NovelToon NovelToon
CEO Tampan Itu, Suamiku

CEO Tampan Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Animous

"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"

"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.

"Apa yang saya tidak tau?"

"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.

"Besok besok gak usah temui Leya!"

"Kalau saya mau ketemu?"

"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"

"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Damian

"Maaf tuan saya sedang mabuk, jadi dia begitu"kata asisten Damian setelah sampai didekat mereka. Asistennya pun langsung memapah Damian.

"Kamu siapa?"tanya Leya bingung

"Saya Remon, asisten tuan Damian."

"Oh maaf Leya gak tau"

"Tidak apa-apa, terimakasih sudah membantu menemukan tuan Damian. Kami permisi dulu" Remon langsung membawa Damian pergi dari jalan yang sepi itu.

Leya hanya mengangguk saja sampai mobil melanjutkan pergi meninggalkan Leya sendiri.

"Eh, Astaga kok Leya gak ikut numpang sih"ucapnya setelah tersadar jika ia ditinggal sendiri di pinggir jalan raya yang sangat sepi.

"Ibu, Leya takut. Mana gak tau jalan pulang lagi" Leya hanya bisa meratapi nasibnya sendiri di kegelapan malam.

Leya melihat kanan kirinya siapa tau ada orang yang sedang berjalan atau apa gitu. Tetapi sama sekali tidak ada orang di sekitar sini, karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Mau tidak mau Leya pun berjalan tak tentu arah, daripada berdiam diri yang ada begal atau hantu yang menghampirinya.

Semakin lama ia berjalan, Leya pun merasa kehausan dan lelah karena terus berjalan yang tak tentu arah itu.

"Ah, haus banget" ia berhenti sebentar di trotoar jalan untuk istirahat sejenak.

"Leyaaa" panggil seorang gadis sembari berlari ke arahnya.

Leya menoleh ke arah suara yang memanggilnya, terlihat Nia sedang berlari kearahnya dengan seorang pria di belakangnya.

"Nia" Leya berdiri dari tempatnya dan menghampiri Nia.

"Astaga Leya, kamu kemana aja" Nia memeluk Leya sangat erat, tadinya ia terlalu takut jika sampai Leya hilang di kota ini. Dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan ke orang tua Leya nantinya.

"Maaf Nia, tadi Leya tersesat gak tau jalan pulang"ucapnya sesal.

"Gak papa, aku juga yang salah gak ngasih tau kamu semua jalan di kota ini"gumam Nia yang masih di pelukan Leya.

"Udah gak papa tau, lepas ih. Leya gak bisa nafas Nia"

"Eh maaf, maaf." Terlihat Leya yang sudah pucat seperti mayat karena pelukan yang di beri Nia sangat erat.

"Hm" seseorang berdehem, membuat Nia tersadar jika dia pergi bersama seseorang.

"Eh, Leya kenalin ini pacar aku, namanya Ridho"ucap Nia mengenali sang pacar.

"Leya, temannya Nia" sembari tersenyum sopannya.

"Sahabat"ralat Nia.

"Baiklah, kita pulang sekarang udara malam ga baik buat kesehatan"ajak Rudho

"Ayo Leya," Nia mengandeng tangan Leya untuk jalan bersama.

Sesampainya di rumah, Leya langsung masuk ke dalam kamarnya, ia merebahkan tubuhnya yang begitu lelah setengah jam berjalan kaki.

Saat sedang asiknya rebahan sambil menatap langit kamar, terlintas Damian dipikirannya.

"Eh kok aku mikirin orang itu sih"

"Ah, mending tidur aja daripada lama-lama gila mikirin dia"sambungnya sembari memeluk guling dan memejamkan matanya.

Keesokan paginya, Leya terbangun dari tidurnya. Ia langsung turun ke dapur terlihat Nia yang sedang memasak.

"Wih masak apa tuh, wanginya sampai ke kamar tau"ucap Leya mendekati Nia yang sedang masak

"Bisa aja kamu"

"Mau Leya bantu ga?"tanya Leya

"Gak usah, ini udah mau selesai kok"

"Kamu pergi cuci muka aja sana, kamu bau ketek tau"sambungnya sambil mengibaskan tangannya seolah olah bau nya sangat menyengat.

Leya yang mendengar itu, mencium badan dan ketiaknya, "ih mana ada bau"

"Bau, hus hus sana mandi"Nia mendorong pelan pundaknya Leya untuk pergi.

Hingga beberapa menit kemudian, Leya turun ia berjalan menuju area dapur. Terlihat Nia yang sudah menyelesaikan masakannya.

"Ayo makan"

"Iya"

Mereka makan dengan keheningan, yang di temanin suara sendok yang beradu dengan piring.

"Leya"panggil Nia yang sudah menyelesaikan makannya.

"Iya?"

"Hari ini aku libur, kamu mau ikut ga?"tanya Nia

"Pergi kemana?"tanya Leya balik.

"Hm kemana aja, kalo kamu mau kemana?"

Leya meletakkan sendoknya, sembari berpikir harus pergi kemana.

"Pergi mall boleh ga?"tanya Leya dengan antusias

"Boleh dong"

"Yeay, Leya penasaran seperti apa itu mall, waktu di kampung Kia pernah bilang kalo di mall itu seru banyak jualan ya"kata Leya bercerita dengan antusias nya.

"Haha iya nanti kita ke sana, sekarang selesaikan dulu makan mu"

"Hum" Leya buru-buru menyelesaikan acara makannya, ia terlalu bersemangat untuk pergi ke mall. Tempatnya orang kaya berbelanja.

Mereka sekarang berada dalam sebuah taksi, Leya tidak henti-hentinya mendecak kagum melihat bangunan yang menjulang tinggi, walaupun pertama ia datang sudah melihatnya tetapi untuk mengagumi tidak cukup sekali.

"Eh kenapa berhenti"tanya Leya, yang tiba-tiba taksinya berhenti.

"Ada kemacetan"ucap Nia

"Kemacetan?"tanya Leya bingung tetapi matanya melihat lihat ke arah depan.

"Ntahlah neng, biasanya kalo ada kemacetan gini berarti di depan sedang ada kecelakaan atau apa gitu"jelas kang supir ikut menjelaskan.

Leya hanya menganggapi dengan oh saja.

Hampir sejam mereka di dalam mobil, sangking lamanya kemacetan ini berlalu.

Panas matahari sudah diatas kepala, tetapi Leya merasa kendaraan di sebelahnya seperti tidak berjalan sama sekali.

"Panas banget, apa masih panjang ya macetnya"ucap Leya mengeluh

"Bentar lagi neng, sabar aja"

Leya tidak menanggapi, ia hanya sibuk dengan dirinya sendiri yang sudah merasa gerah.

Sedangkan Nia, ia santai saja dengan ponselnya. Ia sedari tadi asik chating dengan sang pacarnya.

Sesampainya mereka depan mall, Leya buru-buru turun dari mobil dan menghirup udara segar di sekitar nya

"Hadeh baru gitu aja dah seperti ga pernah keluar dari goa aja, aku aja yang sudah bertahun-tahun terkena macet biasa aja tuh"ucap Nia yang melihat tingkah Leya seperti cacing yang kegerahan.

"Panas banget tau, kan kamu sudah lama disini makanya kamu ga gerah"balas Leya dengan kesalnya.

"Hahaha yaudah yuk masuk aja, di dalam dingin tuh"ajak Nia

Melihat Nia yang sudah berjalan lebih dulu, Leya berlari takut tertinggal jauh dari Nia.

Ini pertama kalinya Leya, masuk area yang sangat ramainya pengunjung.

Leya mengandeng tangan Nia, dan melihat lihat sekitarnya orang yang berlalu lalang membawa hasil belanjaannya.

"Nia, kita mau beli apa disini?"tanya Leya

Sedari tadi ia merasa jika mereka hanya berpura-pura saja.

"Ikut ajalah, bentar lagi sampai kok"

Leya tidak membalasnya, ternyata di dalam mall sangat ramai orang-orang apa ini di bilang dengan Kia ya kita bisa mencuci mata melihat barang-barang branded yang terpajang di setiap tokonya,pikirnya.

Sedang asik-asiknya menikmati suasana mall, Leya kehilangan jejak Nia.

"Nia kemana"ucapnya bingung

Leya seperti anak ayam yang kehilangan induknya, matanya menyelusuri sekitar mencari Nia, tetapi tidak ketemu juga.

Duk!

Sangking tidak fokus dengan jalannya, Leya menabrak seseorang didepannya.

"Ah, maaf mas Leya tidak sengaja"

"Gapapa"ucap orang tersebut.

"Beneran tidak apa apa kan?"tanya Leya memastikan.

"Iya santai aja, btw lo sepertinya nyasar ya?"tanya pria itu dengan tepat.

Leya mengangguk pelan,Leya tadi bersama teman, tetapi pas Leya lagi liat sekitar, dia ga ada disamping ku"jelas Leya.

"Oh gitu, mau gue bantu?"

"Mau, tolong cari teman leya"

"Leya takut, disini ga ada yang Leya kenal"sambung Leya dengan wajah melasnya.

"Kan sekarang ada gue, kenali gue Arion."

1
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca,,semoga bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!