Alleta berusia 23th hidup penuh dendam dan mati dikarenakan dendam.
Usai melakukan misi balas dendamnya, ia pun meninggal usai tertembak oleh musuhnya sendiri.
Tetapi bukannya ke alam baka, ia malah hidup ditubuh anak remaja yang berusia 17tahun dengan nama yang mirip dengan namanya,
Parahnya tubuh yang ia masuki adalah penjahat sejati, anak yang suka mencaci maki dan durhaka kepada orang tuanya, membenci adiknya yang memiliki sindrom Savant. Bahkan pemilik tubuh ini juga memprovokasi teman-temannya untuk membully kakak kandungnya sendiri.
Mengejar salah satu pria tampan di sekolahnya bak manusia gila, Berbohong pada semua orang jika dirinya anak kaya raya padahal dia anak paling miskin di sekolahnya.!
Letta bukan orang baik, tapi dengan keadaan yang diperbuat pemilik tubuh ini membuatnya sadar jika ada manusia lebih jahat ketimbang dirinya.
'Pantas saja pemilik tubuh ini mati, benar-benar manusia sampah..! Jika aku Tuhan, aku tak akan membiarkan dia hidup di dunia ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Vuspita sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nemo
Brayen memegang dadanya sakit. sampai Fajar memukul pundaknya kuat hingga ia bisa bernafas.
Nafasnya terkunci. Brayen menghela nafas saat dirasa bisa bernafas yang tak bisa ia tarik, melirik letta menjauh dingin. Letta..
Tidak bisa lagi ia perlakukan seperti dulu, dia sudah sangat berubah.
“ Bry? Udah bisa nafas?” Tanya Fajar memukul pundak Brayen.
Brayen mengangguk pelan melirik Fajar. Fajar menghela nafas pelan mendengarnya. “ anj. “ gumam Brayen meregangkan tulang tulangnya yang terasa kaku Akibat pukulan Letta membuat dirinya sangat lemas dan lelah.
Fajar segera mendekati Kirana yang menangis didekat mereka. Mendekapnya tenang. Ia melirik mobil Letta yang sudah melaju dan gas yang ia main sehingga terlihat sangat menantangnya.
Mengepalkan tangan. Fajar tidak menyukai posisinya yang sekarang,
Letta memparkirkan mobilnya di rumah, menguap pelan karena mengantuk. Tapi saat ia hendak memasuki rumah, ia mendapatkannya Agung dan Nadia yang rapi duduk di depan TV. Itu membuatnya kaget.” Eh buk. Pak? Kalian nggak kerja?” Tanya Letta.
Agung dan Nadia saling lirik tidak enak mendengar Letta yang bertanya.” Kata kamu mau lihat ruko yang bakal kita tempatin nanti? Jadi kita cepet cepet pulang nak.” Ujar agung pada Letta tak enak.
Letta menepuk kepalanya pelan “ oh iya. Letta lupa, yaudah Letta ganti baju bentar yah pak bu. Kalian tunggu sebentar.” Ujar letta. agung dan Nadia mengangguk semangat.
“ makan dulu juga letta. kamu pasti laper kan.” ujarnya Nadia lembut.
Letta mengangguk dan segera memasuki kamarnya. Letta menepuk pipinya pelan.” disini gue jadi pemales banget. Jam segini aja udah ngantuk. letta letta.” gumamnya terkekeh, ia segera membuka seragam sekolahnya dan menggantikan hodie biasa saja, menggunakan celana jins panjang. Letta mengikat rambutnya asal segera menuju dapur untuk minum air putih.
Tapi saat hendak keluar melihat ada makanan di atas meja letta menjadi lapar. Letta segera mengambil nasi yang berwarna kuning dan mie, ada juga ayam dan beberapa lauk lain. nasi kuning letta menyukainya.
Kaki diangkat satu dan makan dengan tenang.
“ kakak.” Letta melirik Nemo yang mendekatinya dengan mata sayu.
Letta mengerjab pelan.”mo makan?” Tanya Letta.
Nemo menggeleng pelan dan duduk di kursi depan Letta. Letta hanya mengangguk pelan dan masih menikmati makannya. Melirik Nemo yang menatapnya Letta jadi hilang selera makan. Maaf kan Letta yang memang tidak terlalu suka anak kecil, apalagi Nemo yang air liurnya kemana mana Letta semakin tidak nyaman.
Letta segera menyelesaikan makannya dan keluar dari dapur
“kaka mau kemana?” Tanya Nemo berjalan dibelakang Letta.
Agung dan nadia menatap Nemo yang dibelakang letta.” Loh adek sudah bangun?????” Tanya Nadia mengusap lur anaknya dengan lembut menggunakan tisu di atas meja.
Nemo mengangguk.”: Nemo bangun karena mendengar suara mobil kak letta. Nemo rindu kak letta.” ujarnya menunjuk Letta. segera ia memeluk Letta membuat Letta bergidik ngeri. Letta secara tak enak menepuk kepala Nemo. Untunglah liurnya sudah dibersihkan.
“ eh nak jangan peluk peluk. Nanti kena marah kak letta.” ujar Nadia pada Nemo segera menjauhkan Nemo dari Letta yang terlihat tidak nyaman. “ maaf yah Letta. nemo Cuma kangen, maafin dia.” Nadia bahkan membungkuk dua kali.
Letta menggaruk tengkuknya tak enak, emang terlihat sekali yah ia tak nyaman? “ nggak apa apa ma. Ayok kita ke mobil letta aja. Kita langsungnya pergi.” Ujar Letta pada Nadia dan agung mengalihkan pembicaraan mereka,
“ loh, kita sewa taksi aja nak, atau mami naik motor butut bapak aja yah. “ ujar agung kepada Letta.
Letta menggeleng.” Satu mobil aja. BBM naik sekarang.'’ jelas Letta.
“ tapi kamu kan larang kami buat naik atau bahkan sentuh mobil kamu.'' ujarnya Nadia lirih masih di dengar letta.
Letta mendengarnya memutar otaknya tenang.” Sekarang boleh karena BBM naik. Kan Letta udah bolehin. Ayok ibuk bapak.” Ujar Letta segera keluar karena tidak lagi mau ditanya.
Nadia melirik Agung dan Agung hanya tersenyum tipis melihat istrinya. Segera menyusul Letta. Letta membuka pintu belakangnya. “ ibuk bapak Nemo mau ikut.” Teriak Nemo hampir menangis.
Nadia dan Agung melirik Letta yang membuka pintu mobil sendu.” Boleh. Naik aja ayok.” Ujar Letta pada mereka
“ tapi nggak apa apa kalo Nemo sentuh mobil kamu?” Tanya Nadia.
Letta menghela nafas pelan.”Boleh. ayok.” Letta kesal jadinya membuat Nadia buru buru naik ke bagian belakang mobil diikuti Nemo dan Agung. Letta menutup pintu tenang segera duduk di tempat stir mobil.
Ingatan letta terlintas dimana dulu Nemi menangis histeris ingin mencoba menaiki mobil Letta, atau ingin merasakan bagaimana naik mobil, tapi Letta marah marah, bahkan Letta dengan tega menjepit tangan Nemo ke pintu mobil. Kuku tangan Nemo pecah akibatnya dan Nemo menangis histeris tetapi dengan hati yang busuk Letta tinggal sendirian.
Mengendarai mobil tenang ia bisa lihat Nemo duduk di tengah tengahnya Nadia dan Agung. Nemo tersenyum saat melihat Letta meliriknya dari kaca dasbort, sampai di sebuah ruko yang Letta maksud. Ia menghentikan mobil di depan ruko, dan segera mengajak kedua nya keluar.” Wah Letta ini tempatnya strategis banget. Teman kamu nggak rugi letta?” Tanya Agung pada letta nanar,.
Bagaimana tidak? Tidak jauh dari sini itu ada kampus, dan di dekat jkalan raya, lima meter dari sini ad ataman juga, jika dikontrak pasti ini sangat mahal kontrakannya. Jadi mereka menjadi tidak enak. Apalagi tempatnya cukup luas di depan rumah yang lumayan besar dan nyaman. Letta menggeleng ikut berjalan di belakang mereka.” Kalian bisa jualan mulai besok disini.” Ujar Letta.
Agung menatap etalase yang sudah di sediakan, ada juga kompor penggorengan. Mereka melirik letta sedih.” Letta besok kamu bisa bawa teman kamu nggak buat makan malam? Kami mau ngucapin terimakasih sama dia.” Ujar Agung lirih.
Letta mengerjab pelan. ia harus bilang sama siapa yah??? ia mengangguk saja dan berdehem,.” Yah.” tak ada jawaban lain kan????
Pras. Semua shok mendengar suara keras terjatuh, menatap siapa yang jatuh. Letta membuka mulut kaget.
Nemo menjatuhkan telur berkarpet karpet di dekat jalan di atas motor. Dan Nemo terlihat gemetar di dekat jalan saat orang orang mendekatinya.
“ Nemo..” teriak Nadia mendekati Nemo diikuti Agung. Letta meneguk Saliva kering. Ini yang pecah bukan hanya satu karpet. Tapi hampir puluhan karpet. Letta segera mendekati adiknya yang dipeluk nadia.
“ Yaampun telur saya... “ teriak pemilik motor menatap telur yang sudah jatuh berserakan di lantai.
Nemo memeluk Nadia erat melirik pemilik telor. Pemilik telor menatap nya tajam.” kamu apain telor milik saya ha?!!” teriaknya.
di sebelah nangis bombay
itu ibaratnya S2 nya kedokteran
apa letta meninggal lagi Masi metong lagi sieh pemeran utamnya