berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lampu minyak bersumbu kapas
Suasana gelap gulita,hanya ditemani oleh lampu minyak bersumbu kapas yang masih terus menyala menyinari sekotak kamar Jaka dan Aya.
"Mah, kenapa sekarang uang nya seperti ini,
biasanya kan uang nya suka yang berwarna merah."
Tanya Nana yang dulu sering membantu Aya merapikan uang.
"Dunia kita berputar Nana,jadi kita harus siap dalam menghadapi posisi apapun itu."
Jawab Aya yang tersenyum pada Nana.
"Biasanya uang receh seperti ini,masuk ke tabungan Nana,apa sekarang Nana bolak tabung semua nya?."
Tanya Aya yang membuat Jaka tersenyum pada Aya dan Nana.
"ya boleh saja , asalkan nanti setelah mamah bisa kembali mendapatkan uang merahnya yang banyak."
Jawab Aya yang mencoba menjelaskan pada Nana.
"Hmmmm, kalau sekarang jadi tidak boleh ya?."
Ujar Nana dengan sikap yang lucu dan lugunya.
Aya pun hanya tersenyum dan langsung membelai rambut Nana, merasa kan ada berat hati yang harus dia tahan,dan tanpa terasa, air mata nya pun langsung jatuh berlinang dipipi nya.
"Aihhhh, anak kita sekarang sudah besar, sudah mulai bertanya tentang kehidupan."
ujar Aya yang berjalan mendekati Jaka yang sedang duduk di depan pintu kamar nya.
"Mah, kalau punya uang, beli lah listrik mah,
biar kita tidak kegelapan seperti ini."
Teriak Nana yang sedang memandangi lampu minyak goreng bersumbu kapas.
"Iyah sayang, nanti dulu yah,kita banyakin uang dulu."
Jawab Aya yang sebenarnya bingung sendiri.
"sabar sayang, suatu saat nanti, hidup kita pasti akan kembali seperti dulu lagi.""
Ujar Aya yang mencoba membuat hati Nana senang.
"Semoga saja itu benar mah,Nana tidak suka disini."
Jawab Nana yang langsung memeluk tubuh ibunya.
"sekarang tidur dulu, nanti kita akan bertemu dalam mimpi yang indah."
Jawab Aya yang menyuruh Nana untuk tidur.
Nana pun akhirnya memilih untuk mengikuti kata ibunya,dan langsung memeluk guling boba pemberian salah satu pembeli di warung Aya.
Aya memandangi lampu minyak bersumbu kapas itu, dan tak sengaja,air matanya pun menetes di pipi Nana yang hendak tidur.
"Mah, jangan menangis,Nana hanya asal bicara pada mamah."
Ujar Nana yang terbangun karena tetesan air mata Aya.
"Tidak apa-apa sayang, mintalah apapun yang kamu mau, suatu saat nanti,mamah pasti akan memberi kan apa yang Nana mau."
Jawab Aya yang langsung menghapus air mata nya.
"Tidak mah, Nana tidak akan meminta apapun dari mamah, hidup bersama mamah setiap hari juga sudah bahagia."
Jawab Nana yang tersenyum dan langsung memeluk tubuh ibunya.
waktu pun terus berjalan,Nana pun akhirnya bisa tertidur pulas.
"kamu kenapa Aya?."
Tanya Jaka yang melihat wajah sendu Aya.
"Aku sedang memikirkan masa depan kita Jaka, apa hidup kita akan seperti ini terus menerus?."
Tanya Aya yang langsung memeluk tubuh Jaka suaminya sendiri.
"Sabar, hidup kita pasti akan berubah Aya, tidak mungkin kita akan terus seperti ini."
Jawab Jaka yang langsung memeluk tubuh Aya.
"terima kasih Jaka,aku sangat bahagia bisa hidup dengan kamu, meskipun tanpa harta berlimpah seperti dulu."
jawab Aya yang masih memeluk tubuh jaka."
"kenapa mata kamu masih terus melihat lampu,apa minyak nya habis?."
tanya Jaka yang mengira jika minyak jelantah dirumah nya habis.
"Minyak masih ada Jaka,hanya saja,aku Kasihan pada Nana."
Jawab Aya yang memberi alasan pada Jaka.
Mendengar minyak masih ada, Jaka pun sedikit tenang, karena itu satu-satunya sumber cahaya yang mereka miliki untuk saat ini.
Bagaimana kelanjutan kisah nya,kita akan lanjutkan di bab berikutnya 🙏🙏🙏