GAIRAH SUAMI KU
"lepaskan,tolong ....jangan seperti ini pak. Saya ngak mau " teriak nadine saat dia yang baru saja memapah pria yang dia tolong,
"tolong saya,tubuh saya terasa panas " ucap pria itu,wajah nya sudah memerah dan tatapan nya penuh dengan kabut gairah.
sreeek....sreeet
Pria itu menarik kemeja yang dipakai oleh nadine,dia langsung mencium nadine dengan kasar. Nadine terus menolak ,tapi tenaga nya tak bisa menghentikan kegilaan pria itu. Dia menangis dan tetap berusaha melepaskan diri,tapi semua nya sia-sia.
"hiks...hiks...jangan pak,seminggu lagi saya menikah. Tolong jangan lakukan ini pada saya" teriak nadine,dia menangis dan memohon pada pria yang sudah menarik paksa seluruh pakaian yang dia pakai hingga kini dia sudah polos.
"saya akan bertanggung jawab,saya yang akan menikahi mu" ucap pria itu dengan suara serak nya
Malam itu,menjadi malam yang panas bagi kedua nya . Sekaligus malam yang naas,nadine hanya bisa pasrah karena memang dia sudah tak bertenaga lagi .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 18
🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳
Emir sudah menyiapkan segala nya ,dia terus memantau keadaan Liam dan Nadine hingga akhirnya dia mendapatkan kabar kalau ibu Liam pergi kerumah nya Nadine. Dia tau kalau Liam ngak akan membatalkan pernikahan nya dengan Nadine, makanya saat ini ibu nya Liam yang bertindak.
"Bu,bersiap lah. Kita akan melamar Nadien sebentar lagi,ibu sudah siapkan semua nya kan ?" ucap Emir nada ngak sabaran.
"Ini masih pagi,kamu jangan bercanda. Ibu sudah menyiapkan semua nya tapi ibu belum sarapan ni " jawab ibu Melati dengan kesal karena Emir ngak tau waktu untuk melamar Nadien.
"Ibu ngak mau Nadine menikah dengan pria lain kan ? Jika tidak,maka ikuti apa yang Emir katakan " ucap Emir dengan santai.
"Hah....baiklah,ibu akan makan roti saja untuk mengganjal perut. Nanti kita makan dirumah Nadine saja,ibu akan pesan makanan yang enak dan dikirim kesana " jelas ibu Melati dengan cepat, dia ngak mau kehilangan menantu seperti Nadine.
Setiba nya didepan rumah Nadine,Emir belum juga masuk kedalam karena memang masih ada ibu nya Liam didalam. Ibu Melati sampai heran melihat kelakuan anak nya, masih pagi pukul tujuh tapi sudah mau berkunjung ke rumah orang. Apalagi kini judul nya melamar,membuat ibu nya pusing .
Untung saja ibu Melati sudah menyiapkan semua nya semalam,saat Emir menjelaskan apa yang dia lakukan pada Nadine. Dia ingin percaya apa yang dikatakan oleh anak nya ,dia memang sangat menyukai Nadine walaupun baru pertama kali bertemu .
"Ayo masuk? Kenapa menunggu disini hhmm? Jangan bilang kau berubah pikiran " tanya ibu Melati yang menatap ke arah Emir yang terus memperhatikan pintu rumah Nadine.
"Sebentar bu,kita tunggu seseorang keluar lebih dulu baru kita masuk " jawab Emir dengan santai.
Emir memang tidak mengawasi nya sendiri,dia menyuruh orang lain untuk membantu nya mengawasi Liam dan Nadine. Butuh banyak biaya ,tapi semua nya demi masa depan nya . Apalagi tubuh dan wajah nya Nadien masih terbayang setiap kali dia memejamkan mata nya ,dia ingin lagi padahal dia baru sekali ini merasakan nikmat nya bercinta .
Ibu Melati ikut menatap ke arah pintu rumah itu yang ternyata benar,ada seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari sana membuat ibu Melati menoleh ke arah anak nya. Dia yakin jika Emir mengawasi gerak-gerik Nadine selama ini ,tapi dia tidak peduli karena semuanya pasti ada alasan nya.
"Ayo bu,ibu sudah siap ?" tanya Emir dengan santai,dia sudah siap menghadapi semua nya .
Emir keluar lebih dulu,dia tidak membawa apa pun. Tapi ibu Melati yang ingin membawa dua buah keranjang besar yang berisi perlengkapan dan keperluan wanita juga sebuah buket yang berisi perhiasan mahal dan uang yang disusun dengan rapi didalam nya, dia menyiapkan nya sendiri.
"Bu...ngak usah dibawa dulu,nanti orang ku yang akan membawa nya kedalam setelah acara selesai " ucap Emir membuat ibu Melati mengernyitkan dahi nya.
"Selesai acara? Memang nya ada acara apa ?" tanya ibu Melati dengan bingung,karena mereka ngak membawa juru bicara seperti saat hantaran lamaran yang resmi di film-film.
"Ibu akan tau nanti,ayo kita masuk saja " ajak Emir ,dia enggan menjelaskan semua nya .
Emir berjalan bergandengan dengan sang ibu,dia mengetuk pintu rumah Nadine dengan santai. Tak ada rasa takut sama sekali ,hingga pintu itu dibuka oleh ibu nya Nadine.
"Selamat pagi, benar ini rumah nya Nadine ?" tanya Emir dengan senyuman manis di bibir nya
"Iya benar,kalian siapa ?" ucap ibu nya Nadien yang memperhatikan kedua orang didepan nya.
"Boleh kami masuk lebih dulu,kami akan menjelaskan nya di dalam. " ucap ibu Melati dengan sopan.
Ibu Nadine masih diam,dia bingung harus menerima tamu yang tidak dia kenal sama sekali. Semua teman Nadine pasti dia kenal,karena Nadine selalu mengenalkan nya pada kedua orang tua nya selama ini .
"Ini mengenai pernikahan Nadine, kami ingin bertanggung jawab dengan Nadine. Tapi bolehkah kami masuk lebih dulu?" tanya ibu Melati lagi .
Ibu Nadine pun membuka pintu nya dengan lebar ,dia memberikan jalan untuk mereka masuk ke dalam rumahnya kemudian ibu Nadine pun mengikuti kedua nya yang sudah berjalan menuju Nadine dan ayah nya yang sedang berpelukan.
Tatapan mata Nadine juga ayah nya sudah terarah pada Emir dan ibu nya ,mata Nadine membulat sempurna saat menyadari siapa pria didepan nya ini. Pria yang sudah mengambil kesucian nya, dia tidak akan lupa dengan wajah pria ini .
Nadien berdiri dari duduk nya ,dia berjalan mendekati Emir yang masih berdiri terpaku dan menatap nya dengan lembut. Senyuman manis tersemat di bibir nya yang menggoda,Emir memang terlihat sangat tampan.
Tapi tidak dengan wajah Nadine,dia sudah marah dan kesal dengan pria didepan nya ini. Dia menatap tajam pada Emir tanpa melihat siapa yang berada disamping nya, dia tidak perduli dengan wanita disamping nya hingga
Plaaak Plaaak
Pukulan yang cukup kuat bersarang di kedua pipi milik Emir, Emir hanya diam saja merasakan perih di kedua pipi nya. Dia menatap lekat pada wajah Nadine yang sudah menangis,kedua tangan Nadine masih memukuli dada bidang miliknya .
Semua nya menatap ke arah mereka,mereka hanya diam saja hingga tangan Nadine lelah. Emir langsung memeluk tubuh Nadine yang sudah lelah dan masih menangis,dia memeluk sambil mengelus punggung nadien dengan lembut.
"Maafkan aku,malam itu aku dijebak . Mereka ingin...." ucap Emir dengan lembut tapi belum selesai dia mengatakan nya ,tangan ayah Nadine langsung menarik tubuh Nadine dari dalam pelukan Emir .
Buuuuugg....buuuuggg...
Ayah Nadine memukul wajah Emir berkali-kali hingga Emir tersungkur ke lantai,wajah nya sudah memar dan dari sudut bibir juga hidung nya sudah keluar darah segar. Bibir dan sudut matanya sudah pecah,dia merasa sakit di seluruh wajah nya .
Nadine dan ibu nya menjerit histeris,ibu nya menarik tubuh ayah Nadine kemudian Nadine hanya bisa memeluk tubuh Emir. Nadine ngak bisa melihat ayah nya memukuli Emir,bagaimana pun Emir akan menjadi ayah bagi anak nya. Bisa jadi kesalahan malam itu membuahkan hasil di perut nya, dia menggelengkan kepalanya dengan tatapan memohon pada sang ayah.
Lagi pula Nadine ngak mau nanti nya ayah nya masuk penjara karena memiliki Emir ,dia ngak mau keluarga mereka jadi memiliki masalah . Biarlah semua nya berjalan apa ada nya,mungkin memang sudah takdir nya bersama dengan Emir.
Bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘