Kehidupan manusia berubah ubah, seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan kehidupan Hasan selama ini
Dulu ia seorang pemuda gagah,tampan , pemberani dan perkasa, punya istri berparas cantik.Namun semuanya itu tidak berlangsung lama dan abadi baginya.
Hasan harus jatuh ke titik yang terendah yaitu kepada kesengsaraan dan kesusahan setelah ia di tinggal istrinya.
Ia sering di hina, di caci maki, bahkan terkadang ia sering di buli oleh orang terdekatnya, baik itu laki laki maupun perempuan.
Di dalam kehidupan yang penuh dengan kesepian akhirnya Hasan pun bertekad untuk mengisi kehidupannya dengan penuh gairah.
Gairah kehidupannya di tuangkan ke berbagai perempuan yang dekat dengannya.
Roda berputar seiringnya waktu akhirnya Hasan pun sadar pada dirinya dengan bantuan seseorang yang dia kenal.
Di akhir cerita akhirnya Hasan pun bertaubat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 13.
Mobil melaju dengan pelan,Susana di dalam mobil sunyi tak ada yang berani mengucapkan kalimat apa pun.setelah beberapa menit, berlalu Rudi berkata, " Bu ini belanja banyak emang mau ada acara apa?" lalu ibu menjawab dengan tujuan menghibur semua yang ada dalam mobil " mau ada acara tunangan" mendengar jawaban ibu seperti itu Rudi menjadi kaget, sontak saja ia mengerem mobilnya lalu berkata " siapa yang mau tunangan Bu?" lalu ibunya Herna menjawab " ya tentu saja Herna nak Rudi, itu pun kalau cowoknya ada yang mau , kalau tidak percaya tanya saja pada Herna". Herna tertawa tipis,lalu berkata " jangankan tunangan pacar saja tidak punya" mendengar jawaban Herna tersebut semuanya menjadi tertawa.
Jarak antara pasar dan rumah Herna tidak lah terlalu jauh, setelah tiga puluh menit sampailah mereka di tujuan. Setelah pintu dibuka semuanya keluar dari mobil.herna Mila dan ibunya sibuk membawa barang belanjaannya.
Ibu Herna berkata " nak Rudi masuk dulu, ngopi dulu" mendengar ucapan ibunya Herna , Rudi menyambutnya dengan gembira, karena itulah yang diharapkan dari tadi.
Setelah beberapa saat kopi dan makanan kecil pun telah siap di hidangkan.rudi menghisap sebatang rokok dengan penuh kenikmatan pikirannya bebas tak ada beban. namun berbeda dengan Herna pikirannya sedang di landa kegalauan.di saat ini dia dihadapkan pada dua pilihan, antara Rudi dan Hasan.
Sikap Herna tidak seperti biasanya Dia agak sedikit cuek, tidak seperti waktu sebelumnya. Wajah Hasan selalu datang menghantui alam pikirannya.rasa rindu pun lama kelamaan di rasakan semakin berat pada Hasan.namun sebaliknya perasaan Herna pada Rudi semakin berkurang,yang tadinya menaruh simpati ,sekarang sudah mulai pudar, bahkan ada sedikit kesal. Di hati Herna ingin sekali rasanya mengusir Rudi agar segera keluar dan pulang dari rumahnya, namun apa daya bila tak mampu dan takut menyinggungnya.
Sore pun tiba, Herna minta ijin dulu untuk pergi ke kamar mandi ia hendak buang hajat. Rudi mengangguk, tandanya ia setuju.
Sebelum ke kamar mandi Herna mampir dulu ke kamarnya ia bermaksud untuk mengambil ponselnya.
Setelah di kamar mandi secara tidak di sengaja ia membuka hpnya, dan melihat ada nomor asing yang memanggilnya.
Dengan rasa penasaran ia pun memanggilnya.
Sementara Hasan sedang duduk di pinggir jalan sambil minum kopi, ia baru saja istirahat setelah seharian bekerja keras. Tak lama kemudian ia mendengar ponselnya berdering, setelah di lihat ternyata Herna memanggilnya.hasan pun tersenyum sambil mengangkat panggilannya.
Herna menelpon" halo siapa ini dan ada apa yah?" Hasan hanya diam dan memperhatikan suara siapa yang memanggilnya. Ternyata benar saja itu adalah suara Herna, lalu Hasan menjawab " ini ayangmu" dengan sedikit tertawa. Mendengar suara Hasan Herna diam sejenak dalam hatinya mulai ada rasa gembira mendengar ucapan Hasan, namun ia pura pura tidak kenal,lalu berkata " ayang siapa?, saya ga punya pacar". Hasan pun menjawab, " ini aa Hasan". Kemudian Herna menyambung kembali, " oh aa tahu dari man nomor neng?" Hasan menjawab dari Mila, tadi ia ketemu di jalan sepulang dari rumahmu". Herna diam sejenak lalu berkata " ada apa apa menelpon neng?" Hasan diam sejenak, namun rasa percaya dirinya timbul seketika dan seraya berkata" aa kangen neng". Mendengar ucapan Hasan tersebut Herna hanya diam, ia merasa kaget dengan pernyataan Hasan. Herna berpikir ternyata selama ini Hasan pun memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.tak lama kemudian Herna berkata "jika benar aa kangen datang sekarang ke sini aku menunggumu" mendengar ucapan seperti itu Hasan merasa gembira sekali, sebab baru kali ini cintanya di sambut seorang gadis yang Ia dambakan, Hasan menjawab "ok" lalu ia menutup telponnya.
Beberapa menit kemudian, Hasan pun datang, ia sengaja berpakaian rapih. Ia memakai celana jeans dan kemeja lengan pendek kotak kotak.rambutnya di sisir rapi, tercium wangi parfum dari tubuhnya.
Melihat Hasan ada di halaman , Rudi menjadi sedikit takut dengan perbuatan yang telah ia lakukan Minggu lalu, ia hanya diam di kursi.
Herna menyambut Hasan yang ada di depan rumah dengan senyum manis yang mengandung arti, lalu Hasan membalasnya.
Sementara itu dua pandangan mata saling bertemu, " ser" ada sesuatu yang merasuki tubuh Herna yang tembus menusuk hatinya.
Demikian juga dengan Hasan ia merasakan ada getaran cinta di dirinya yang begitu kuat.
Hasan di persilahkan masuk, setelah di dalam rumah Hasan melihat ada rudi.meskipun ada rasa dendam di hati Hasan namun ia berusaha menenangkannya. Hasan berkata " apa kabar bos', sambil mengajak bersalaman, Rudi pun menyambutnya lau berkata dengan suara terbata bata"ba ba baik" Hasan berusaha menenangkan dirinya agar rasa dendamnya tidak sampai kelihatan oleh semuanya.
Sementara itu Rudi menjadi merasa aneh dan bertanya tanya pada dirinya kenapa sikap Hasan baik padanya, padahal ia telah mencelakai Hasan pada Minggu yang lalu.
Setelah Hasan duduk, Herna pun membuatkan kopi untuknya,. Tak lama kemudian Herna pun datang sambil menyuguhkan kopi.
Herna duduk di samping Hasan dengan jarak yang berdekatan sekali. Herna merasa kangen yang begitu berat
Melihat situasi seperti itu Rudi menjadi cemburu dan marah. Wajahnya kelihatan berubah seratus delapan puluh derajat.ia merasa tadinya Herna bersikap romantis tiba-tiba cuek.
Tiba-tiba Hasan memegang telapak tangan Herna dengan erat, Herna pun menyambutnya dengan hangat dan penuh romantis.
Selang beberapa saat Herna dipanggil oleh ibunya karena. Asa keperluan,lalu Herna pun masuk.
Kini di depan rumah hanya tinggal Hasan dan Rudi. Hasan merasa emosinya mulai naik, demikian juga dengan Rudi, ia merasa tersinggung dan terganggu oleh kedatangan dan sikap Hasan.
Kedua Tangan Rudi terkepal dengan keras, menandakan Rudi sedang marah.demikiN juga dengan Hasan. Mereka saling berpandangan.sorot mata Rudi tajam bagaikan kucing melihat ikan, demikian juga dengan Hasan ia melihat Rudi seperti harimau melihat mangsanya.
Namun Hasan langsung bisa menguasai dirinya, ia tak ingin membuat keributan di rumah kekasih barunya.
Tiba tiba suara adzan berkumandang,Hasan pun berpamitan untuk pergi ke mushola yang tidak jauh dari rumah Herna. Sementara Rudi pun karena merasa malu akhirnya berjalan mengikuti Hasan.
Setelah selesai shalat Maghrib, Hasan di panggil Rudi, ia bermaksud untuk mengajak kompromi dengan Hasan. rudi berkata "hai elu kenapa mengganggu gue aja, lu kan tahu kalau Herna adalah pacarku, awas yah mending elu cepat pulang, sebelum gua hantam kaya kemarin" mendengar ucapan Rudi yang seolah olah mengancam Hasan pun berkata" biarin aku ke sini bukan urusanmu".akhirnya adu mulut pun terjadi di depan mushola,sampai terdengar oleh pa RT yang kebetulan sedang melintas.
Pa RT berkata hei ada apa ini, kenapa kalian ribut?" perselisihan pun terhenti.lalu Rudi berkata " ini pa si Hasan mengganggu saya yang sedang main ke rumah Herna" pa RT tersenyum, lalu berkata " oh itu masalahnya.
Pa RT diam sejenak lalu berkata dari pada kalian ribut mendingan kalian tanya aja si ceweknya gimana setuju,?, biar pa RT yang menjadi saksinya. Hasan dan Rudi saling berpandangan .Hasan mengangguk Rudi pun sama.