Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
.
.
.
Lima belas menit usai sholat isya', Loly melipat mukenah dan sajadahnya menaruhnya di lemari. Ia merebahkan dirinya di atas ranjang king size.
Berbaring memainkan ponselnya. Ia kepikiran Nathan. "Nathan udah makan belum yaa? Apa dia masih sibuk ngerjain tugas kantornya?"
Loly mengetuk-ngetukkan jemarinya pada dagunya. Pikirannya melayang memikirkan adiknya. Ia mengedikkan bahunya. "Mungkin dia udah makan." Loly berselancar di media sosial.
Ia asik..
Wooyy.. author, udah cukup ceritanya. Yaelah, keasikan cerita loe thor. Udah minggir dulu. Gue udah selesai ngerjain tugas kantornya.
Sekarang giliran gue yang cerita, othor healing-healing aja sana. Huussss... Huussss...
Astaga, gue di usir sama Nathan. Ya udah kalo gitu author..
Udah cukup thor, cepetan pergi sana. Nggak usah pake' basa-basi segala. Brisik!
Ku tarik nafas lalu ku buang. Nathan bener-bener bikin gue darah tinggi. Bye, bye, guys. Author pergi dulu.
Ketemu lagi bersama aku, Nathan yang paling ganteng sejagat raya. Aku laper nih, gangguin Loly dulu aahh..
Dookk...
Dookk...
Dookk...
Ku gedor pintu kamar Loly keras. "Loly, cepetan keluar!" Teriak ku. Moga aja Bunda sama Ayah nggak kedengeran. Hihihi..
Dookk...
Dookk...
Dookk...
"Loly..."
"Iyaa, iyaa, sebentar." Nah kedengeran juga suaranya.
Ceklek.
Tampaklah wajah Loly yang cantik jelita. Tapi maaf nih yaa, mukanya kayak biasa. Pasang wajah ketus.
"Apa?" Ketusnya.
"Aku laper. Anterin beli bakso yukk."
"Diihh, beli bakso aja minta di anter. Dasar manja!"
Manjanya cuma sama kamu doang kok, Ly. Kalimat itu hanya mampu ku ucapkan dalam hati.
"Bukan manja namanya." Ku tekan dahinya. Loly menepisnya kasar.
"Nggak sopan banget sih! Kalo lapar yaa makan sana. Tadi Bunda udah masak enak."
"Tapi aku pengennya makan bakso, Loly. Udah ayoo, anterin beli bakso."
"Kenapa ini, Nat? Kok ribut-ribut." Bunda bersama Ayah menuruni tangga.
"Mau beli bakso, Bund. Lagi pengen."
Netra Bunda terlihat berbinar. "Bunda ikut yaa? Bunda juga mau makan bakso. Udah lama nggak makan bakso."
Aduuhh.. bisa gaswat ini. Gagal berduaan dong sama Loly. Ku putar otak secepat mungkin mencari alasan.
"Jangan, Bund! Bakso itu 'kan lemaknya banyak. Katanya Bunda mau diet. Kalo makan bakso, Bunda gagal diet dong."
Ayah menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ada-ada aja kamu, Nat."
"Bener juga sih. Yaa udah, nggak jadi aja deh. Bunda di rumah aja. Biar bisa romantis-romantis an sama Ayah. Kalian kalo mau pergi, pergi aja. Nggak papa." Bunda dan Ayah berjalan menuju ruang keluarga. Mau nonton tv kayaknya sambil berduaan. Jadi ngiri.
Aish.. aku juga nggak mau kalah dong. "Ayoo, Ly." Ku tarik tangan Loly.
"Eehh.. aku ganti baju dulu."
"Yaa udah, aku tunggu di teras."
Loly mengangguk lalu menutup pintu kamarnya. Gegas ku bawa langkah ke garasi. Ku pilih motor saja. Biar makin romantis. Aaahhhaaayyy...
Motor sport kesayangan Bunda. Sudah lama motor ini tidak di pakai. Bunda juga udah nggak naikin ini motor. Karena ayah melarangnya, jadi motor ini hanya di simpan Bunda.
Aku nangkring di atas motor menunggu Loly datang. Beberapa menit kemudian, Loly sudah rapi dengan pakaiannya.
"Naik motor?" Tanyanya.
"Iyaa. Udah cepetan naik. Laper nih."
"Udah minta di anter, galak lagi. Nggak jadi aja deh."
"Eehh..." Ku tarik tangan Loly saat dia hendak masuk kembali.
"Iyaa, maaf deh. Nih pake'." Ku berikan helm padanya.
"Enggak deh. Males pake'."
"Ck, bawel!" Ku pakaikan helm di kepalanya. Aku nggak mau Loly kenapa-kenapa di jalan.
"Cepetan naik!" Loly memegang pundak ku berjinjit untuk naik ke motor.
"Tinggi amat nih motor."
"Makanya jadi orang tinggian dikit. Punya tinggi minimalis."
"Bawel!" Ketusnya.
"Pegangan, ntar jatoh. Kalo jatoh siapa yang kena marah? Aku juga yang kena."
"Iyaa, iyaa. Bawel amat jadi orang." Loly memegangi jaket ku. Ku tarik tangan Loly agar memeluk ku.
Hati terasa semakin deg-degan. Huufftt.. enaknya bisa berduaan gini. Nggak tiap hari ngelihatin Bunda sama Ayah pacaran mulu. kali ini aku juga bisa pacaran kayak Bunda sama Ayah. Hahaha..
"Pegangan yang erat."
Loly tidak melepaskan pelukannya sama sekali. Membuat hati ku kian semakin berbunga-bunga. Dengan perasaan yang bahagia. Ku lajukan motor dengan kecepatan sedang.
Angin malam menerpa wajah tampan ku. Bibir ku terus tersenyum menikmati pelukan Loly. Jarang-jarang bisa di peluk Loly kayak begini.
Agak pelan dikit ahh. Biar makin lama sampai nya. Tapi perut ku juga udah keroncongan banget. Kalo telat makan bisa sakit nih perut.
Haish.. ya udah deh. Cepetan dikit lajunya. Biar makin cepet sampai nya. Udah nggak bisa nahan lapernya.
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya