Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung
Julya yang tadinya punya sikap kalem, selalu menerima keadaan dengan sikap yang sangat dewasa. kini berubah secara drastis.
Setiap hari kerjaannya dirumah uring-uringan tidak Jelas, apa lagi setelah dia dibawa paksa pindah keapartemen Radit yang letaknya tidak Jauh dari kantor, tempat dirinya dulu bekerja.
"Hais aku harus apa, sekarang." ucap Julua yang sudah bosan dengan rutinitasnya selama hampir satu bulan ini.
Ya tidak terasa dia dan Radit sudah menikah selama satu bulan lamanya, dan hubungan mereka masih disitu-situ saja, tidak ada perubahan yang signifikan, walau dari awal menikah mereka sudah tidur dalam satu kamar yang sama.
"Tunggu dari pada bosan di rumah, gimana kalau aku main kekantor pasti seru." ucap Julya yang entahlah ingin melihat seseorang yang sudah satu bulan ini tidak dia temui, dan Julya akan datang kekantor tentu tidak dengan tangan kosong.
Dia akan datang dengan membawa makan siang buatannya. Ya semenjak dia tidak bekerja Julya hanya menghabiskan waktu di apartemen, dengan membersihkan rumah, belajar memasak, menonton derama film, dan sesekali kepusat perbelanjaan jika bahan makanan di apartemen sudah habis.
"Selesai." ucap Julya setelah menyelesaikan masakannya yang akan dia bawa kekantor sang suami.
Julya datang tentu disambut dengan ramah oleh resepsionis yang bekerja diperusahaan Radit. Tapi ramahnya mereka bukan karena tahu Julya istri Radit, melainkan mengenal Julya sebagai mantan karyawan Radit.
"Mbak Julya apa kabar, Mbak tahu tidak kami tuh bingung saat Mbak tiba-tiba ngundurin diri, dan pergi tanpa pamit." ucap resepsionis.
Julya tersenyum karena tidak menyangka jika resepsionis yang dulu terlihat biasa saja kini terlihat senang saat melihat dirinya.
"Maaf untuk yang itu, aku tidak sempat pamit karena saat itu keadaanku tidak baik-baik saja."
Resepsionis mengangguk mengerti lalu dia menanyakan alasan Julya keluar dari perusahaan karena apa? namun Julya enggan menjawab dan lebih memilih mengalihkan pembicaraan dengan mempertanyakan keberadaan Radit.
Resepsionis langsung menjawab jika Radit masih diruangannya, karena memang belum terlihat turun dari lantai atas.
Julya yang sudah mendengar dimana Radit, langsung bergegas menuju lantai dimana ruangan Radit berada, dan apa yang dilakukan Julya membuat Resepsionis itu mengerutkan dahinya sangat dalam, apa lagi saat melihat dengan Jelas apa yang dibawa oleh Jilya. Sebuah tas jing-jing yang isinya kotak makanan yang tersusun rapih.
Julya tersenyum saat melihat asisten Radit yang tidak sengaja berpapasan dengannya saat menuju ruangan Radit.
"Mbak Julya, mau bertemu pak Radit?" pertanyaan itu keluar dari mulut Jai, asisten Radit.
"Iya, apa dia ada?" tanya Julya memastikan.
"Ada, tapi masih diruang rapat."
"Oh, kalau aku menunggu diruangannya, kira-kira boleh tidak?" tanya Julya yang sepertinya lupa posisinya saat ini apa.
Jai tentu tertawa saat mendengar pertanyaan Julua yang terasa aneh menurutnya. "Mbak ini ada-ada saja. tentu saja Boleh Mbak Mbak kan istrinya."
"Tidak perlu diingatkan pak Jai, aku masih ingat, tapi ya siapa tahu dia tidak akan mengijinkan aku menunggu disana bukan?"
"Tidak Mbak, aku pastikan jika pak Radit tidak akan melarang, justru sebaliknya pak Radit pasti akan sangat senang, dikunjungi sang istri, apalagi sambil bawa makan siang."
Julya tersenyum lalu setelahnya langsung pamit menuju ruangan Radit.
Hampir setengah jam Julya menunggu, dan akhirnya yang ditunggu datang dengan senyuman yang sangat indah, dimata orang lain namun tidak dimata Jilya.
"Sayang." ucap Radit amat sangat senang dan Julya membalasnya dengan senyuman yang membuat Radit berbunga-bunga, pasalnya baru kali ini Julya memberikan senyuman seperti itu padanya setelah status mereka berubah.
"Tumben?" ucap radit sambil menghampiri Julya.
"Bosan diapartemen jadi main kesini, sekalian bawa makan siang." ucap Julya terus terang dan hal itu sukses membuat senyuman Radit semakin melebar, dan tanpa permisi mengecup dahi Julya.
"Terimakasih. Aku sangat senang." ucap Radit dan dia langsung menyuruh Julya untuk duduk kembali, sementara dirinya pergi ketoilet.
Saat Radit didalam Toilet, seseorang mengetuk pintu ruangan Radit dan setelah dipersilahkan masuk orang itu pun membuka pintu dan ternyata orang itu adalah orang yang ingin ditemui Julya sejak tadi.
Nurmala orang yang sudah menggantikan posisinya dikantor, Julya tersenyum pada Nurmala, sementara Nurmala nampak kaget melihat Julya yang ada diruangan Bosnya.
"Julya kamu ngapain disini?" tanya Nurmala yang penasaran.
"Main, kenapa tidak boleh?" dan Nurmala tentu berdecak, lalu berkata "Main? yang benar saja, Kamu pikir kantor ini milik nenek moyang kamu?"
"Bukan sih. tapi memang kedatanganku kesini ingin main."
"Dasar, pasti kamu ingin menggoda pak Raditkan, agar kamu bisa bekerja dikantornya lagi." dan Ucapan Nurmala sukses membuat Julya tersenyum.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏