"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~27
"Memang aku bilang ingin menidurimu? Ayolah El Kenapa pikiranmu hanya seputaran ranjang saja ?" Cibir Kaizar saat asistennya itu mengatakan jika sedang mendapatkan tamu bulanan.
Seketika Elle tercekat. "Bu-bukan seperti itu pak, tapikan biasanya....." Ucapan wanita itu langsung terjeda saat sang wakil CEO kembali memotong perkataannya.
"Aku tahu kamu sudah tak sabar kita tidur bareng lagi, kamu tenang saja pasti akan ku puaskan lagi nanti tapi sekarang aku ada keperluan lain." Ujar Kaizar lalu mengajak wanita itu pergi.
Elle langsung melotot, siapa yang minta di puaskan? Benar-benar ngadi-ngadi bosnya itu, bukankah yang selalu berpikiran mesum pria itu sendiri.
Kini mobil yang membawa mereka nampak melaju membelah kemacetan sore itu, tak terdengar lagi suara pria itu karena sedang fokus dengan kemudinya. Namun Elle yang penasaran pun langsung bertanya.
"Memang mau kemana pak ?" Ujarnya, karena jalan yang mereka lalui bukan ke arah apartemen pria itu.
"Nanti kamu juga tahu." Kaizar menjawab dengan pandangan fokus ke jalanan depannya, pria itu sesekali mengumpat saat kepadatan mulai merayap.
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di tempat tujuan. "Untuk apa kita datang ke sini pak, bukankah sedang tidak ada janji dengan klien ?" Elle tak mengerti kenapa pria itu tiba-tiba mengajaknya ke sebuah mall.
"Aku ingin membeli beberapa pakaian, sebentar lagi Karin datang dan aku tidak ingin terlihat jelek di depannya." Tukas pria itu seraya melepaskan safety beltnya dan bergegas keluar.
Mendengar ucapan pria itu Elle termangu sejenak, bukankah ia sudah mengetahuinya tapi kenapa hati kecilnya tidak rela?
"Ayo sedikit cepat El, kamu tidak ingin pulang terlalu larutkan !!" Kaizar terlihat tak sabar saat sang asisten belum kunjung keluar dari mobilnya.
"Sebentar pak sepertinya ada masalah dengan safety beltnya." Teriak Elle dari dalam, entah kenapa tiba-tiba sabuk pengamannya tidak bisa ia lepas.
"Benarkah ?" Kaizar segera memutari mobilnya dan membuka pintunya, lalu bergegas membantu melepaskan safety belt wanita itu yang tiba-tiba terkunci.
Posisi mereka yang sangat dekat membuat Elle nampak menahan napasnya dan diam-diam wanita itu memperhatikan pria yang ada di hadapannya tersebut. Pria tampan yang membuat semua wanita terpesona saat menatapnya, sayangnya ketampanan wajahnya tak sesuai dengan sikapnya.
"Kenapa menatapku seperti itu? Aku memang sudah tampan dari sananya dan terima kasih sudah mengagumiku." Ucap Kaizar menyombongkan dirinya dan tentu saja itu membuat Elle langsung melotot.
"Anda terlalu percaya diri sekali pak, padahal saya sedang melihat jerawat anda." Balas Elle yang kebetulan melihat satu buah sejawat di pipi pria itu, kata orang tumbuhnya jerawat karena sedang jatuh cinta apa pria itu juga sedang jatuh cinta pada wanita bernama Karin itu?
"Benarkah? akhir-akhir ini aku memang jarang merawat muka, tapi lain kali kamu bisa melakukannya saat main ke apartemenku." Terang Kaizar dengan pandangan nakal.
Elle langsung membuang mukanya kesal dan bersamaan itu sabuk pengamannya berhasil di buka. "Terima kasih." Ucapnya, namun pria itu tak kunjung pergi dari hadapannya.
"Hanya terima kasih ?" Ucapnya menatap intens wanita itu, jarak mereka yang terlalu dekat membuat Elle bisa merasakan hangat napas mint pria itu bahkan kini detak jantungnya semakin cepat.
"Tentu saja pak, anda sudah kaya dan ku rasa tak memerlukan hadiah lagi." Sahutnya menanggapi lalu sedikit mendorong pria itu agar ia bisa duduk dengan normal, namun tenaganya yang tak seberapa tak membuat pria itu beranjak.
"Kamu sangat cantik El." Puji Kaizar lalu pandangannya beralih ke arah bibir tipis wanita itu dan tanpa aba-aba langsung melu matnya.
Tentu saja itu membuat Elle langsung terkejut, ia yang belum siap pun hanya bisa pasrah saat pria itu semakin memperdalam ciumannya. Ciuman yang penuh hasrat hingga membuat keduanya nampak memerah.
"Kapan selesai ?" Tanya Kaizar setelah menjauhkan wajahnya, namun tidak dengan tubuhnya.
"Ini baru hari pertama pak." Sahut Elle sembari merapikan penampilannya.
"Baiklah, ayo !!" Kaizar segera menjauh dari mobilnya, berduaan dengan wanita itu membuatnya tak bisa menahan dirinya. Elle benar-benar wanita sempurna, tubuhnya sangat proporsional hingga mampu membangkitkan gairahnya. Wajahnya pun sangat cantik khas blesteran dan otaknya pun juga lumayan encer.
Sayangnya dia hanya wanita matre yang menjual tubuhnya demi uang. "Semua wanita memang sama saja." Gerutunya seraya melangkah masuk ke dalam mall tersebut.
"Anda mengatakan sesuatu pak ?" Tanya Elle saat tak begitu jelas mendengar gumaman pria itu.
"Tidak." Tegas Kaizar.
Elle kembali terdiam sembari mengikuti kemana perginya pria itu dan di sinilah kini mereka berada, di sebuah butik pakaian khusus laki-laki.
"Menurutmu apa ini bagus ?" Kaizar mengambil kemeja berwarna biru langit, seingatnya itu warna kesukaan Karin.
Ia dan Karin terakhir bertemu beberapa tahun silam, wanita itu memutuskan untuk pindah keluar negeri mengikuti ayahnya yang di pindah tugaskan di sana.
"Bagus pak, tapi lebih bagus warna biru dongker atau hitam menurut saya." Terang Elle, baginya warna gelap sangat cocok dengan pria maskulin seperti bosnya itu.
"Ini warna kesukaan Karin." Sahut pria itu dan itu membuat hati kecil Elle mendadak nyeri lalu wanita itu mengangguk pelan.
"Itu juga bagus pak." Timpalnya kemudian.
"Karin menyukai sesuatu yang serba terang seperti hatinya yang lembut." Ujar pria itu memuji dan tanpa sadar itu membuat Elle mencelos.
"Baiklah jadi anda ingin memilih yang mana, biar saya ambilkan. Apa anda mau yang ini juga ?" Elle nampak mengambil beberapa pakaian berwarna terang dan lembut lalu segera memberikannya pada atasannya tersebut, bukankah lebih cepat lebih bagus?
Selain ia lebih cepat pulang juga takkan lagi mendengar pria itu memuja wanita bernama Karin tersebut, entah wanita seperti apa dia hingga membuat pria itu berubah sikap untuk segera mengakhiri masa lajangnya.
Setelah mengambil beberapa lembar pakaian mereka segera meninggalkan toko tersebut.
"Apa anda juga ingin membelikan kekasih anda pakaian ?" Tanya Elle saat pria itu mengajaknya masuk ke dalam butik pakaian khusus perempuan.
"Sejak malam itu aku tak pernah melihatmu memakai pakaian seperti ini lagi." Kaizar nampak memegang sebuah gaun malam yang terlihat cantik dan juga seksi, ia masih mengingat bagaimana pertemuan pertama dengan asistennya tersebut.
Malam itu wanita tersebut berpenampilan sangat menawan dan juga menggoda hingga membuatnya berhasil jatuh ke dalam pesonanya.
"Waktu saya habis untuk bekerja pak, jadi mana mungkin saya ada waktu untuk berpakaian seperti itu. Lagipula saya tak begitu banyak memiliki teman yang mau mengajak ke pesta." Terang Elle.
Kaizar nampak mengambil beberapa gaun yang sudah ia pastikan ukurannya cocok untuk wanita itu lalu membawanya ke kasir.
"Untuk apa gaun sebanyak itu pak ?" Elle langsung protes, sungguh pria itu buang-buang uang saja.
"Lain kali jika aku mengajakmu pergi, kamu tak perlu membelinya lagi." Sahut Kaizar.
Pria itu juga nampak mengambil beberapa alat makeup dan langsung membayarnya.
"Lain kali? Bukankah sebentar lagi anda akan menikah pak? Apa setelah menikah anda masih ingin melanjutkan kontrak itu ?" Elle ingin memastikan, sungguh ia tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan seseorang.
Tapi perlakuan pria itu seakan sedang memberikannya harapan jika mereka akan terus seperti ini dan pada akhirnya dirinya lah yang akan merasa kesakitan.