Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Karena Aku Juga Menyukaimu
Pagi hari di kediaman tetua kelima....
Saat ini Zhou Fan sedang menunggu ibunya bangun dengan duduk dibawah kursi panjang tempat ibunya berbaring, ia merasa bersalah kepada ibunya.
Zhou Fan tidak menyangka bahwa keterlambatannya untuk pulang akan membuat ibunya sekawatir ini, Zhou Fan juga menyadari kecemasan ibunya juga berhubungan dengan rumor yang beredar dimasyarakat.
Zhou Fan bisa mengetahui kegelisahan ibunya tentu dari cerita ayahnya yang menceritakan semua yang dilakukan oleh ibunya sejak ditinggalkan olehnya.
"Ibu... maafkan Fan'er, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu kepadamu Ibu..." Zhou fan membatin, ia terus meminta maaf kepada Zhou Qian meskipun ia melakukannya di dalam hati.
Zhou Qian yang merasakan tangannya dielus pun membuka matanya.
Saat Zhou Qian membuka matanya, ia menggosok kedua matanya, karena ia merasa melihat bayang bayang anaknya 'lagi'.
Meskipun Zhou Qian menggosok matanya hingga terasa panas, bayangan Zhou Fan tidak kunjung pergi, kemudian ia melihat sekitar dan menemukan suaminya berdiri di belakangnya bersama dengan seorang perempuan muda yang cantik sedang menatapnya sambil tersenyum.
Zhou Qian melihat Zhou Fan sekali lagi, tanpa terasa air matanya sudah menetes dengan derasnya.
"Fan'er....kaukah ini, kemana saja kau selama ini, kau terlambat 3 hari dari waktu yang kita sepakati." Zhou Qian yang awalnya memeluk anaknya kemudian berubah menginterogasi Zhou Fan dan memarahinya.
"Ah... ibu, aku sebenarnya sudah pulang tepat waktu, tapi saat diperjalanan aku menemukan masalah jadi aku sedikit terlambat." Zhou Fan mencoba membujuk ibunya dengan berkata dengan nada memelas.
Zhou Qian menjewer telinga Zhou Fan ketika Zhou Fan menundukkan kepalanya, Zhou Qian merasa mendapat ruhnya kembali setelah hilang entah kemana, sekarang ia bisa tersenyum kembali setelah melihat tingkah anak semata wayangnya.
Zhou Hu dan Wei Guanlin hanya tersenyum ketika melihat interaksi antara ibu dan anak.
Zhou Hu merasa sangat bahagia hari ini, karena dapat melihat senyuman Zhou Qian yang selama beberapa hari tidak pernah terlihat.
"Sudah sudah.... apa kau tidak mau mengenalkan calon menantuku kepada ibumu." Zhou Hu tiba tiba berkata sambil mendekati tempat duduk Zhou Qian.
Zhou Fan yang mendengar ucapan ayahnya melototkan matanya, ia kemarin tidak mempermasalahkan sebutan itu karena tidak dihadapan Wei Guanlin.
Namun sekarang berbeda, Wei Guanlin berdiri di belakang Zhou Hu dan dia pasti mendengarnya, Zhou Fan benar benar malu. Dihadapan ibunya ayahnya mengatakan hal tersebut, sungguh memalukan, pikir Zhou Fan.
Andai Wei Guanlin tidak mengatakan tidak ingin menikah dengannya tentu Zhou Fan tidak akan merasa malu, tapi Wei Guanlin mengatakan bahwa dia tidak mungkin menikah dengannya.
Tapi sejujurnya Wei Guanlin berkata seperti itu karena ia merasa malu jika Zhou Fan menganggapnya terlalu berharap kepadanya.
Wei Guanlin lebih terlihat tenang dalam mengatasi hal ini, ia tenang karena ia tidak mempermasalahkan hal ini dan dilubuk hatinya yang terdalam ia juga berharap, memang apa salahnya berharap, meskipun tidak bisa memilikinya setidaknya dia bisa berharap, pikir Wei Guanlin.
Zhou Hu bermaksud menggoda Zhou Fan dan juga Wei Guanlin, Zhou Hu sudah sedikit akrab dengan Wei Guanlin, karena sebelum Zhou Qian bangun mereka bertiga berbincang di halaman belakang.
Setiap mengobrol bebs saat, Zhou Hu mulai menyukai Wei Guanlin karena ia merasa Wei Guanlin terlihat berbeda dengan perempuan lainnya, ia merasa Wei Guanlin sangat cocok dengan putranya.
Zhou Qian yang mendengar perkataan suaminya itu menoleh kearah perempuan yang berada di belakang suaminya, mungkinkah dia yang dibicarakan oleh suaminya, pikir Zhou Qian.
Zhou Qian kembali melihat putranya setelah melihat perempuan yang berada di belakang suaminya.
Zhou Qian terlihat acuh terhadap Wei Guanlin, ia hanya menatap sekilas lalu mengarahkan pandangannya kembali ke arah putranya.
Bukan tanpa alasan Zhou Qian bersikap seperti itu, Zhou Qian menganggap perempuan sekarang tidak ada yang tulus, selalu memikirkan latar belakang dan juga keuntungan.
Zhou Qian mulai berfikir seperti itu saat Zhou Fan dinyatakan tidak bisa berkultivasi, saat itu anak perempuan seusia Zhou Fan tidak pernah mau lagi mengenal putranya,
Padahal sebelum Zhou Fan dinyatakan tidak bisa berkultivasi, mereka sangat lengket dengan putranya karena memiliki wajah yang tampan sejak kecil namun semua berubah sejak dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, mulai saat itu Zhou Qian selalu bersikap acuh terhadap semua perempuan muda yang berkunjung ke kediamannya.
Tapi melihat sikap suaminya yang seperti sangat menyukai perempuan itu, Zhou Qian mencoba untuk merubah pandangannya terhadap perempuan yang sudah di hadapannya jika dia bisa menunjukkan bahwa ia dapat meyakinkannya.
"Salam bibi, nama saya Wei Guanlin." Wei Guanlin berkata dengan sopan.
Wei Guanlin merasakan jika ibunya Zhou Fan tidak begitu menyukainya, tapi Wei Guanlin berfikir mungkin itu dikarenakan belum berinteraksi secara langsung dengannya..
"Kamu berasal dari mana..." Zhou Qian bertanya kepada Wei Guanlin dengan nada yang agak lembut. Zhou Qian merasa perempuan di hadapannya lebih kuat darinya yang mempunyai kultivasi tingkat petarung master bintang 7.
Bukan Wei Guanlin yang menjawabnya, karena saat Wei Guanlin akan menjawab, Zhou Fan memotong ucapannya.
"Dia berasal dari Ibukota Ibu, dia juga murid sakte pedang suci," ucap Zhou Fan.
Wei Guanlin hanya mengangguki ucapan yang Zhou Fan lontarkan.
Zhou Qian dapat melihat anaknya itu memiliki perasaan kepada perempuan di hadapannya.
Zhou Qian tersenyum lembut kearah Zhou Fan dan Wei Guanlin, dia yakin dengan pilihan putranya, jika Zhou Fan melihat perempuan di hadapannya sebagai orang yang baik untuknya maka ia hanya bisa percaya dengan putranya.
"Ibu setuju dengan jika kau ingin menikah." Zhou Qian menatap kedua pemuda pemudi di hadapannya.
"Kenapa Fan'er?" Zhou Hu yang dari tadi diam membuka mulutnya, melihat raut wajah putranya yang terlihat biasa saja.
"Bagaimana bisa aku menikahi seseorang yang mengatakan tidak ingin menikah dengan diriku." Zhou Fan berkata getir mengeluarkan isi di dalam pikirannya.
Wei Guanlin yang mendengar ucapan Zhou Fan pun terkejut, dia ingat jika dirinya pernah mengatakanya.
"Haih.... sebaiknya kalian menyelesaikan masalah kalian sendiri." Zhou Qian berkata kepada Zhou Fan dan juga Wei Guanlin, ia dapat melihat dari sikap Wei Guanlin bahwa dia menyukai anaknya, tapi mungkin terjadi kesalahpahaman antara keduanya.
***
Di halaman belakang kediaman tetua kelima..
Zhou Fan dan Wei Guanlin sedang duduk berdampingan, meskipun begitu Zhou Fan terlihat sedang berada di suasana hati yang buruk.
"Kenapa kau tidak mencoba menghentikan ayahku saat dia berkata seperti itu, bukankah kau sendiri yang bilang kau tidak ingin menikah denganku." Zhou Fan berkata dengan nada dingin.
Wei Guanlin dapat merasakan bahwa Zhou Fan sedang marah kepadanya.
Zhou Fan berfikir, Wei Guanlin sengaja berbuat seperti itu, supaya dia bisa merendahkannya, apa maksudnya coba jelas jelas tidak mau menikah dengannya tetapi diam saja saat di jodohkan dengannya, bukankah Wei Guanlin menganggapnya sebagai omong kosong...
Melihat Wei Guanlin hanya diam Zhou Fan bertanya sekali lagi.
"Kenapa kau melakukan ini, jujur aku menyukaimu tapi kau tidak harus diam saja saat kau tidak menginginkannya, aku bukanlah pecundang, yang memaksa seseorang menikah denganku... Kenapa?" Zhou Fan merasa direndahkan dengan perbuatan Wei Guanlin, tanpa sadar ia berteriak kepada Wei Guanlin.
"Kenapa?" Wei Guanlin dengan sengaja menjeda ucapannya.
"Karena aku juga menyukaimu!" Setelah menghela nafas rendah Wei Guanlin juga ikut berteriak
"Kau boleh menganggap omonganku sebagai omong kosong, tapi sejujurnya aku sudah menyukaimu saat di hutan mati, kau ingat saat kau mengatakan bahwa kau nyaman didekatku, disaat yang sama aku merasakan hal yang sama, aku nyaman di dekatmu, tapi saat aku menanyakan apakah itu benar kau malah menjawab bahwa aku berisik, mulai saat itu aku tidak berani mengatakan hal yang sebenarnya kurasakan." Wei Guanlin berkata dengan nada yang berubah ubah kadang tegas, senang dan diakhiri dengan nada sedih.
Zhou Fan yang mendengar penjelasan Wei Guanlin langsung memeluk gadis itu.
"Maafkan aku, saat itu aku merasa kau tidak mungkin menyukaiku jadi aku mengalihkan pembicaraan, sungguh aku juga menyukaimu, maafkan aku yang telah bersikap berlebihan?" Zhou Fan berkata dengan nada menyesal.
Wei Guanlin menarik badan Zhou Fan yang menempel padanya, kemudian Wei Guanlin mengecup bibir Zhou Fan.
"Sudahlah, yang terpenting kau sudah tau isi hatiku, aku juga minta maaf telah membentakmu." Wei Guanlin berkata sambil menundukkan kepalanya.
Zhou Fan menangkup wajah Wei Guanlin kemudian... bersambung_-
****
Dan itu pasti putri tuan kota, awalnya aja marah2 tapi cuma modus untuk menutupi rasa malu ngintip cowo mandi ... SIAPA YG CABUL...???