Mencari cinta sejati tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pria bermata biru terus mencari cinta sejatinya yang telah lama menghilang. pengorbanan yang tulus tidak selalu membuahkan hasil yang memuaskan. Namun, Perjuangan untuk menemukan wanitanya akan terus ia lakukan walaupun rintangan datang menghadang.
"Aku kembali untuk mu, Tidak akan kubiarkan kau pergi dari kehidupan ku!"
Wanita cantik dan berkelas lahir dari anak konglomerat ternama di Jakarta. Sang Daddy memiliki banyak bisnis di berbagai Negara, Ia memilih berkarir dan meneruskan bisnis kelurga.
Akan kah Petualangan cinta si kembar akan berakhir di pelabuhan terakhir? bagaimana nasib Safira setelah memilih menikah dengan pria yang tidak pernah ia cinta?"
Yuk ikuti kelanjutannya hanya di karya Bunda enny76.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Identitas tawanan
Vano bersandar pada sebuah dinding, ia masih terus mencari akal untuk bisa keluar dari dalam gudang yang pengap dan gelap. Namun ia masih memikirkan wanita di gudang sebelah.
"Siapa nama mu?" Vano bertanya untuk mengakrabkan diri, namun yang terdengar hanya helaan nafas panjang.
"Kita akan sama-sama keluar dari sini, asalkan kamu mau mendengarkan aku."
Wanita itu masih terdiam tanpa menjawab sedikit pun pertanyaan Vano.
"Aku membutuhkan Penjepit rambut, apa kau memiliki?
Hening...
Vano sudah berusaha untuk berbicara, namun usahanya nihil, wanita itu hanya diam tanpa memperdulikan niatnya yang ingin membantu. Vano hanya berharap adanya keajaiban dan berpihak pada nasib baiknya. Andai saja Borgol itu tidak terbuat dari baja, sudah pasti ia bisa terbebas. Vano tidak ingin menyerah, ia berusaha berdiri walau tubuhnya sangat lemah tak bertenaga. Satu minggu di dalam ruangan tertutup tanpa makan dan minum bisa membuat orang mati kelaparan.
Pria bermata coklat menyapu setiap sudut ruangan. Tanpa sengaja ia melihat salah satu celah di sudut dinding. Ia berjalan mendekat sambil meraba-raba celah tersebut.
"Sinar matahari?" mata Vano menyipit saat la mendekatkan bola matanya ke lubang kecil sebesar jempol. "Berarti hari ini sudah siang.".
"Sial! aku baru melihat sinar matahari setelah lama terkurung di sini!"
"Aku harus menemukan cara untuk bisa keluar dan membebaskan para sandraan."
"Ayo Vano, teruslah berfikir! pria berkulit putih itu menyemangati diri sendiri.
Suara langkah kaki terdengar di lorong yang menuju ke arah gudang. Vano berdiri di depan pintu sambil mendengar percakapan mereka. Suara pintu di buka bersamaan teriakan seorang wanita
"Apa yang ingin kalian lakukan?! lepaskan aku!
"Diam! bila tidak ingin mati!" bentak suara di luar pintu
"Aku tidak ingin ikut kalian, lepaskan!!!
"Bawa wanita ini temui kapten!"
Vano mulai emosi mendengar jeritan wanita di samping gudangnya. Sungguh ia penasaran dengan suara wanita yang sejak dua hari lalu tidak mau di ajak bicara. Rasa penasaran kian menggebu-gebu. Vano melihat dari lobang kunci kejadian di luar, alangkah terkejutnya ia melihat dua orang pria menarik paksa wanita tersebut. Yang lebih mengejutkan Vano mengenal sosok wanita tersebut. Bola matanya langsung membesar
"Safira?!" peliknya
"Bagaimana mungkin Safira ada di sini? apakah dia salah satu sandraan? atau hanya kebetulan wajahnya mirip? Tapi.. kenapa Safira tidak mengenali ku saat aku turun dari helikopter?" Vano terus bertanya-tanya pada diri sendiri. Nafasnya mulai memburu saat mengetahui wanita itu adik angkat nya.
"Lepaskan aku!!! teriak wanita tersebut "Aku tidak mau ikut kalian!"
"Safiraaaa!!!!!
"Brak!
"Brak!
Vano menendang pintu baja sekuat tenaga meskipun keadaannya semakin melemah.
"Bajingan kalian! lepaskan wanita itu!!! Vano berteriak lantang.
Dua orang pria berkepala plontos terbahak "Pria itu mulai berani menantang, apa kita langsung tembak mati saja!"
"Biarkan saja dia, tidak lama lagi akan di eksekusi."
Dua pria itu tidak pedulikan amarah Vano yang semakin menggebu. Mereka berdua kembali menyeret gadis berambut panjang keluar dari dalam gudang.
"Aku tidak bersalah, kenapa kalian sandra aku!" suara lengkingan itu membuat Vano panas dan ingin meledak
Amarah Vano kian meletup, suhu badannya berubah panas membara, pupil mata membesar bagai mata elang yang siap mencabik-cabik lawan. kedua tangan mengepal kuat dengan urutan yang menonjol.Vano terus menendang pintu baja tanpa putus asa. Seakan mendapat kekuatan baru, ia berhasil menendang pintu baja.
"BRAKK!
"Berhenti kalian!!!
Seruan Vano berhasil menghentikan langkah mereka berdua.
"Sial, dia berhasil keluar dari gudang. Cepet tembak dia!" seru teman nya sambil menarik paksa tubuh wanita tersebut.
Pria tersebut menarik pelatuk pistol, lalu mengarahkan ke tubuh Vano. Namun telat, Vano berhasil menendang pistol hingga terpental.
"Lepaskan wanita itu! Aku tidak akan mengampuni kalian!" Vano berjalan mendekat kearah mereka.
"Cepet habisin dia, aku akan melapor pada ketua." teriak temannya yang bertugas menjemput wanita dalam gudang.
Si bandit mulai menyerang Vano secara brutal. Pukulan demi pukulan menghantam rahang dan tubuh Vano hingga ia berakhir di lantai. Darah segar mulai menetes dari hidung dan bibir. Pria berpostur tubuh atletis itu mulai kehabisan tenaga, Namun ia berusaha bangkit untuk berdiri. Si bandit berjalan cepat, dari arah belakang Vano berhasil mengalungkan borgol ke lehernya, lalu ia menekan kuat jeratan di leher si bandit hingga pria bertato itu kehabisan nafas dan tidak bergerak lagi.
Sementara teman satunya menarik paksa tangan wanita itu dengan kuat. Wanita itu terus berontak ingin kabur, tetapi pria berkepala plontos berhasil melumpuhkan wanita itu dengan memukul tengkuk belakang. Seketika ia pingsan tak sadarkan diri. Pria itu membopong tubuhnya itu di bahu.
"Lepaskan gadis itu! seru Vano dengan nafas tersengal. pria itu berdiri di belakang si bandit berkepala plontos. Sorot mata yang mulai meredup kembali terbuka lebar, aura mematikan mulai terlihat.
Si bandit memutar tubuhnya, lalu terbahak saat melihat Vano sudah kepayahan. Satu minggu di kurang tanpa makanan dan minuman, bagi orang biasa sudah pasti mati. Tetapi tidak bagi Vano, mentalnya sangat kuat dan sudah terlatih.
"Berani sekali kau menahan ku! lihatlah tubuh mu, sudah lemah tak bertenaga. Sebentar lagi kau akan kami cincang untuk makanan ikan hiu!
"Ha-ha-ha.."
"DOR!
Vano berhasil membungkam pria berkepala plontos, menembak tepat di kening hingga ia ambruk ke lantai.
"Bruk!
"Safira!!!
Vano berlari, ia menarik tubuh wanita itu dengan kedua tangan nya yang terborgol.
"Safira bangun?" Vano menepuk-nepuk pipi wanita yang sedang pingsan
"Aku tidak salah lihat bukan? dia benar Safira? bukankah dia berada di Australia bersama Kelvin? kalau Safira berada di kapal ini, lalu di mana Kelvin?!" tanda tanya besar terus bergelut di benak Vano. ia benar-benar tidak percaya apa yang sudah ia lihat.
"Tangkap pria itu!!!
Dari arah lorong, orang-orang berseragam hitam-hitam berlarian ke arah Vano. Mereka mulai menarik paksa Vano..
"Bawa dia keatas, kita akan eksekusi sesuai permintaan kapten!" perintah pria berkumis.
"Baik Bos!
"Bagaimana dengan wanita ini bos?"
"Bawa juga ke atas, biar Kapten yang menentukan nasibnya."
"Jangan kau sentuh dia! teriak Vano "Berani kalian menyakitinya, aku bersumpah akan habisi kalian semua!!"
"Sudah mau mati masih mengancam kami!"
"Cepet seret dia!!"
Para bandit mendorong tubuh Vano untuk berjalan. Hatinya mulai di liputi perasan was-was, ia masih memikirkan Safira yang juga menjadi tahanan para bandit.
💜💜💜
Bunda berusaha update setiap hari, tetapi kalian jarang like dan komen 😢
cewek rambut panjang.... Safira kah...?
beruntung mereka, masih ada Markus yang bisa ngasih makan dan ramuan...
kok kayak nggak asing ya.... nama Markus ini....
ku beri kopi buat bunda biar gak ngantuk...
serta sekuntum mawar 🌹 merah tanda kasih sayang ku buat bunda Enny 😘....
love Nathan Alea dan zeevano 😍😘
semangat ya bund