NovelToon NovelToon
Dmyth: Kembalinya Hantu Dari Hutan Terlarang.

Dmyth: Kembalinya Hantu Dari Hutan Terlarang.

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Menjadi NPC / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: orpmy

Jo Wira, pemuda yang dikenal karena perburuan darahnya terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kematian orang tuanya, kini hidup terisolasi di hutan ini, jauh dari dunia yang mengenalnya sebagai buronan internasional. Namun, kedamaian yang ia cari di tempat terpencil ini mulai goyah ketika ancaman baru datang dari kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdagangan yang Menguntungkan

Ruang rahasia itu menyambut Wira dengan cahaya gemerlap yang memantul dari tumpukan emas, permata, dan berbagai perhiasan berharga. Kekayaan yang bisa membutakan mata siapa pun yang melihatnya.

Namun, sorot mata Wira tak terpesona oleh kilauan itu. Sebagai seseorang yang pernah berkecimpung di dunia game, hal-hal seperti ini tak membuatnya begitu bersemangat.

Yang membuatnya benar-benar terpukau adalah bongkahan mineral yang tersembunyi di balik tumpukan harta. Matanya membelalak saat melihat kristal dan logam yang jarang ditemui di dunia ini. Ia berjongkok, tangannya gemetar penuh gairah ketika menyentuh bebatuan kasar itu.

“Crintine, Red Stone, Absorbing Crystal, dan...” suaranya terhenti sejenak, lalu senyumnya merekah penuh kemenangan saat menemukan bongkahan logam berwarna biru keperakan yang bersinar lembut, “...Mythril.”

Wira terkekeh, tawa kecilnya pecah menjadi ledakan kegembiraan. “Ahahaha! Lihat betapa banyaknya ini! Aku benar-benar berada di surga!”

Sebagai mantan gamer yang gemar menempa senjata dan peralatan, menemukan bahan-bahan kelas tinggi seperti ini adalah impian yang menjadi nyata.

Crintine untuk meningkatkan ketajaman, Red Stone untuk katalis dihiry, Absorbing Crystal untuk kemampuan pertahanan, dan Mythril... bahan langka yang bisa menghasilkan senjata sekelas Expert hingga legendaris.

Namun, kegembiraan itu tidak berlangsung lama dan segera tergantikan dengan kesadaran pahit. Wira menghela napas berat, menatap tumpukan material berharga itu dengan getir.

“Aku tidak mungkin membawa semuanya sekarang...” bisiknya pelan.

Wira menatap ke sekeliling, berpikir keras. Yang ia butuhkan adalah sebuah solusi penyimpanan serbaguna.

Sebuah kantong ajaib, item dengan sihir dimensi yang bisa menyimpan barang dalam jumlah besar tanpa menambah berat atau volume. Dengan kantong ajaib, ia bisa membawa seluruh harta mineral ini tanpa khawatir.

“Tapi di mana aku bisa mendapatkannya?” gumamnya sambil berpikir.

Ia tahu ada tiga cara untuk mendapatkan kantong ajaib. Cara pertama adalah mengalahkan Goblin Treasure, monster langka yang membawa harta berharga. Namun, peluang untuk menemukan dan mengalahkan makhluk itu sangatlah kecil. Goblin Treasure jarang muncul, tapi sekalinya muncul makhluk itu akan segera melarikan diri.

“Pilihan yang terlalu sulit...” desisnya.

Cara kedua yaitu membeli di Dungeon Store. Ia membuka katalog virtual Dungeon Store. Berbagai jenis kantong ajaib dengan kapasitas berbeda-beda tertera di sana.

“Yang termurah bisa menampung sepuluh ton...” Wira mendengus pahit melihat harganya. “Sepuluh ribu poin Dungeon.”

Matanya bergerak ke indikator poin Dungeon di antarmuka. Saat ini, Dungeon hanya menghasilkan sepuluh poin per jam.

“Kalau mengandalkan poin, aku butuh sebulan penuh untuk mengumpulkan cukup,” gumamnya. “Terlalu lama.”

Opsi kedua pun ia coret. Waktu tidak berpihak padanya. Kini hanya menyisakan cara ketiga yakni membuatnya sendiri. Wira menarik napas dalam-dalam.

“Haaah...Ya, aku akan membuatnya sendiri,” katanya lemas. “Lagipula, semua bahannya sudah ada di sini.”

Dengan keputusan yang sudah diambil, Wira menutup pintu ruang rahasia itu dengan hati-hati, seakan seluruh rahasia gelapnya tersimpan di dalam sana. Setelah memastikan keamanan ruang rahasia, Wira kemudian pergi ke area tambang untuk bertemu para budak.

***

Ruang tambang yang lembap dan pengap kini dipenuhi aroma menyengat dari daging monster yang memenuhi grobak kayu besar. Sumba berdiri tegap di depan grobak, bulu hitamnya berkilau di bawah cahaya obor.

Kereta itu penuh sesak oleh potongan daging merah segar, membuat air liur para budak Kobold dan Troll menetes tanpa sadar.

Wira melangkah maju, wajahnya datar namun matanya begitu percaya diri. “Makan hanya akan datang pada mereka yang mau bekerja,” katanya tegas, suaranya menggema di antara dinding batu tambang.

Suasana hening. "Oke, ini tidak seperti yang aku ekspektasi kan." Wira berpikir para budak akan segera mengerubunginya, namun keadaan itu tidak terjadi.

Rasa ragu terpancar jelas di wajah para budak. Mereka saling pandang, memikirkan kembali pengalaman pahit saat diperbudak oleh para Orc. Mereka semua sudah bekerja mati-matian hanya untuk mendapatkan remah-remah sisa yang nyaris tak layak disebut makanan.

Lalu apa bedanya dengan yang Wira tawar untuk mereka sekarang?

Melihat pesimisme itu, sudut bibir Wira tertarik membentuk senyum sinis. “Kalian bisa membeli bahan makanan dariku dengan hasil tambang!” serunya tiba-tiba.

Mata para budak melebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Namun ketika Wira melambai ke arah Sumba, kuda Sumbawa itu bergerak maju, menarik grobak hingga daging-daging itu tampak jelas di bawah cahaya. Aroma daging segar seakan menusuk hidung, menggugah naluri primitif mereka yang telah lama tertindas.

“Dengar baik-baik,” lanjut Wira, suaranya memotong kebisuan yang mulai berubah menjadi antusiasme. “Satu kilogram daging untuk lima kilogram bijih besi atau batu bara. Segeralah menggali dan dapatkan makanan untuk keluarga kalian sebelum semuanya habis!”

Suara Wira menggema seperti gong penanda perang. Para budak yang awalnya ragu langsung bergegas meraih linggis dan sekop mereka. Gema dentingan logam menghantam batu memenuhi lorong, menciptakan simfoni kerja keras yang lebih bersemangat dari sebelumnya.

Wira menatap pemandangan itu dengan puas. Mereka bergerak, bukan karena janji kosong, tapi karena kebutuhan untuk bertahan hidup. Dorongan terakhir pun ia berikan.

“Jangan lupa, badai salju masih mengamuk di luar. Tidak ada yang tahu kapan badai itu akan berhenti. Jika kalian kehabisan stok makanan...” Wira membiarkan kalimatnya menggantung, tatapan matanya tajam, “…Kalian mungkin akan mati kelaparan.”

Kepanikan tersirat jelas di wajah mereka. Para budak tahu, kelaparan bukan hanya mimpi buruk itu adalah siksaan nyata yang tidak tertahankan.

Rencana Wira berhasil. Dalam waktu kurang dari satu jam, daging di grobak telah berpindah tangan. Sebagai gantinya, tumpukan bijih besi, batu bara, dan mineral mulai memenuhi grobak Wira. Sumba meringkik pelan, seakan turut merayakan keberhasilan kecil mereka.

Wira menyeringai lebar, mata cokelatnya berkilat puas melihat hasil jerih payahnya. Namun di sudut ruangan, suara keluhan mulai terdengar. Sejumlah budak berdiri dengan wajah kecewa dan tangan kosong, menyadari mereka terlambat mengambil kesempatan.

‘Siapa suruh kalian meragukan aku,’ batin Wira sinis, menikmati ironi situasi itu.

Mereka yang sebelumnya ragu kini menatapnya dengan campuran penyesalan. Konjing, pemimpin mereka, melangkah maju dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Sorot matanya tajam namun tunduk, membawa beban dari rasa lapar rakyatnya.

“Tuan, apakah Anda tidak memiliki daging yang tersisa untuk dijual?” Konjing bertanya dengan suara serak, hampir seperti permohonan.

Wira memiringkan kepala, ekspresi wajahnya berubah masam. Namun di balik tampilan dingin itu, hatinya justru sangat kegirangan. 'Ini akan jadi lebih mudah dari yang kuduga,' pikirnya.

“Hm...” Wira menghela napas, berpura-pura berpikir keras. “Bagaimana, ya? Kedua peliharaanku saat ini sedang berburu. Mungkin mereka akan kembali beberapa jam lagi membawa makanan.”

Ucapan itu seperti secercah harapan bagi Kobold yang kelaparan. Raut wajah mereka seketika berbinar. Namun sebelum senyum itu berkembang penuh, Wira melanjutkan dengan nada datar, “Tapi aku tidak yakin mereka akan membawa cukup daging bahkan untuk kelompok kami.”

Kata-kata itu bagaikan palu godam yang memukul semangat mereka. Wajah para Kobold kembali pucat, mata mereka membelalak panik. Mereka saling berpandangan, menyadari bahwa harapan mereka mungkin hanya fatamorgana.

Konjing menggigit bibirnya, tekad sebagai seorang pemimpin mengalahkan rasa malu dan gengsi. “Kami tidak keberatan jika Anda menaikkan sedikit harga, asalkan semua rakyatku mendapatkan makanan,” kata-katanya terdengar seperti pemimpin yang sangat bertanggung jawab.

“Oh, benarkah?” Wira menatap Konjing dengan senyum samar, seolah mempertimbangkan tawaran itu dengan serius. “Baiklah, aku akan memikirkannya.”

Tanpa menunggu jawaban lagi, Wira melompat ke atas grobak penuh material tambang yang ditarik Sumba. Dengan satu hentakan tali, grobak itu mulai bergerak perlahan, meninggalkan kobold-kobold yang termangu dalam ketidakpastian.

Di atas grobak, Wira memandang hasil tambang yang bersinar dalam genggamannya, bijih besi, batu bara, bahkan beberapa potongan Mythril. Dalam hatinya, tawa kepuasan meledak tanpa henti. ‘Hahaha! Ini lebih mudah daripada menaklukkan dungeon!’

Kenyataannya, Kinta dan Malika sedang dalam proses evolusi, terlelap di dalam ruang altar. Tidak ada perburuan, dan stok daging dari persediaan para Orc masih menumpuk di gudang rahasia.

‘Biarkan mereka berpikir perburuan sulit,’ batinnya licik. ‘Semakin mereka kelaparan, semakin tinggi harga yang bisa kutetapkan. Dan semakin banyak harta yang kudapatkan.’

Tawa Wira pecah di udara dingin tambang, menggema bersama suara roda grobak yang berdecit. Tangannya erat menggenggam bongkahan logam berharga, simbol dari kelicikan dan keberhasilannya.

Sumba, yang menarik grobak, hanya bisa melirik tuannya yang semakin serakah dengan pasrah. Jika saja kuda bisa mendesah, mungkin Sumba sudah melakukan itu sekarang.

1
Orpmy
Yey, akhirnya chapter 20.

mohon berikan dukungannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!