NovelToon NovelToon
Merayu Guru Keponakanku

Merayu Guru Keponakanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16.

Hari-hari belakangan ini Sarah disibukkan dengan seabreg kegiatan dan pekerjaan yang tidak ada beresnya. Sarah sangat sibuk mengurus bisnis yang Vian berikan pada dia. Sarah juga sibuk melakukan riset dan pengembangan pembuatan obat penangkal racun untuk kakak sepupunya. Belum lagi dia harus mengurus Vian yang kondisinya agak menurun karena efek dari obat penangkal racun yang diminumnya.

Sarah juga memberikan akupunktur pada Vian untuk mengurangi laju penyebaran racun ditubuh kakak sepupunya itu. Sarah dan Vian tetap menyembunyikan kegiatan mereka pada Tama dan Nek Marni.

"Kak, aku rasa mereka tidak akan menyerah mencari benda itu. Bagaimana pun juga lambat laun mereka pasti menyadari jika benda yang mereka cari itu berada di tangan kakak. Aku tak ingin sesuatu menimpamu kak, aku tak ingin lagi kehilangan kakakku. Cukuplah aku kehilangan kak Bram dan kak Juna." ucap Sarah pada Vian di pagi hari ketika Sarah selesai melakukan akupunktur pada Vian.

"Tenang saja dek, kakak bisa menjaga diri kakak sendiri, sekarang tugasmu lebih berat dan lebih banyak dari dulu, selain menjadi pemimpin di perusahaan, kamu juga harus menyelesaikan dengan cepat riset dan pengembangan pembuatan obat penangkal itu. Semakin cepat di sempurnakan obat itu, akan semakin cepat pula kakak bisa membantumu. " ucap Vian mengelus lembut rambut Sarah.

Baru saja Vian selesai berbicara, Vian memuntahkan segumpal darah hitam. Rupanya efek obat buatan Sarah memaksa racun itu keluar sedikit demi sedikit dari tubuh Vian. Sarah dengan sigap menyeka lelehan darah yang mengucur dari mulut Vian.

Sarah menahan tangisnya melihat tubuh Vian kurus gemetar menahan sakit. Dalam beberapa hari, berat badan Vian menyusut drastis. Racun itu sangat kuat , jika saja itu orang lain mungkin sudah lama orang itu pindah ke alam tetangga.

Sarah bertekad akan berusaha keras menyelesaikan risetnya dan membuat obat penangkal racun itu. Obat itu sudah delapan puluh lima persen berhasil diraciknya. Tinggal menunggu beberapa jam lagi maka sempurna lah obat itu.

"Kak, sabar beberapa jam lagi ya, bertahanlah beberapa jam lagi. Obat itu hampir sempurna, tetapi efeknya kakak akan kehilangan kesadaran beberapa waktu, kakak juga akan merasakan sakit yang luar biasa, jika kakak berhasil menahan rasa sakit itu dan berhasil melewati masa krisis, maka kakak akan bebas dari racun itu dan akan menjadi orang yang kebal terhadap segala macam racun." terang Sarah.

Vian hanya tersenyum tipis. Tubuhnya yang kurus tersembunyi dibalik selimut tebal.

"Apapun resikonya, kakak tetap akan meminum obat itu, kakak percaya padamu, kakak yakin jika obat yang kamu buat pasti berkualitas tinggi dan mumpuni. Tetapi ingat, jika obat itu telah berhasil di buat, jangan sampai resepnya dan juga pil yang sudah jadi itu jatuh ke tangan mereka." ujar Vian mengingatkan Sarah.

Sarah mengangguk mengerti. Sarah amat mengetahui resiko yang dihadapi jika dia berhasil membuat obat itu dengan sempurna.

Beberapa jam kemudian obat itu telah berhasil dibuat dengan sempurna. Sarah dengan segera meminumkan pil itu kepada Vian dan berjaga-jaga disampingnya.

Kebetulan siang ini Nek Marni ditemani Tama tengah pergi mengunjungi salah satu kerabat Nek Marni di luar kota yang akan menikahkan anaknya. Sarah merasa lega ketika mendengar Nek Marni mengajak Tama untuk menemaninya ke luar kota.

Sarah yang berjaga ditepi ranjang Vian, menatap cemas ke arah Vian yang kini mulai gemetar hebat menahan efek samping dari obat penangkal racun yang mulai bereaksi. Tubuh Vian bergetar menahan sakit dan mulai mengeluarkan keringat yang berbau busuk, Vian pun sesekali memuntahkan gumpalan darah hitam. Sarah dengan telaten menyeka keringat yang keluar dari tubuh Vian.

Beberapa waktu berlalu, efek dari obat itu telah berkurang, tubuh Vian tidak lagi bergetar . Keringat yang keluar pun tak lagi berbau busuk. Ini menandakan jika racun yang ada di tubuh Vian telah berhasil di atasi. Sarah menarik nafas lega. Nyawa Vian telah tertolong, racun didalam tubuhnya sudah tak lagi berbahaya.

Vian yang tertidur tampak damai wajahnya, Sarah pun bergegas membereskan dan membersihkan bekas pengobatan. Kain yang berlumuran darah segera sarah celupkan ke bensin dan membakarnya di dapur belakang bersatu dengan kayu bakar di tungku. Setelah yakin kain itu tidak meninggalkan sisa sedikitpun, Sarah mengambil abu pembakaran kain itu dan mencampurkan abu itu dengan tanah dan juga kotoran kambing lalu menaburkannya di halaman belakang.

Sekarang hanya tinggal menunggu Vian terbangun dari tidurnya. Sambil menunggu, Sarah memasak makanan untuk makan malamnya, sesekali dia mengecek keadaan Vian. Sarah merasa lega, obat yang diraciknya berhasil dibuat dengan sempurna. Sekarang Vian hanya tinggal memulihkan kesehatannya. Tubuhnya memerlukan asupan gizi yang seimbang, tak sembarang memberi Vian makanan, Sarah berusaha sebaik mungkin memberikan asupan gizi yang baik untuk Vian. Tak perduli harga mahal, bagi Sarah, kesehatan Vian yang terpenting.

"Nah sudah selesai, mudah-mudahan kak Vian suka dengan menunya. Sekarang prioritas utamaku adalah memulihkan kondisi kesehatan dan badan badan kak Vian. Untung saja liburan masih panjang hingga aku bisa maksimal mengurus kak Vian. Untung juga nenek dan Tama tak ada di rumah. Jika ada mereka pasti panik melihat keadaan kak Vian dan pasti memaksa kak Vian untuk di bawa ke rumah sakit. "ucap Sarah sambil mengatur letak makanan di atas baki.

Dia membawa baki berisi makanan sehat itu kekamar dimana Vian tengah beristirahat. Vian ternyata telah terjaga, dia tengah bersandar pada kepala ranjang. Vian melirik ke arah Sarah yang masuk dengan membawa baki.

"Dek, terimakasih telah menolong nyawa kakak. Saat ini badan kakak terasa lebih ringan dan lebih segar. Tinggal memulihkan tenaga dan badan kakak saja. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ini kakak bisa memulihkan semuanya. Kakak yakin dibawah perawatanmu pasti kakak cepat pulih." ucap Vian sambil menerima suapan dari Sarah.

"Kakak masih perlu meminum tiga kali lagi pil itu. Mungkin efeknya tak sehebat sebelumnya. Rasa sakitnya juga tak akan begitu menyiksa, racun di tubuh kakak belum sepenuhnya hilang. Jadi kakak harus meminum beberapa pil lagi dalam beberapa hari ini. Maka kakak akan bersih dari racun itu selamanya dan kakak akan kebal terhadap segala macam racun. Sekarang habiskan dulu makannya lalu tidurlah kembali, nanti sekitar empat jam lagi kakak harus meminum pil itu kembali." ujar Sarah.

"Oke adikku sayang."

Ddddrrrrrrrrttt...

Handphone milik Sarah bergetar, ada pesan masuk entah dari siapa. Sarah mengacuhkan handphonenya dan fokus menyuapi Vian.

Ddddrrrrrrrrttt.. ddddrrrrrrrrttt

Handphone Sarah kembali bergetar, kali ini beberapa pesan sekaligus masuk. Kali ini Sarah meraih handphonenya, dia membuka pesan masuk. Keningnya mengkerut keheranan membaca isi pesan yang masuk.

"Dari siapa dek ? Kok wajahnya jadi keheranan seperti itu ?"

"Coba kakak baca isi pesan ini "

Sarah pun menyodorkan handphonenya pada Vian, Vian pun menerima handphonenya itu dan kemudian membacanya. Wajah Vian seketika berubah keheranan membaca isi pesan itu. Dia kemudian memandang Sarah yang terlihat gusar dan kesal dengan isi pesan itu.

Belum sempat Vian berkomentar mengenai isi pesan itu, handphone Sarah kembali bergetar dan pesan baru berturut-turut masuk kembali dari nomor yang sama.

"Ciiieeeeehhh yang punya penggemar, bagaimana rasanya ?" goda Vian sambil tersenyum geli membaca pesan yang baru masuk.

"Dih apaan sih kak ! Belum tentu dia serius dengan ucapannya itu. Lagian dia kan terkenal playboy cap tiga kampak. Mana mungkin dia mau sama aku yang jelek ini. Sudah lah kak lupakan saja,"ucap Sarah tak mau ambil pusing dengan isi pesan itu. Belum sempat Vian membalas ucapan sarah handphone Sarah kembali bergetar oleh pesan baru tetapi kali ini dari nomor yang berbeda.

Vian kembali membaca isi pesan baru dan kali ini matanya terbelalak kaget namun perlahan wajahnya menunjukkan ekspresi marah dan kesal. "Dasar lelaki kurang ajar, bajingannn busuk. Dia pikir adikku ini apa ? Seenaknya saja berkata ingin menjalin kembali merajut cinta dengan adikku. Langkahi dulu mayatku jika dia ingin menjadikan adikku ini kekasihnya. Cuih, lelaki brengsekkk macam dia berani sekali meminta adikku kembali kepadanya. Lihat saja jika dia berani menginjakkan lagi kakinya di rumah ini, kuremukkan perkakasnya dan kubuat pecah bijinya." ucap Vian penuh emosi membaca pesan masuk dari Dias.

"Dek, kamu blokir saja nomor si brengsekk ini, jijik kakak membaca pesannya. Coba saja dia berani merealisasikan pesannya itu, akan kakak buat dia kere sekere-kerenya. Sombong sekali dia baru punya perusahaan sekecil itu. Belum tau rupanya dia jika sekarang kamu telah menjadi super miliuner. Perusahaan sekecil itu tak layak dibandingkan dengan salah satu anak perusahaan milik kita. Jangan dibandingkan dengan perusahaan inti milik kita dek, dengan anak perusahaan saja sudah jauuuuhh beda." omel Vian sambil menyerahkan kembali handphone Sarah menyuruh Sarah membaca pesan masuk dari Dias.

1
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
gercep nih abi 🤭🤭🤭

gassss terus bi... 😅😅😅😅
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
mungkin udah ganguan jiwa kali tuh dias 😒
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
asli ini mah kejam banget....
tinggalin aja ras...
Mukmini Salasiyanti
Astaghfirullah..
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!