Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lanjutan
"Uhhhh....,aku memang selalu begini,tidak tahu waktu." Keluh eza sambil merengangkan otot-otot di tubuhnya.
Perlahan kaki eza mulai melangkah keluar kemar,memasuki kamar mandi dan segerah melaksanakan kewajiban setelah rasa bersih dan segar hinggap di tubuhnya.
Tepat ketika eza sedang membereskan peralatan ibadahnya,handepone miliknya kembali berbunyi,kali ini sebuah pesan masuk,perhatian eza otomatis segera teralihkan,kembali tertera nomor tidak dikenal. Dan nomor itu mengirimkan teks singkat bertuliskan.
"Pesta akan dimulai,bersiaplah, X,"
Eza semakin di buat kebingungan,siapa orang ini,jikalau memang nomor salah sambung,tidak akan sampai seperti ini,dan eza juga selalu di buat salah fokus,oleh akhir kata atau akhir pesan yang di tuliskan oleh si pelaku,dimana ia selalu menemukan huruf X di sana.
"Bapak udah pulang ya?." Menolong eza ketika dirinya melihat sebuah mobil pick up yang terparkir rapi di halaman rumah bi surti.
Hingga,tatapan tak sengaja tertuju pada ban mobil,terlihatlah,percikan api mulai membara dibawa mobil hingga merembet dan membakar mobil itu secara keseluruh,dan bumnmm.....
Mobil itu meledak,api bertebangan kemana-mana dan mulai membakar sebagian dari rumah,eza masih terdiam mematung,menatap peristiwa gila yang terjadi dihadapannya.
Rasa sesak dan asap mulai memenuhi ruangan,tubuhnya berekringat begitu banyak,sepertinya api menyebar dengan begitu cepat.
Brakkk....
Pintu kamarnya didobrak seseorang,dan ternyata itu adalah pak hendra serta bi surti yang berada di belakangnya.
"Eza apa yang kamu lakukan?!!!, cepat keluar!!!." Teriak pak hendra sambil menyeret tubuh eza untuk keluar,eza bisa melihat dimana hampir seluruh bagian rumahnya sudah dilahap oleh si jago merah.
Pak hendra sempat menahan tangan eza dan mulai memasukan sesuatu kedalam kantung baju yang tengah eza kenakan,apa yang pak hendra masukkan ke dalam kantung nya di saat-saat seperti ini?.
"Ayo cepat eza!!!." Teriak pak hendra sambil mendorong tubuh eza begitu keras ke depan,eza tersentak,ia menatap ke belakang sampai tidak memperhatikan jalan yang tengah ia lewati,dan
Brughh....
Eza terjatuh dikarenakan dirinya yang tidak sengaja menginjak sebuah figura foto yang tergeletak di lantai.
"Cepat lari eza!!!!." Teriak bi surti dan pak hendra dari belakang.
"Shhhh...." Eza meringis pelan,merasakan kakinya yang sedikit terkelincir.
Brughhhh....
Brakkk......
Sesutau terjatuh,dan ketika eza mengalihkan pandangannya dari bawah,hal pertama yang eza lihat menggunakan kedua matanya adalah tubuh bi surti dan pak hendra yang sudah terbaring lemah tak berdaya karena ketimpa oleh plafon rumah yang roboh akibat sudah dilalap oleh api.
"Bibi!!!...,bapak!!!!!." Teriak eza begitu mengema,ia hendak bangkit dan menghampiri kedua pasutri itu,namun kakinya kembali terasa cenut-cenut.
"Lari eza lari!!!. lirih bi surti.
"Ezaa!!!, lari!!!!, sekarang!!!." Teriak pak hendra dengan seluruh tenagah yang masih tersisa.
Dor...
Dor....
Seorang pria berpakaian serba hitam tiba-tiba saja hadir diantara bi surti dan pak hendra,terdengar suara tembakan yang menggema,dan setelah itu,eza sudah tidak lagi bisa mendengar teriakkan melengking bi surti dan pak hendra yang menyuruhnya untuk berlari.
Mata eza membulat sempurna melihat kejadian gila dihadapannya,tangganya bergetar begitu hebat,matanya terus menatap dua mayat dengan kepala yang sudah berlubang akibat peluruh yang timbul dari senapan seseorang.
Pria itu menghilang begitu saja,dan tubuh bi surti berserta pak hendra mulai dilalap oleh api yang merambat dari dinding-dinding rumah secara perlahan.
Tak....
Seolah tengah mengingatkan,sebuah batu tiba-tiba saja terjatuh dan mengenai kepala eza begitu keras,eza akhirnya tersadar,kini api sudah mulai mengelilingi nya,tanpa mau membuang-buang lagi waktu untuk hal yang tidak berguna,eza segerah berlari kencang menuju pintu belakang dengan jalan yang tertatih-tatih.
Brakkkk....
Pintu terbuka dengan kencang,beberapa warga sudah berada disekitar rumah dengan alat pemadam kebakaran seadahnya,melihat kedatangan eza dari rumah dengan keadaan yang begitu memperihatinkan,para warga dengan sigap segerah membawa tubuh eza ketempat yang lebih aman sembari menunggu kedatangn ambulance dan pemadam kebakaran.
Eza disimpan dibawah sebuah pohon mangga besar yang terletak disamping kanan rumah bi surti,para warga segera memberikan eza sebotol air minum dan kembali berjibaku untuk memadamkan api yang tengah membara sebisa mereka.
Eza menyandarkan kepalanya pada batang pohon,tatapannya terarah ke atas langit,kajadian itu trus berulang-ulang bagai kaaset CD yang tengah di putar berkali-kali.
Gadis itu terlihat begitu hancur,dimana kini dia kembali harus menyaksikan bagaimana orang ia sayangi terbunuh dengan begitu sadis menggunakan mata kepalanya sendiri.
"Kenpa?!!!!!, kenapa ini semua selalu terjadi kepadaku?, kenpa!!!, hikss,aku lelah tuhan,aku lelah!!!." Tangis eza tersenduh-senduh,air matanya mengalir begitu deras bebarengan dengan rintik hujan yang mulai turun membasahi bumi.
Tatapan eza kian kosong,air mata yang masih mengakir serta mata sayu yang memerah akibat rintik hujan yabg beberapa kali jatuh mengenai bola matanya.
Tubuhnya mulai menggigil kedinginan,bibirnya sudah pucat pasi,tubuh mungil itu juga bergetar hebat,hujan adalah temannya,mana mungkin eza pergi berteduh dan menghindari teman baiknya?, hukan akan selalu menemani kesedian yang menimpah nya,maka dari itu eza bagitu menyukai hujan,hujan akan membuat hatinya tenang.
Krakk...
Suara sesuatu yang tak sengaja terinjak,eza otomatis segerah mengalihkan perhatiannya,pandangannya bertemu dengan pandangan sosok pria berbaju hitam dengan penutup kepala,kini pria itu sedang berdiri dibelakang rumah sambil tersenyum lebar ke arah eza.
Tangan eza mengepal erat,tatapanya berubah menjadi tajam,eza mulai bangkit menatap sosok pria itu dengan tatapan tajamnya dan mulai berlari menerjang ke arahnya dengan keberanian dan sedikit skill bela diri yang ia miliki.
Kemarahan,emosi dan nafsu bisa merubah seseorang dengan sangat cepat,begitu pun dengan eza,taj ada rasa takut dan segan terhadap pria itu,meskipun eza tau dirinya lemah sedangkan pria itu begitu kuat dengan sebilah senjata yang berada di tangannya.
Namun eza tak peduli,eza akan terus menerjang pria itu,bahkan jika ia harus membuhnya sekalipun.
Yah,orang sepertinya memang pantas dibunuh,banyak orang yang sudah dia bunuh mengunakan tanggannya,dan eza berjanji pada dirinya sendiri,untuk menbunuh pria yang sudah banyak membunuh orang yang ia cintai dengan kekuatannya sendiri.
Eza hendak memukul dada pria itu dengan bogemannya,namun serangannya bisa dengan muda pria itu hampaskan,eza terus mencoba tanpa takut dan putus asa,meskipun ia harus merekakan tubuhnya dibanting sana-sini.
Brughh.....