Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terapi Ala Zea
"Huuuh.... Haaahhh... Ashhhh." Al Jovano berusaha keras untuk melangkahkan kakinya namun rasanya begitu berat dan sedikit sakit.
Keringat dingin Al Jovano bercucuran hingga tak karuan basah tubuhnya. Zea menatap dari jauh merasa sedih melihat bagaimana Al Jovano begitu gigihnya berusaha tanpa lelah namun tak bisa melangkah lebih.
"Aku harus bisa. Harus bisa!!! " Ucap Al Jovano menyemangati dirinya sendiri.
Zea datang lalu meletakan susu dan sarapan untuk Al Jovano, "Al, sudah cukup besok lagi. Kamu sarapan dulu. " Ucap Zea sambil berjalan kearah Al Jovano.
"Aku harus bisa Zea, ini hampir satu tahun aku ingin bisa berjalan seiring dan selangkah lagi denganmu. " Ucap Al Jovano masih tak ingin beristirahat.
"Ok, Makan dulu baru nanti setelah makan sambung lagi. " Kata Zea lalu meraih Al Jovano dan memapahnya untuk duduk di kursi roda.
Al Jovano terpaksa mengikuti kemauan Zea, dia pun duduk dan memakan sarapan ya dengan di suap oleh Zea.
"Yang, Kamu gak makan??? " Tanya Al Jovano saat hanya melihat satu piring saja makanan yang di bawa Zea.
"Nanti aja, kamu dulu. " Ucap Zea sambil tersenyum.
"Kalau gitu makan bersama ya. " Kata Al Jovano meraih sendok lalu menyuap gantian pada Zea.
Keduanya pun makan sepiring berdua dengan sendok yang sama, Al Jovano yang menyuapi dirinya dan Zea.
"Aku punya sesuatu untuk kamu, coba kau buka kamar sebelah tempat aku melukis. " Kata Al Jovano menatap Zea.
"Waah, apaan??? " Zea bangkit lalu berjalan keluar kamar menuju kamar sebelah, Al Jovano berjalan dengan kursi rodanya menyusul ke belakang.
Zea membuka kamar yang di fungsikan untuk tempat melukis Al Jovano, matanya membulat sempurna saat melihat lukisan dirinya di atas Sanja begitu mirip sekali dengan aslinya.
Zea menoleh lalu berkaca-kaca, "Kapan kamu buatnya??? Bagus bangetttt, Makasih ya Al. " Ucap Zea meraih lukisan itu. Kemampuan melukis Al Jovano memang tidak di ragukan lagi, selama di sini Al Jovano sudah banyak menjual lukisan-lukisan dan yang ini tidak akan pernah dia jual.
"Spesial for you, aku tau kamu merindukan Sanja, aku pun merindukan kamu menaiki dia dengan lincahnya. " Kata Al Jovano mendekat.
Zea meletakan Lukisan itu lalu mendatangi Al Jovano, "Aku gak nyangka kamu masih ingat wajah Sanja. " Ucap Zea lalu melipat kakinya agar sejajar dengan Al Jovano yang duduk.
"Jujur aku cemburu padanya, kadang aku bermimpi seandainya aku di tunggangi kamu selihai saat berada di atas Sanja, tapi kemarin kamu sudah membuktikannya. So, itu hadiah untuk kalian. " Ucap Al Jovano sambil tersenyum menatap dalam mata Zea.
Namun Zea bukanya tersanjung namun justru memerah pipinya, rupanya selama ini suami brondongnya sering mengkhayalkan dirinya seperti itu. "Ishhh, Kamu masih kecil udah mesum tingkat dewa ya!!! " Sungut Zea.
"Hahaha Maaf hanya padamu. Aku sering gila saat membayangkan dirimu bermain dengan Sanja dan di saksikan banyak laki-laki, aku takut otak mereka sama seperti diriku. " Kata Al Jovano.
"Ihhh, itu mah otak kamu aja Al yang gesrekkkk, Ihhhh sumpah parah! Ternyata aku punya suami mesum! " Kata Zea geleng-geleng kepala sempat tak percaya, pemuda yang dia nikahi ternyata seperti itu.
Al Jovano tergelak lalu meraih Zea dan mencoba berdiri, Zea membantunya agar berdiri sempurna lalu perlahan melepaskan dirinya.
"Ayo dekati aku brondong mesum!!! Kalau kamu bisa aku akan memberimu hadiah. " Ucap Zea menantang Al Jovano agar lebih semangat.
"Apa hadiahnya???" Tanya Al Jovano terpancing.
"Dua langkah satu kecupan, sepuluh langkah ci*uman dalam!! Bagaimana??? " Kata Zea menantang Al Jovano sambil mengacungkan jarinya seolah menantang.
"Shhhtt Ok, kalau Aku bisa lebih dari itu, kamu bermain dengan ku seperti kamu berada di atas Sanja ya??? " Tantang balik Al Jovano tersenyum penuh arti.
"Deal!!! " Zea menyalami Al Jovano lalu mundur perlahan.
Al Jovano berusaha melangkah perlahan, ada kekuatan tersendiri saat melangkah, kemauannya semakin meningkat, meski kucuran keringat membanjiri wajahnya juga tubuhnya.
"Keringatmu membuat kamu makin tampan Al, I like its, So fighting!!! " Ucap Zea di hadapan Al Jovano.
"Dua langkah!! " Ucap Al Jovano.
Zea manju lalu meraih wajah Al Jovano yang berkeringat itu dan menepati janjinya.
Cup
"Kamu hanya bisa dua langkah?? " Ejek Zea setelah melepas kecupan singkatnya, Zea berniat memanasi Al Jovano agar lebih giat lagi.
Dua langkah lagi Al Jovano dapatkan meski sedikit sempoyongan dan sudah tak terhitung peluhnya yang keluar.
Cup
Kecupan di bibir sekilas, Al Jovano terpancing tangannya menggenggam kuat mempertahankan keseimbangan agar tak. jatuh lalu mencoba melangkah lagi.
"Dua langkah lagi. Apa cuma segitu?? " Tantang Zea lagi, lalu maju dan mengecup dua baris merah muda milik Al Jovano sekilas lagi.
Cup
Zea tersenyum mengejek dan sedikit memainkan lidahnya di mulut seolah mengejek Al Jovano.
"Weeek Payah!!! " Ucapnya membuat Al Jovano ingin melumat lidah yang menjulur dan bibir yang berani mengejeknya itu.
"Ckkkk Awas jika aku berhasil!!! " Al Jovano mengatur nafasnya.
"Hahahaha, Ayo brondong mesum, hanya segitu saja usahamu?? Hmmm???" Tawa Zea sengaja membuat Al Jovano semakin panas.
Al Jovano pun terpancing lalu melangkah lagi perlahan-lahan dengan geram dan gemas sambil terus menatap bibir merah yang tertawa itu hingga langkah kesepuluh, namun saat ingin melangkah ke yang sebelas kakinya tumbang dan nyaris terjatuh tepat di sisi ranjang kecilnya, untung di bantu oleh Zea sehingga tubuh itu tidak sampai terjatuh.
"Ahh, ternyata hari ini kamu hanya mampu sepuluh langkah Sayang. Uuuuuu, Cup... Cup... Sabar ya main kuda-kudaan nya, esok kita coba lagi, sekarang terima hadiahmu." Ucap Zea lalu meraih wajah Al Jovano dan menyatukan dua baris merah miliknya memberikan sapuan dalam hingga merasai perpaduan rasa dari dalamnya. Sedikit panas apa yang mereka lakukan nyaris membuat keduanya terlena.
Al Jovano menerima dan membalas hadiahnya namun tangannya tak ingin menyia-nyiakan semua yang menempel pada tubuhnya. Al Jovano sentuh kegemaran barunya dengan tangan putihnya, namun sesaat Zea tersadar dan menyelesaikan pemberian hadiahnya.
"Ok, stop, sudah cukup sayang, perjanjiannya tidak sampai kau menyentuh area yang lain. " Ucapnya membuat Al Jovano tersenyum masam.
"Cckkk!!! Pelit, sama suami sendiri juga! " Kata Al Jovano lalu merebahkan tubuhnya ada yang bangun pada dirinya namun dia yakin Zea tak akan memberikan dan mengikuti hasratnya saat ini.
"Hahaha, Sorry, sudah jadi kesepakatan awal ya, so besok lebih berjuang lagi ya! " Kata Zea lalu berlalu sembari membawa Lukisan tercintanya itu kedalam kamarnya untuk di pasang.
Al Jovano berdecak kesal, "Ckkk!! Aku salah melukis wajah Sanja, kenapa tak melukis wajahku sendiri. Bodoh!! Sekarang aku akan melihatnya menatap Sanja setiap malam. " Umpat Al Jovano kesal.
"Hahaha, kamu selalu yang terbaik Al. " Zea mendengar dari luar lalu masuk dan membawakan obat untuk Al Jovano untuk mempercepat kekuatan tulangnya.
***
Maaf baru bisa Up karena baru fokus pada si kecil, jangan bosan ya...
Selalu di nanti like, komen dan jejaknya.
Banyak yang baca tapi gak like, please tinggalkan like nya dong...
Terima kasih yang selalu dukung Author, semoga kalian semua sehat dan lancar rezekinya selalu... 😍😍😍😍