya dan di selimuti aura putih seperti hantu atau arwah penasaran keluar dari dalam jurang, dia menembakkan sinar yang di dalamnya nampak kepala ribuan arwah kepada para prajurit yang mengepungnya.

Melihat naga undead itu menyerang pasukan yang mengepung dirinya dan Julie, Dimitri berbalik dan menghadang sinar itu dengan tubuhnya, Julie langsung menembaki naga itu dengan senapannya, begitu juga Dimitri yang mencabut kedua pistolnya, mereka melompat dan saling menopang di udara untuk menunggangi naga itu dan menghancurkan “spirit core” nya.

“Prang,” bola merah menyala yang berada di dalam kerangka dada naga itu hancur di tembak oleh Dimitri dan Julie, kemudian keduanya ikut jatuh bersama kerangka naga ke dalam jurang. Ketika sedang jatuh, keduanya langsung berpelukan.

“Maaf Julie,” ujar Dimitri dengan suara parau.

“Tidak apa apa, aku mencintai mu,” ujar Julie.

“Aku juga mencintai mu,” ujar Dimitri.

Keduanya berciuman, tiba tiba sebuah buku melesat ke dalam jurang dan terbang melesat mendahului keduanya, buku itu terbuka tepat di bawah mereka dan keduanya jatuh masuk ke dalam buku. “Plop,” setelah itu, buku itu menghilang begitu saja di hadapan para prajurit yang melihat ke dalam jurang dari mulut jurang di atas.

*******

Evan tertegun melihat tayangannya, dia menoleh melihat Dimitri dengan penuh tanda tanya di benak nya,

“Maksudnya chimaera apa prof ?” tanya Evan.

“Lihat ini,”

Dimitri menyingsingkan lengan long coatnya dan membuka sarung tangannya, dia juga mengangakat sebelah celana panjangnya, Evan terkejut karena lengan dimitri terlihat berwarna merah dan tidak nampak seperti lengan manusia, begitu juga dengan kakinya yang penuh tato dan berkulit abu abu kebiruan.

“Lengan ku dari red demon dan separuh tubuh bagian bawah ku dari iblis bernama incubus atau lust demon,” ujar Dimitri.

“Nah dia beneran iblis, kalau aku manusia,” celetuk Gerard.

“Hah sama saja, kamu lebih iblis dari ku walau ngaku manusia,” balas Dimitri.

“Jadi prof nanti mengajari aku apa ?” tanya Evan.

“Spirit realm atau kalau di sini kamu mengenalnya dengan sebutan alam gaib, lalu kalau mereka mengajari kamu cara memperkuat tubuhmu menggunakan qi, aether dan orb, aku memperkuat jiwa mu dengan menggunakan spiritual pressure, kalau di dunia ku di sebutnya soul power atau sp, tapi kalau di dunia mu ada istilah reiatsu kan seperti buku bergambar yang pernah ku baca,” jawab Dimitri.

“Ok sp ya, emang ada sih prof, buku bergambar itu namanya manga dan serial itu di buat jadi anime juga, tapi nanti plagiat prof jadi istilah itu jangan di pakai, ” ujar Evan.

“Ok kita tunggu giliran ku, aku kesana dulu, Li Tian sepertinya sudah datang,” ujar Dimitri berjalan menuju ke arah Gerard dan Clyde yang berdiri di belakang.

“Nambah lagi satu guru aneh dan kuat, ampun dah gue,” ujar Evan dalam hati menatap Dimitri yang sedang berbicara dengan Gerard, Clyde dan Li Tian yang baru saja datang.