Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~21
"Cincin ?" ucap Ira sedikit terkejut dengan pertanyaan sang mantan ibu mertua yang kini menjadi majikannya itu.
"Iya, cincin yang kamu pakai itu." ulang nyonya Ranti lagi.
Kirana baru menyadari semua orang tertuju padanya dan mereka pasti sudah melihat cincin yang ia kenakan saat ini, begitu juga dengan Kaizar sepertinya pria itu juga terlihat penasaran dengan cincin yang telah menggantikan cincin pemberiannya semalam.
Saat Kendra hendak membuka suaranya, Kirana langsung mendahuluinya. "I-ini hanya cincin mainan nyonya dan imitasi, karena saya hanya mampu membeli ini." ucapnya kemudian dan tentu saja itu membuat mantan suaminya itu langsung menatap tajam ke arahnya.
Harga cincin itu hampir 20 juta dan wanita itu mengatakan hanya sebuah cincin mainan? yang benar saja, gerutu Kendra sedikit kesal entah apa maksud wanita itu berbohong pada ibunya.
"Benarkah? tapi pembantu sepertimu memang tidak pantas mengenakan emas beneran dan cocoknya ya emas imitasi." timpal nyonya Ranti mengejek.
Sementara Kirana hanya mengangguk kecil menanggapinya, di hina oleh wanita itu baginya sudah biasa. Hanya saja dahulu sang suami selalu menjadi yang terdepan membelanya namun kini ia berdiri sendiri menghadapinya.
"Selamat pagi, apa aku mengganggu ?" tiba-tiba terdengar suara seseorang menyapa yang langsung membuat mereka semua menoleh.
"Lexa ?" gumam Kendra saat melihat kekasihnya itu datang di hari yang masih sangat pagi itu.
"Hai sayang, kemarilah !!" panggil nyonya Ranti dengan ramah.
"Mama sengaja menyuruhnya datang kesini, karena mama tidak tahu barang-barang apa saja yang dia sukai untuk seserahan nanti." terang nyonya Ranti lagi.
Kirana yang mendengar maksud kedatangan Alexa langsung berlalu ke belakang, ia tak ingin mendengar pembicaraan mereka perihal seserahan. Karena ia takut akan timbul rasa iri dalam hatinya mengingat mereka dahulu menikah dalam keadaan yang sangat sederhana dan tanpa seserahan apapun.
Lebih baik wanita itu melanjutkan pekerjaannya menjemur pakaian di belakang, halaman samping rumah pun juga belum ia sapu.
"Ra, katakan padaku di mana cincin yang ku berikan semalam ?" tanya Kaizar saat menghampiri Kirana yang sedang mengambil beberapa daun yang jatuh di atas kolam ikan samping rumahnya hingga membuat wanita itu langsung menoleh ke arahnya.
"Den Kai." tukas Kirana sedikit terkejut.
"Tidak ada yang melihat maupun mendengar kita Ra, jadi tidak perlu memanggilku seperti itu." protes Kaizar kemudian.
"Aku hanya berjaga-jaga Kai, karena aku tidak ingin mendapatkan masalah dan menghancurkan semuanya." terang Kirana.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku." Kaizar kembali menuntut jawaban.
Kirana nampak menghela napasnya sejenak, sebelum kembali bersuara. "Maafkan aku Kai, karena cincinmu di minta sama mas Kendra." terangnya kemudian dan tentu saja itu membuat Kaizar langsung memicing.
"Kak Kendra? bagaimana bisa ?" ucapnya tak terima.
"Entahlah Kai aku juga tidak tahu, mas Kendra tiba-tiba meminta cincin itu lalu menggantinya dengan cincin ini." Kirana nampak menunjukkan cincin di jari manisnya itu.
"Dia mengancamku jika menolak maka akan memberitahukan pada ibumu tentang semalam saat kita sedang berpelukan." imbuh Kirana lagi.
"A-apa? jadi kak Kendra semalam menguntit kita ?" Kaizar nampak tak percaya.
"Dia bilang hanya kebetulan lewat." sahut Kirana lantas pandangannya tak sengaja ke arah kamar mantan suaminya yang kebetulan pria itu juga sedang berdiri di balik jendela menatapnya.
Kemudian Kirana segera membuang mukanya saat pandangan mereka bertemu. "Aku harus menyelesaikan pekerjaanku, Kai." ucapnya seraya mengambil sapu dan berlalu menjauh.
Kirana tidak mau Kendra kembali menudingnya jika sedang memiliki hubungan khusus dengan mantan adik iparnya itu, karena bisa-bisa pria itu mengadu pada sang ibu dan berujung ia akan di usir karena telah di anggap menggoda putra bungsu mereka.
Malam harinya keluarga Adiguna kembali berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan persiapan lamaran yang tinggal dua hari lagi.
"Astaga, kenapa Alexa minta barang-barang mahal semua ?" gerutu nyonya Ranti saat menatap daftar barang seserahan yang di inginkan oleh calon menantunya itu.
"Ini barang-barang branded semua, Kendra." imbuhnya lagi saat menatap beberapa merk ternama.
"Bukankah itu menantu pilihan mama." timpal Kendra dengan santai di tengah memeriksa beberapa email di ponselnya.
"Tentu saja, Alexa itu tidak kampungan dan pergaulannya pun sudah kelas atas." bela sang ibu yang terlihat sangat membanggakan calon menantunya itu.
"Ngomong-ngomong apa perhiasannya sudah kamu pesan ?" tanya wanita itu lagi.
Kendra nampak menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Seharusnya malam ini datang beserta dengan barang-barang lainnya." sahutnya mengingat tadi pagi Alexa langsung memesan barang-barang yang ia inginkan itu.
Kirana yang sedang menghidangkan beberapa kudapan hanya bisa mendengarkan obralan mereka, meskipun dalam hati kecilnya ada perasaan iri karena pernikahannya dulu sangat sederhana. Hanya sepasang cincin murahan, mengingat mantan ibu mertuanya sangat pelit padanya.
Tak berapa lama terdengar bel berbunyi dan Kirana bergegas membuka pintunya, mungkin saja itu orang yang mengantar perhiasan untuk seserahan.
Rupanya dugaannya benar lalu Kirana segera mempersilakannya untuk segera masuk.
Sebuah kotak perhiasan yang lumayan besar itu nampak di letakkan di atas meja. "Nyonya, silakan menyelesaikan sisa pembayarannya." ucap sang pegawai toko setelah menyerahkan sebuah kotak perhiasan pada wanita itu.
"Berapa totalnya ?" sela nyonya Ranti ingin tahu.
"Pak Kendra sudah membayar uang muka 100 juta nyonya, jadi kurang 900 juta lagi." terang sang pegawai yang langsung membuat nyonya Ranti melotot tak percaya.
"Ja-jadi totalnya 1M ?" ulangnya memastikan.
"Benar nyonya."
"Perhiasan macam apa semahal itu ?" nyonya Ranti segera membuka kotak perhiasan yang berada di atas meja tersebut.
Matanya nampak terbelalak saat melihat beberapa macam perhiasan dari kalung, gelang dan juga sepasang cincin dari merk ternama.
"Bagaimana bisa semahal ini ?" gumamnya, meskipun wanita itu sangat kaya tapi dalam hal pengeluaran sangatlah perhitungan bahkan perhiasan yang ia koleksi pun hanya berkisar puluhan juta saja.
"Bukankah selera calon menantunya mama itu sangat bagus ?" timpal Kendra saat melihat keterkejutan di wajah sang ibu.
"Tentu saja, Alexa adalah mantu idaman mama." sahut Nyonya Ranti masih tetap membanggakannya.
"Sekarang tolong Mama bayarkan dulu sisanya karena dompetku ketinggalan di kantor." ucap Kendra kemudian.
"Apa ?" sang ibu langsung menatap tak percaya padanya. .
"Nanti akan di ganti oleh kantor, Ma. Karena tabunganku sudah ku investasi semua ke proyek baruku." terang Kendra memberikan alasan.
"Baiklah."
Nyonya Ranti yang sudah terlanjur menyetujuinya terpaksa membayar kekurangannya meskipun dengan berat hati.
Setelah pegawai itu pergi datang lagi beberapa pegawai lainnya yang membawa tas, sepatu dan juga pakaian yang sebelumnya telah di pesan oleh Alexa.
"Berapa totalnya ?" tanya nyonya Ranti, di tangannya nampak semua kartu yang ia gunakan untuk membayar perhiasan tadi.
"Total 2M, nyonya. 2 tas seharga 1,5M dan sisanya 2 pasang sepatu dan juga beberapa stel pakaian." terang sang pegawai dan tentu saja itu kembali membuat nyonya Ranti melotot bahkan kini kepalanya mulai terasa berputar.
makasih nofel nya bagus