Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
“Aku sudah menikah!”
Ucap Edgar membelakangi Laura, menatap lukisan besar yang berada di hadapannya itu, Laura terdiam mendengar ucapan kekasihnya itu lalu tak lama terdengar suara tawa dari mulut wanita itu membuat Edgar mengerutkan keningnya lalu berbalik menatap Laura yang masih dengan suara tawanya yang renyah.
“Hahaha jangan bercanda Edgar!”
Ucap Laura memegang perutnya lantaran merasa keram, geli sekali mendengar lelucon Edgar yang sangat sangat tidak akan ia percaya, seorang Edgar yang sangat bucin padanya sudah menikah dengan orang lain? Dengan siapa memang? Edgar terdiam menatap Laura, ia tidak menyangka jika respon wanita itu justru menertawakan nya.
Pria itu kemudian menghampiri Laura seraya merogoh ponsel dari dalam saku jas nya lalu memperlihatkan layar ponselnya pada Laura, Laura yang awalnya tertawa kini terdiam menatap layar ponsel Edgar, matanya memanas melihat foto yang baru saja Edgar perlihatkan padanya. Benar, Edgar tengah menunjukkan foto nya dengan Karin sesaat setelah pernikahan mereka terjadi.
“Apa apaan ini Edgar? Kau selingkuh dariku?”
Ucap Laura beranjak dari duduknya menatap tajam pada Edgar, ia tak terima jika pria itu sudah menikah dengan wanita lain, bagaimana mungkin? Dan kapan semua itu terjadi? Siapa gadis yang Edgar nikahi? Dan kenapa Edgar bersedia menikahinya? banyak pertanyaan yang muncul di kepala Laura saat ini membuat Edgar menarik Laura untuk duduk di sofa.
“Duduk dulu, aku akan menjelaskan semuanya padamu.”
Ucap Edgar menarik Laura agar duduk di sofa namun wanita itu justru menolak dan menepis tangan Edgar, ia tidak mau disentuh oleh Edgar sebelum Edgar menjelaskan semuanya, Edgar menatap Laura yang berjalan mundur menjauhinya, ini respon yang Edgar bayangkan jika Laura tahu tentang pernikahan Edgar.
“Baiklah tenang dulu, dengarkan penjelasan ku.”
Ucap Edgar menghampiri Laura namun Laura tetap saja berjalan mundur.
“Hari setelah aku melihat mu di club, keluarga ku mengajakku untuk pergi menemui teman papa, tapi setelah sampai disana, mereka justru menjodohkan ku dengan gadis itu, aku..”
“Kau bisa menolak Edgar!”
Potong Laura kesal, bisa bisanya pria itu menerima perjodohan konyol yang dilakukan kedua orangtuanya.
“Aku sudah menolak perjodohan itu sayang! Tapi..”
“Tapi apa? Tapi gadis itu masih muda jadi kau tertarik padanya, begitu?”
Lagi Laura memotong ucapan Edgar, rasanya semua yang keluar dari mulut Edgar hanyalah omong kosong, Edgar menggelengkan kepalanya bagaimana bisa ia menjelaskan pada Laura jika ia tidak menerima perjodohan itu maka papanya akan mengeluarkan namanya dari daftar warisan dan Edgar tidak mau itu terjadi karena ia sudah berusaha keras untuk mengelola perusahaan itu.
“Papa mengancam ku, akan mengeluarkan aku dari daftar warisan.”
Ucap Edgar membuat Laura terdiam, tidak bisa Edgar tidak bisa dikeluarkan dari warisan jika tidak apa gunanya ia mempertahankan pria itu? Laura kemudian menghampiri Edgar lalu memeluk pria itu dengan erat.
“Maafkan aku, seharusnya aku tidak menyalahkan mu, lalu bagaimana sekarang?”
Tanya Laura, Edgar terdiam ia juga tak tahu harus berbuat apa sekarang namun yang jelas ia harus bisa membawa gadis itu tinggal di tempat lain agar bisa berbuat sesukanya, Edgar kemudian kembali menatap Laura, merangkum wajah kekasihnya itu.
“Begini, untuk saat ini jangan terlalu sering datang ke kantor ku, jika papa tahu maka mereka tidak akan mengizinkan ku membawa gadis itu keluar dari rumah, jika kami sudah tinggal di tempat lain maka aku bisa melakukan apapun tanpa harus menuruti perintah mama dan papa.”
Jelas Edgar, Laura terdiam sejenak lalu menganggukkan kepalanya, keduanya kembali berpelukan sebelum Edgar kembali ke kantor, sedangkan di tempat lain, Wita dan Karin saat ini tengah berada di tempat yang sangat asing bagi Karin, Wita membawa menantu nya itu ke klinik kecantikan, tentu untuk merawat diri nya dan menantunya.
Wita meminta pada mereka untuk memberikan yang terbaik untuk menantunya, sore pun tiba Wita yang tengah menunggu Karin keluar dari ruangan kini duduk di sofa seraya membaca majalah, tak lama Karin keluar membuat Wita menoleh, wanita itu tersenyum lebar menatap menantunya yang terlihat sangat cantik, wajahnya terlihat lebih terawat sekarang.
”Karin, kamu cantik sekali sayang.”
Ucap Wita menghampiri menantunya itu, Karin hanya bisa tersenyum malu mendengar pujian dari mertuanya itu, jujur sat bercermin ia juga merasakan perbedaan nya, setelah selesai, Wita pun mengajak Karin untuk pulang, sebenarnya Wita ingin mengajak Karin berbelanja pakaian namun karena hari sudah mulai gelap dan Karin juga menolak membuat Wita menunda nya.
Setibanya di rumah, Wita dan Karin disambut oleh keluarganya yang ternyata sudah tiba dirumah, Erika dan Andra yang tengah duduk disofa menatap Karin dengan lekat, ada yang berbeda dari gadis itu membuat Erika segera menghampiri adik iparnya itu.
“Kalian habis dari mana?”
Tanya Erika pada adik ipar dan mama nya itu, Wita menatap Karin seraya tersenyum.
“Kau merasa ada yang beda dari Karin?”
Tanya Wita pada putrinya itu, Erika menganggukkan kepalanya menatap Karin.
“Karin terlihat sangat cantik, apa mama mengajaknya ke klinik kecantikan?”
Tanya Erika, Wita menganggukkan kepalanya.
“Pantas saja, Karin kau sangat cantik, mulai sekarang setiap minggu, kau harus ke klinik kecantikan agar wajahmu semakin cantik.”
Ucap Erika, Karin hanya mengangguk, tak lama Wita menatap sekeliling hanya ada Erika, Andra dan suaminya disana, dimana Edgar kenapa tidak terlihat?
“Erika? Dimana adikmu?”
Tanya Wita, namun belum sempat Erika menjawab, sebuah suara terdengar dari belakang mereka, membuat semua orang menoleh.
“Edgar di sini ma.”
Ucap Edgar yang baru pulang, semua orang menoleh seraya mengerutkan kening, pasalnya Edgar pulang membawa buket bunga mawar, Edgar pun berjalan menghampiri sang mama dan Karin, Edgar menatap Karin lalu menyerahkan buket bunga mawar merah itu pada Karin membuat gadis itu benar-benar terkejut.
“Apalagi ini?”
Karin membatin, tentu ia tahu itu hanya sandiwara saja, Karin menatap lekat Edgar, terlihat pria itu memberikan isyarat padanya untuk menerima buket pemberiannya, Karin pun segera menerima nya membuat semua orang tersenyum.
“Manis sekali? Andra bahkan tidak pernah memberikan ku bunga.”
Ucap Erika melirik suami nya itu membuat Andra merasa malu.
“Kau sengaja membelinya untuk Karin?”
Tanya Bambang pada putranya itu, Edgar menganggukkan kepalanya, Sedangkan Andra menatap adik iparnya itu curiga, sebelum nya ia baru mendapat kabar jika Edgar pergi dari kantor secara terburu-buru entah kemana, tapi Andra benar benar yakin jika Edgar pergi menemui Laura.
“Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan di belakang keluargamu?”
Andra membatin menatap memicing Edgar, Edgar kemudian masuk ke dalam kamarnya di susul oleh Karin, setibanya di kamar Edgar menatap Karin yang tengah memegang buket bunga pemberiannya.
“Jangan geer, aku hanya ingin meninggalkan kesan baik pada orang tuaku.”
Ucap Edgar dingin pada Karin, Karin hanya diam, tanpa di beritahu gadis itu juga sudah tahu jika itu hanya sandiwara Edgar saja.
Malam pun tiba, Semua orang sudah duduk di meja makan saat ini, Edgar dan Karin juga sudah ada di sana, di tengah tengah makan malam, Edgar menatap semua orang yang tengah fokus pada makanan masing masing.
“Pa, ma, ada yang ingin Edgar sampaikan.”
Ucap Edgar membuat semua orang menatapnya, Bambang dan Wita menatap Edgar menunggu Edgar mengatakan keinginannya.
“Edgar berencana untuk membawa Karin tinggal di apartement Edgar.”
Uhuk uhuk!