NovelToon NovelToon
Obsessed

Obsessed

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / BTS / CEO / Mengubah Takdir / Bad Boy
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: OrchidCho

Obsesi Mafia kondang pada seorang gadis yang menjadi jaminan hutang kontrak nya dengan ayah gadis tersebut.

Kisah keluarga yang saling menyakitkan namun menyembuhkan kedua nya saat bertemu. Sang kakek yang mempunyai rencana lain untuk menyatukan kedua nya, untuk mengatur Cucu nya dia butuh Gadis itu.

Tak disangka Mafia tersebut membawa gadis itu keluar dari dunia nya yang tidak baik-baik saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Movie tiime

Hal kecil itu membuat Hana sangat berarti, padahal hanya kacang yang dikupas oleh Leon sendiri, dengan senyum kecil Hana memakan kacang nya.

Jey yang melihat Hana tersenyum, mulai berpikir Hana ternyata menyukai saudara nya Leon, Bahkan Jey menyadari itu.

Namun pemikiran nya tetap tidak ingin itu terjadi, Jey inisiatif mengambil selimut dan ia menyelimuti tubuh Hana.

"Terima kasih" ucap Hana dengan senyum.

Leon tetap diam pura-pura tidak melihat itu, namun sebenarnya ia mulai cemburu.

Dipertengahan film, Hana melihat ke kanan dimana Leon duduk terdapat jendela besar, nampak kilat dari kejauhan sudah terlihat. Dan hujan gerimis pun membasahi halaman rumah.

Leon yang pura-pura tidak tahu, namun sebenarnya ia peka dengan itu. Leon berdiri mengambil wine dimeja lalu ia duduk berdekatan dengan Hana, bahkan Hana sampai menoleh karena sangat dekatnya.

Hana mengulum senyumnya lalu melihat jendela yang mulai basah karena rintik hujan, dan kembali menonton film nya.

1 jam kemudian Hana mulai mengantuk tanpa sadar ia menyenderkan kepalanya dipundak Leon karena ia paling dekat dengan Hana.

Puk

Leon membiarkannya, tidak dengan Jey yang menahan kecemburuan nya. Hanya mendelik ke arah Hana, Jey pun juga tidak ingin menggangu Hana tidur.

"Jadi.. Kau akan serius menikahinya?" Tanya Jey tiba-tiba.

"Aku berencana untuk membawa nya pergi" terang Leon jujur yang ia katakan.

"Apa ini masalah utang ayah nya? Kau membawa nya? Kau gila" ujar Jey yang menatap Leon.

"Aku sudah bilang, wanita ini sudah milikku dari awal, bukankah Hana pernah bilang jangan lakukan apapun yang berurusan dengan ayahnya" jawab Leon dengan santai.

"Apa membawa Hana adalah permintaannya?" Tanya Jey lagi.

"Iya, dia sudah tidak ingin lagi berada di negara ini, kurasa karena penculikan yang terjadi padanya membuat nya trauma" jelas Leon yang menoleh ke Hana yang tengah tertidur di pundaknya, hidungnya langsung mencium wangi shampoo miliknya dari puncak rambut Hana.

"Benarkah" ucap Jey yang terdengar sedih, melihat Hana yang sedang memejamkan matanya entah ia benar-benar tertidur atau tidak.

Namun kepala Hana kedepan hingga ia hampir jatuh, telapak tangan Leon menahan kening Hana namun ia langsung membuka matanya terbangun.

"Oh.. Sampai mana zombie nya??" Ucap Hana yang baru terbangun.

"Tidurlah lagi, tadi.. Kau sudah minum obat" Leon melipat tangannya namun pandangan nya ke Hana terus.

Hana pun menganggukkan kepalanya.

Dengan tidur berjejer dan diberi jarak, mereka tidur diruang Tv, terdengar gerimis hujan makin deras, yang menyukai hujan ini seperti lagu pengantar tidur. Bahkan Leon menutup selimutnya sampai dada nya ia memejamkan matanya.

Begitu juga dengan Jey yang tidur membelakangi Hana, kini hanya Hana yang terjaga belum tidur.

Leon sadar kalau Hana belum tidur, dengan satu tangan menggeret kasur lantai yang ditiduri Hana agar mendekat.

Sreeett

Hana menoleh sambil memegang selimutnya, dengan mudah Leon menggeret tubuh Hana agar mendekat ke arahnya.

"Tidurlah" ucap singkat Leon dengan nada rendah serta suara serak nya.

Tak menjawab Hana malah memiringkan tubuhnya menghadap Leon, mulai dari dia yang perhatian kecil membuka kacang kenari untuknya, bahkan sadar akan trauma hujan nya malah duduk berdekatan dengan nya. Kini dia menggeret kasur lantainya agar dekat dengan nya.

Tidak mungkin dia menyukai dirinya, dia pasti hanya menganggap dirinya adalah jaminan. Makin bingung apalagi dengan hati Hana juga terus-terusan dibuat terpana dengan karismatik Leon.

'Apa aku ungkapkan perasaan ini? Tidak! Itu bukan ide bagus, harus ku pertahankan saja, jangan tergoyah oleh nya, Hana' batin Hana yang melihat Leon memejamkan matanya.

"Aku bisa membuatmu tidur" peringat Leon dengan mata terpejam.

Hana langsung memejamkan matanya serta membenarkan posisi tidurnya. Tangan Leon terulur meraba perut Hana yang rata dan mengelusnya lembut.

Ditengah malam Jey terbangun dan melihat Hana yang sudah tidur dekat Leon, bahkan Leon memeluk tubuh Hana dari belakang seperti pasangan layaknya suami istri, dan Hana terlihat nyaman tidurnya.

Pada jam 5 pagi hari saat itu matahari belum juga terbit, Hana terbangun karena tubuhnya yang masih terasa pegal, ia melihat Jey yang sudah tidak ada ditempatnya bahkan kasur lantainya sudah dilipat rapih di sofa.

Namun ada tangan yang melingkar di pinggang nya yaitu tangan Leon, Hana mendesah lega karena ia pikir tangan siapa, telapak Hana mengelus punggung tangan Leon yang terlihat uratnya yang menonjol.

"Hm" dehemman Leon terdengar ia masih memejamkan matanya.

"Kak Jey dimana??" Tanya Hana pada Leon.

"Hm.. Pergi ada urusan, dia mengirimiku pesan" suara serak Leon menjawab.

Leon menarik tangan nya dari perut Hana, dan masih enggan untuk beranjak bangun lagipula matahari belum terbit.

"Disini mulai dingin.. Aku ingin pindah ke atas" lenguh Hana tubuhnya mulai terasa kedinginan.

Tangan Leon malah memeluk tubuh Hana melarang ia bangun, dan makin mengeratkan pelukan sambil memejamkan matanya.

"Tidur seperti ini tidak akan Kedinginan" ucap Leon modusnya berjalan lancar.

"Kau dengar?" Tanya Hana.

"Apa nya?" Balik Tanya Leon yang tidak mengerti.

"Jantungku menggila kalau kau peluk aku seperti ini" tutur Hana jujur nya.

"Biarkan" jawab Leon yang mengelus punggung Hana dengan sesuka nya.

Dengan sesukanya Leon mengendus puncak kepala Hana dan menciuminya beberapa kali.

...

Didepan cermin Hana melihat dirinya yang masih terlihat ada lebam dibeberapa tubuhnya, ia pun mengoles salep dibeberapa titik luka, di bibir, wajah serta lengan nya. Luka nya semakin membaik Hana pun mulai bisa tersenyum di depan cermin.

"Tak apa, kau bisa melewati ini semua, sama seperti yang lalu kau berhasil bertahan" Hana menyemangati dirinya sendiri.

"Sedang apa? Ayo sarapan" sahut Leon yang tiba-tiba datang.

"Hm" angguk Hana yang berdiri dan tersenyum ke arah Leon.

Mereka makan berdua diruang makan, Leon lah yang memasak ini, bahkan Hana mengakui kalau Leon sangat pandai untuk memasak.

"Sangat enak" ungkap Hana sambil mengunyah.

"Aku sudah mengatakan pada Jey, kau akan pergi" terang Leon tiba-tiba saat ia juga sambil makan.

"Lalu? Apa dia marah?" Tanya Hana penasaran.

"Kau juga harus mengatakannya sendiri, dengan itu pasti dia juga akan mengerti" terang Leon.

"Iya, akan kulakukan. Kak Jey sangat baik padaku, dia selalu ada ketika aku sedang sedih, aku ingat ketika aku dirundung oleh temanku, dia marah dan memberi pelajaran bagi mereka, sejak itu tidak ada lagi yang berani merundung ku" terang Hana yang asik bercerita.

"Ada kejadian seperti itu juga" jawab Leon yang mengunyah makanan nya.

"Dulu terkadang terjadi" ujar Hana yang mengambil sepotong telur.

"Hari ini aku ijinkan kau pulang dan bawa barang penting, jangan terlalu banyak, aku tidak bisa temani, aku ada urusan" terang Leon pada Hana.

Hanya dijawab anggukan mengerti oleh Hana.

Ditempat lain dijam yang sama, Jey menuju ruang kakek nya.

"Anda sudah mengetahui nya?" Ceplos Jey saat sudah berada tepat di depan kakeknya, tanpa mengucapkan basa-basi apalagi menghormati kakek nya itu tidak.

"Tidak sopan, apa aku mengajari mu seperti ini berbicara pada yang tua?" Pungkas kakeknya.

"Kenapa kakek membedakan cucu? Leon berbicara seenaknya anda tidak pernah menegurnya" terang Leon yang mulai membedakan.

"Dia sudah mandiri, menghasilkan uang dari ide nya" terang Simon yang menatap cucunya.

"Karena dia mafia?? Menghasilkan uang dari narkóbà, menjual sénjàtà ilegal? Membunuh orang dengan mudahnya" cecar Jey.

"Diam!!" Bentak kakeknya pada Jey yang sudah keterlaluan.

Jey merasa tidak Terima, kenapa yang ia inginkan tidak bisa terwujud.

1
Atthaya Raisya AqiLah
mampir thor,, ceritanya bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!