Alaish Karenina, wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu belum juga menikah dan tidak pernah terlihat dekat dengan seorang laki-laki. Kabar beredar jika wanita yang akrab dipanggil Ala itu tidak menyukai laki-laki tapi perempuan.
Ala menepis semua kabar miring itu, membiarkannya berlalu begitu saja tanpa perlu klarifikasi. Bukan tanpa alasan Ala tidak membuka hatinya kepada siapapun.
Ada sesuatu yang membuat Ala sulit menjalin hubungan asmara kembali. Hatinya sudah mati, sampai lupa rasanya jatuh cinta.
Cinta pertama yang membuat Ala hancur berantakan. Namun, tetap berharap hadirnya kembali. Sosok Briliand Lie lah yang telah mengunci hati Ala hingga sulit terbuka oleh orang baru.
Akankah Alaish bisa bertemu kembali dengan Briliand Lie?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfian Syafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Kembali Dekat
Hari-hari Ala kembali berwarna karena mulai komunikasi lagi sama Brian setelah mereka asing selama satu minggu. Ala pikir, Brian sudah tidak mau kenal lagi tapi rupanya laki-laki itu hadir dan membahas novel tentang orang ketiga.
Ala sempat menebak jika hubungan Brian dan calon istrinya itu sedang ada masalah. Mungkin saja ada orang ketiga karena Ala kemarin sempat melihat postingan calon istri Brian galau.
Ala juga berteman dengan calon istrinya, tapi Maira nggak tahu kalau itu Alaish Karenina. Orang yang dia cari selama ini dan orang yang membuatnya iri karena bisa merebut hati Brian sepenuhnya. Ala memakai akun fake jadi tidak ada siapapun yang tahu.
Meski hanya chatt biasa tapi Ala bahagia karena bisa ngobrol lagi dan rasa benci terhadap Brian sudah pudar.
[Kamu lagi apa, La?]
Ala yang baru saja memposting cerita di akun efbe langsung membuka pesan dari Brian.
[Baru kelar nulis, lo sendiri lagi apa?]
Bibir Ala terus memperlihatkan senyuman ketika pesan yang ditunggu-tunggu masuk. Sekarang Ala lebih suka online efbe. Biasanya gadis itu cuma posting novel aja terus balesin komentar udah. Nggak mau lama-lama online. Paling buka akun fake lihat-lihat akun Brian buat mastiin laki-laki itu baik-baik aja.
Sekarang nggak perlu lagi buka akun fake karena Brian sudah hadir kembali. Tuhan telah mempertemukan mereka meski lewat dunia maya.
[Santai aja, ngopi sambil rokoan.]
[Nulis cerita kisah kita ya, La? Aku terharu banget loh. Kamu hebat ya bisa jadi penulis nggak nyangka aku, La.]
Brian memberikan pujian kepada mantannya itu. Setiap kali Ala posting laki-laki itu pasti memberikan like. Komentar langsung ke pesan nggak mau dikolom komentar.
[Iya nulis itu. Hehe nggak kok masih belajar, masih jadi pemula.]
Meski banyak yang baca dan suka sama tulisan Ala, tapi gadis itu tetap rendah diri. Dia nggak pernah terbuai dengan pencapaian yang dia dapatkan bagi Ala dia masih pemula karena banyak penulis diatas dia. Biar begitu, Ala tetap berusaha belajar dan terus belajar menulis novel supaya lebih baik dan bisa seperti penulis-penulis lain yang sukses.
[Ya itu udah hebat, jarang loh ada orang bisa seperti itu. Dari awalnya nggak bisa terus belajar sampai kamu bisa jadi penulis. Aku nggak nyangka aja. Lama nggak ketemu ternyata udah jadi seorang penulis.]
Pesan Brian itu selalu membuat Ala tersenyum. Memang hanya Brian yang bisa bikin Ala memperlihatkan senyumannya. Selain itu nggak ada yang bisa buat Ala tersenyum lepas. Paling senyum tipis aja.
[Ya karena aku suka nulis aja. Kalau udah nulis cerita rasanya hati plong.]
Ala memang memiliki pribadi yang tertutup dan misterius. Melalui tulisan dia bisa mengeluarkan segala rasa yang ada dihati dan membuatnya lebih tenang. Dibalik sifat Ala yang tenang, sebenernya menyimpan banyak luka dan trauma.
[Udah nikah belum sih kamu?]
Pertanyaan itu membuat Ala tersenyum kecut. Ingin rasanya bilang kalau masih sayang tapi gengsi. Apalagi Brian udah mau nikah meskipun Ala lihat status calon istrinya galau dan seolah pernikahan itu gagal. Ala pikir mereka memang sedang ada masalah sementara Brian seolah tenang dan tidak mengumbar apapun di sosial media.
Laki-laki memang beda dengan perempuan ya kalau main sosial media. Apalagi jaman sekarang ini efbe dikuasai sama emak-emak yang buat konten setiap harinya.
[Belum. Hehe belum ketemu jodohnya.]
[Memang kemana jodohnya? Berarti sekarang jomblo? Masa sih seorang Alaish jomblo?] Brian nggak percaya kalau Ala masih jomblo.
Rasanya Ala pengen getok kepala Brian dan jewer telinganya sambil teriak kalau memang jomblo!
[Ngeyel! Memang kenapa kalau aku jomblo?]
Ala coba mancing reaksi Brian dengan mengatakan kalau dirinya jomblo. Padahal lagi deket sama Agung tapi tetap aja nggak bisa suka sama Agung. Hambar aja rasanya. Hati Ala maunya cuma sama Brian. Apalagi sekarang sering chat begini rasa nyaman itu kembali tumbuh tapi Ala berusaha menutupinya. Dia juga nggak mau cuek lagi sama Brian.
Meski hanya sekadar chat, Ala sudah senang. Nggak mau berharap lebih soalnya Brian sudah ada pawangnya. Apalagi pawangnya cantik banget mirip sekali sama mending Vanessa Angel. Bayangin aja bentukan Ala yang pendek, hidung pesek, badan berisi, kedua netranya sipit dan pokoknya jauh banget sama calon istri Brian. Nggak mungkin Brian berpaling dari calon istrinya itu.
Brian memang selalu pintar memilih gadis yang sempurna dan Ala selalu minder karena cuma Ala sendiri mantan Brian yang jauh berbeda.
[Nanya aja, La. Masa jomblo sih? Mantannya pasti banyak ya dulu?]
[Cuma dua, males pacaran nggak ada yang serius. Lo kapan nikah?]
Ala jadi malas bahas mantan soalnya inget Dion mantan Ala yang nyebelin bahkan sampai sekarang suka gangguin. Kirim surat misterius dan pesan ancaman. Nomor sudah di blokir tapi tetep aja ada nomor baru berisi ancaman buat Ala kalau nggak mau balikan keluarganya yang bakal kena akibatnya.
Bahkan Ala sering menemukan surat dibawah pintu dengan tetesan darah. Sebenarnya takut tapi Ala berusaha untuk tenang. Bahkan dia nggak cerita sama siapapun termasuk Laras. Jika cuma ancaman masih bisa dikendalikan tapi kalau sudah bertindak jauh Ala juga akan bertindak. Dia nggak takut selagi itu benar.
[Masa cuma dua? Kamu pilih-pilih ya? Jadi sampai sekarang belum ketemu jodohnya.]
Brian seakan nyindir Ala, gadis itu jadi cemberut dan malas buat chat lagi. Terus kalau bahas kapan Brian nikah selalu nggak dibalas.
[Nggak pilih-pilih ya. Memang belum ketemu jodohnya aja. Lama-lama lo ngeselin! Tak bilangin ke Mbak Maira nanti kalau calon suaminya chat mantan.] Ancam Ala.
Ala tersenyum puas karena tahu nama calonnya Brian. Laki-laki itu nggak tahu aja kalau selama ini Ala selalu kepoin akun Brian.
[Ech, dia tahu tentang aku. Darimana kamu tahu, La? Jangan-jangan selama ini kamu suka kepoin aku ya?]
Bukan Ala namanya kalau nggak tahu soal Brian. Semua tentang Brian pun Ala tahu bahkan Brian mengukir namanya saja Ala juga tahu karena Brian pernah posting foto tanpa baju dan pakai kacamata hitam. Disitu terlihat jelas nama Ala di dada Brian.
[Hahaha ... Ya tahu lah. Apa sih yang nggak tahu tentang kamu!]
Ala keceplosan, mau hapus chat tapi sudah dibaca sama Brian dan laki-laki itu langsung balas dengan cepat. Fast respon sekali. Kayaknya lagi nggak chat sama siapa-siapa itu lakik.
[Oh, jadi selama ini ada yang diam-diam kepoin aku ya. Rupanya selama ini dia bersembunyi dibelakang aku. Kenapa harus sembunyi sih, La? Padahal aku selama ini cari kamu loh!]
Ala menepuk keningnya, merutuki kebodohannya yang keceplosan bilang seperti itu. Harusnya menjadi rahasia biar Brian nggak besar kepala, tapi siapa sangka jika Brian memang selama ini cariin dia karena diantara mereka belum selesai.
[Maaf, gue cuma pengen tahu aja kabar lo. Gue nggak punya nyali buat nongol karena gue pikir ya lo udah benci banget sama gue. Bahkan gue buat akun fake supaya bisa berteman sama lo. Apapun tentang lo, gue tahu.]
Akhirnya Ala berkata jujur. Semua itu sudah Ala tulis dalam cerita novel terbarunya berjudul "Dear Mantan" tapi Ala berniat buat mengubah judul tersebut menjadi "Setelah 14 Tahun Berpisah" karena sekarang pertemuan itu terjadi seperti yang Ala inginkan.
Mereka selama ini masih saling menyayangi tapi Ala malah bersembunyi seperti seekor tikus yang takut bertemu dengan kucing. Ala takut jika dia hadir dan meminta maaf, Brian tidak mau menerima maaf itu karena benci sama Ala yang pergi meninggalkan Brian begitu saja.
Ala masih ingat, ketika Brian mau ketemu dan menyelesaikan masalah, gadis itu sudah terlanjur benci dan hanya memberikan janji palsu. Ala tidak tahu betapa sakit hati Brian ketika menunggu Ala hingga malam berharap gadis itu hadir dan rupanya hanya kekosongan yang menemani. Bahkan nomor Brian pun sudah Ala blokir.
[Kamu tahu, La? Sampai sekarang perasaan buat kamu itu masih ada. Cintaku habis dikamu karena cuma kamu yang bisa membuat aku jatuh cinta. Aku bingung cari kamu. Ke rumah kamu tapi nggak ada. Cari akun kamu pun nggak ketemu. Rupanya selama ini kamu bersembunyi dibelakang aku. Kenapa nggak muncul coba? Mana mungkin aku membencimu sementara hati ini sangat menyayangi dan mencintaimu.]
Kedua netra Ala berembun membaca pesan Brian yang membuat hati Ala juga merasakan sakit. Brian masih mencintainya, Ala juga ingin berkata demikian tapi takut menjadi benalu diantara hiburan Brian dan Maira.
[Maaf ya, gue emang takut lo benci sama gue karena ninggalin lo waktu itu dan lebih percaya sama Heri. Kalau aja gue nggak bodoh dan mau jelasin ke lo pasti semua akan baik-baik aja.]
Percuma saja menyesali semua yang telah terjadi dan terus berandai-andai karena waktu tidak akan pernah bisa terulang kembali pada masa dimana Ala melakukan kesalahan. Dari kejadian itu Ala terus memperbaiki diri dan sekarang menjadi pribadi yang lebih tertutup. Tidak mau lagi percaya pada orang meskipun dia dekat sekalipun, karena dulu Heri sudah Ala anggap seperti kakak sendiri nyatanya malah membuat hubungan Ala dan Brian hancur.
Bersambung....
cintanya mas bri udah stuk di kamu
semangat kakak,