Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Rencana Yoongi dan Khumaira
Setelah Hobi, Zeera, Jungkook dan Husna pergi, Khumaira tidak bisa lagi menahan tawanya. Pun dengan member BTS yang lain.
"Apa tidak keterlaluan?" Celetuk Yoongi.
"Tidak Yoon. Aku rasa masih dibatas yang wajar, betul tidak?" Khumaira meminta pendapat pada Jin, Namjoon, Taehyung dan Jimin.
"Wajahnya menggemaskan sekali saat menahan kesal. Ingin sekali mencubit pipinya."
Yoongi langsung melempar serbet ke muka Taehyung.
"Haha tenang Hyung, aku tidak akan merebutnya darimu. Tapi bagaimana dengan Jungkook, eoh?" Taehyung meletakkan serbet nya diatas meja.
Semua mata tertuju pada Yoongi. Namira sudah duduk sendiri di kursi yang kosong didekat sang mamah.
Flashback on.
Sebelum menuju cafe, member BTS tidak sengaja bertemu Khumaira dan Namira di sebuah halte bus. Jungkook segera menghentikan laju mobil yang dikendarainya. Dia turun dan menghampiri Khumaira serta Namira, dan mengajak keduanya untuk ikut.
"Tidak Jungkook-ah. Kami tidak mau mengganggu acara kalian."
"Tidak nuna, yang lain pasti senang nuna dan Namira bisa ikut."
"Apa kau mau ikut bersama paman, Namira?"
"Iya, mau." Jawab Namira terlihat antusias. Dia bahkan sudah bergelayut manja di lengan kekar Jungkook.
"Mau ya nuna, please." Jungkook memasang muka melasnya.
"Ah kau ini, umur sudah hampir kepala tiga masih saja seperti anak kecil." Gerutu Khumaira. Jungkook hanya nyengir.
"Meskipun aku seperti anak kecil, tapi aku bisa membuat anak kecil nuna." Bisik Jungkook tepat ditelinga Khumaira.
Keplak!
Khumaira refleks memukul lengan Jungkook. Meski merasa kesakitan, pria itu masih saja bisa tertawa.
Khumaira akhirnya menuruti permintaan Jungkook. Tapi bukannya semobil dengan Jungkook, Khumaira dan Namira malah semobil dengan Yoongi, Jin dan Namjoon. Awalnya canggung, tapi selama diperjalanan Jin selalu membuat suasana didalam mobil lebih meriah, apalagi dia sering mengajak Namira becanda.
"Aira, bisa kau membantuku?" Yoongi yang fokus menyetir tetiba bersuara.
"Membantu apa?"
"Hmm... Nanti disana ada dua orang gadis, Husna dan Zeera."
"Husna?" Lirih Khumaira.
"Apa Husna yang mengajar mengaji anak-anak di masjid Itaewon?"
Yoongi mengangguk.
"Kau mengenalnya?" Tanya Jin.
"Ya, sebelum aku kembali ke Indonesia, kamu sempat bertemu dan saling bercerita."
"Hobi jatuh cinta padanya." Celetuk Namjoon.
"Benarkah? Apa mereka sudah menjalin hubungan yang serius?"
"Belum. Lagipula, Hobi masih belum siap untuk masuk ke agama kalian." Jawab Jin.
Khumaira manggut-manggut.
"Lalu, apa yang bisa aku bantu Yoon?"
Yoongi melirik Khumaira dari kaca spion di depan.
"Bantu aku mengerjai sahabatnya, Zeera." Yoongi tersenyum tipis.
"Maksudnya? Aku tidak mengerti."
"Nuna, dia ingin membuat Zeera cemburu. Jadi saat di cafe nanti, kau dan Namira bisa lebih akrab lagi dengan Yoongi. Buat Zeera benar-benar kesal ya. Nuna faham?" Terang Jin.
Khumaira berfikir sejenak.
"Kau, mencintainya Yoon?"
"Hmm mungkin seperti itu. Tapi aku tidak yakin dengan perasaan dia padaku."
"Kenapa?"
"Karena Jungkook juga mencintainya. Mereka berdua sedang bersaing mendapatkan Zeera." Namjoon yang bersuara.
Khumaira menepuk jidatnya.
"Kenapa Aira?"
"Aku kira kalian tidak akan terjerat oleh satu gadis. Ternyata salah."
"Baiklah. Aku akan bicara dengan Namira agar dia mau diajak bekerja sama." Lanjut Khumaira. Dia kemudian merangkul Namira, mengatakan rencana yang akan mereka lakukan, dan apa saja yang harus Namira lakukan pada Yoongi.
"Oke mamah. Oke paman."
"Appa. Jangan lupa nanti panggil paman Yoongi dengan sebutan appa."
"Baik paman Jin."
Jin dan Namjoon tertawa lepas. Yoongi hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan kakak dan adiknya itu. Sedang Khumaira hanya tersenyum getir.
"Ah, biar aku kirim pesan pada yang lainnya." Usul Namjoon.
"Kecuali Jungkook." Titah Jin.
"Baik Hyung."
Namjoon segera mengetik pesan berisi rencana mereka nanti di cafe. Agar mereka bisa diajak bekerja sama juga.
Khumaira terdiam menatap keluar jendela. Yoongi masih meliriknya di kaca spion. Tangan nya mulai memutar lagu. Suara musik terdengar, Khumaira mengalihkan pandangannya pada Yoongi. Lagu Bollywood menggema didalam mobil. Khumaira menunduk, mengelus dadanya. Lalu dia alihkan kembali pandangannya keluar jendela. Setetes air meluncur begitu saja. Dengan ujung jilbab, Khumaira segera menghapus air matanya. Jin yang duduk bersebelahan dengan Khumaira tidak menyadari jika, wanita itu menangis. Tapi tidak dengan Yoongi, dia tahu wanita yang pernah dicintainya itu menangis. Karena sesekali Yoongi melihat Khumaira dari kaca spion. Dia menghela nafas, merasa bersalah.
Flashback off.
Hampir dua jam, Jungkook dan Hobi akhirnya kembali ke cafe. Pria bertato itu nampak frustasi, wajahnya tidak bisa menutup rasa kecewanya.
"Kau kenapa Jungkook-ah?" Tegur Khumaira.
"Nuna." Suara Jungkook terdengar manja. Dia duduk disamping Khumaira. Menghela nafasnya berkali-kali.
Khumaira menatap Hobi. Hobi malah mengangkat kedua bahunya.
"Sepertinya aku harus patah hati."
Semua menatap Jungkook.
"Sepanjang perjalanan pulang, sikap Zeera benar-benar cuek. Padahal aku berusaha untuk menghiburnya, tapi dia malah tidak merespon ku dengan baik."
"Bukankah wajahku lebih tampan dari Yoongi Hyung?" Lanjutnya, masih merajuk.
Bukannya marah dengan ucapan Jungkook, Yoongi malah mengulum senyum. Dan yang lain menahan tawa.
"Hey, dalam keadaan marah pun kau masih bisa membandingkan ketampananmu dengan Yoongi? Haha. Kau ini benar-benar seperti anak kecil." Ucap Jin, masih tertawa.
"Hyung, kenapa kau malah meledekku?" Jungkook memukul bahu Jin yang duduk di sebelahnya.
Melihat tingkah Jungkook membuat yang lain tidak bisa menahan tawa.
"Hyung, kenapa kau tidak melepaskan Zeera untuk ku saja? Dan Hyung bisa bersama nuna?"
Yoongi dan Khumaira saling pandang. Pun dengan yang lain. Mereka tidak menyangka Jungkook akan mengatakan hal itu pada Yoongi dan Khumaira langsung.
"Bukankah kau sendiri yang bilang untuk mundur? Kenapa sekarang malah berkata seperti itu?" celetuk Yoongi.
Jungkook cemberut.
"Jungkook-ah, dengar. Kau tidak bisa memaksakan seseorang untuk menyukaimu bahkan mencintaimu. Kalau memang dia tidak mencintaimu, lepaskan. Biarkan dia bahagia dengan orang yang dicintainya."
"Yakinlah, Tuhan sudah menyiapkan jodoh terbaiknya untukmu." Lanjut Khumaira menatap sendu Jungkook. Mata bulat Jungkook berbinar.
Semua member terdiam mendengar ucapan Khumaira.
"Kalau tidak ada yang mau denganku, bagaimana?"
"Hey, penggemarmu banyak. Apa tidak ada yang membuatmu tertarik?" Khumaira mengerutkan keningnya.
Jungkook menunduk. Yoongi mendekat, merangkul adik kesayangannya.
"Yang Aira katakan benar. Aku minta maaf." Yoongi menatap dalam pada Jungkook. Jungkook mengangguk.
"Nuna, kalau aku belum bertemu dengan jodohku, apa kau mau denganku?"
"Jungkook-ah!" Ucap semua member berbarengan.
Khumaira terkekeh. "Memangnya, kau mau denganku?"
"Aku jauh lebih tua darimu, apalagi aku sudah punya Namira." Khumaira melihat Namira yang sedang asik dengan mainannya.
"Aku tidak masalah dengan semua itu nuna."
Semua member saling tatap. Mereka bingung dengan apa yang Jungkook katakan. Apa semua itu benar, atau hanya sebuah candaan saja.
"Ah sudahlah, lebih baik kita pulang sekarang. Langit sudah terlihat mendung." Suara Khumaira memecah keheningan.
"Paman, antar aku dan mamah pulang ya." Namira menggoyangkan lengan Jungkook.
"Baiklah."
"Siapa yang mau ikut semobil denganku?" Lanjut Jungkook bangkit dari duduknya.
Taehyung dan Jimin mengangkat tangan.
Mata Yoongi terus melihat Khumaira sampai sosok itu keluar dari cafe. Dia tersenyum sangat tipis, sehingga member lain tidak menyadarinya.
"Kau masih mencintainya?" Jin menepuk pundak Yoongi.
Yoongi menoleh, tatapannya sulit untuk diartikan. Namjoon dan Hobi saling tatap.
"Kalau kau masih mencintainya, kenapa tidak mengejarnya lagi seperti dulu?" Sambung Jin.
"Apa aku terlihat seperti itu?" Yoongi tersenyum pada ketiga member yang ada di cafe.
"Kalau tidak, kenapa Hyung menatapnya seperti masih ada cinta untuk nuna?" Tambah Namjoon.
Yoongi menunduk, kemudian terkekeh.
"Aku..... Ah, aku juga bingung harus mengatakannya."
"Mungkin aku hanya merasa kasihan padanya karena harus kehilangan Rangga Hyung untuk selamanya. Aku tahu dia wanita yang mandiri, wanita hebat. Dia mampu membesarkan Namira sendiri. Tapi aku juga tahu, dia itu rapuh, karena dia seorang wanita. Dia tetap butuh seorang pria yang mampu mendengar keluh kesahnya, yang bisa memberinya rasa aman. Dia pasti butuh sosok pendamping yang selalu ada untuknya." lanjut Yoongi, matanya berkaca-kaca. Yoongi menengadah, menahan agar airmata nya tidak jatuh.
Jin mengusap lembut punggung Yoongi.
"Kalau tidak berjodoh dengan Hyung, nuna pasti mendapatkan jodoh yang mampu memberikan rasa aman serta cinta untuk nuna dan juga Namira." Balas Hobi.
"Iya. Nuna orang baik, pasti akan kembali mendapatkan jodoh yang baik." Sambung Namjoon.