Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacar Dari Hongkong?
"Maksud Bu Mirna bagaimana. Saya masih bingung dengan pekerjaan saya. Bolehkah lebih jelas lagi, pekerjaan kita apa?" tanya Zuma kepada Bu Mirna yang sedang duduk tersenyum didekat Zuma yang kebingungan.
"Begini, tugas kamu sekarang adalah hanya menemani dia duduk di sini. Nanti Ibu kembali ke rumah karena Tuan Muda Jonson ini butuhnya kamu, bukan saya. Ingat, jangan membuat dirinya kecewa. Dia adalah pengusaha kaya raya di kota ini," jawab Bu Mirna dengan lirih agar Jonson tidak mendengar percakapan dirinya dengan Zuma.
"Ta—tapi Bu. Kenapa saya tidak bersama Ibu? Saya takut di sini sendirian. Bau minuman lagi. Ibu tidak macam-macam kepada saya 'kan?" tanya Zuma yang mulai panik. Ia takut ditempat yang ternyata adalah Diskotik atau yang sering disebut dengan club' malam.
"Tenang saja Zuma. Dia sudah berjanji tidak akan bermacam-macam denganmu. Jika dia mengingkarinya, silakan telepon Ibu. Ibu tahu betul siapa itu Jonson. Dah ya Zuma. Selamat berkarir!"
Bu Mirna pergi begitu saja setelah memberi penjelasan kepada Zuma. Beliau tak mau mengganggu acara Jonson yang sedang patah hati setelah diputuskan pacarnya.
Saat Bu Mirna pergi, Zuma semakin khawatir karena ia tidak terbiasa di club' malam seperti itu. Ia hanya terdiam dan ingin segera keluar dari tempat tersebut.
"Nona. Tolong ambilkan teko itu aku ingin meminum minuman tersebut!"
Jonson tidak berkenalan terlebih dahulu, tetapi ia langsung menyuruh Zuma untuk mengambilkan teko.
"Tolong antarkan saya pulang sekarang juga. Saya tidak terbiasa di tempat seperti ini. Ini sudah malam, kenapa Bu Mirna tega menyuruh aku di sini?"
Zuma tidak langsung menuruti perkataan Jonson. Ia malah menyuruh Jonson mengantar dirinya pulang.
"Kamu wanita yang unik, Cantik. Bu Mirna tidak salah memilihkanmu untukku!" jawab Jonson merasa kagum dengan Zumairah. Ia merasakan perbedaan dari wanita yang sering ia temui.
"Maksud kamu apa? Tolong antarkan saya pulang! Saya tidak betah di sini," ulang permintaan Zuma kepada Jonson.
"Aku sangat terkesima melihat tingkahmu. Oke, kita keluar tapi jangan pulang dulu! Mari ikut aku! Kamu akan melihat keindahan di suatu tempat!"
Jonson menggandeng tangan Zuma untuk pergi dari tempat itu karena Zuma menginginkannya.
"Hei, kamu, aku mau dibawa ke mana ini? Kalau jalan itu pelan-pelan!"
Zuma terpaksa berdiri dan mengikuti arah perginya Jonson. Zuma merasakan tangan Jonson yang dingin berkeringat membuat tangan Zuma bergetar. Jonson memegang tangan Zuma dengan pegangan sangat erat.
"Turuti saja aku, pasti kamu tidak akan menyesal. Tenanglah sedikit Nona, saya bukanlah orang jahat yang sekarang menjadi pikiranmu!"
Jonson terus berjalan sambil menggandeng tangan Zuma hingga sampai di luar club' malam. Ketika Jonson berkata bahwa dia baik, rasa takutnya kepada Jonson memudar. Tetapi Zuma tetap waspada.
"Jonson? Kamu ada di sini? Siapa dia? Kamu sudah punya pacar baru? Kamu jahat Jonson!"
Ketika Jonson hendak membuka mobil berwarna kelabu, datang seorang wanita memakai pakaian mini mendekati Jonson. Dia seperti marah dan cemburu. Cantik sih, tapi penampilannya sangat terbuka.
"Dia memang pacarku, Nindi. Saya harap, kamu jangan mengejarku kembali karena itu akan membuatmu sakit. Dan jangan mencoba untuk mengganggu pacarku ini!" jawab Jonson kepada wanita yang baru datang tadi. Jonson sangat percaya diri mengatakan bahwa Zuma adalah pacarnya di depan.wanita yang bernama Nindi.
"Oh jadi beneran itu pacar kamu, Jonson? Jahat sekali kamu. Aku itu sangat mencintai kamu, Jonson?"
Jonson menyuruh Zuma cepat masuk ke dalam mobilnya. Setelah Zuma masuk, dilanjutkan oleh Jonson yang juga akan masuk ke dala mobil. Setelah kedua sejoli itu berada dalam mobil, wanita yang bernama Nindi masih cerewet dan menyuruh Jonson turun dari mobil. Namun, Jonson malah menyalakan mesin mobil dan melakukan mobilnya dengan cepat menuju suatu tempat.
"Heh, kalau nyetir pelan-pelan dong? Saya takut ini. Sebenarnya ini mau ke mana. Antarkan saya pulang di alamatnya Bu Mirna. Saya tinggal di situ. Kamu bilang, aku pacar kamu? Pacar dari Hongkong? Kenal saja belum?"
Zuma ketakutan karena Jonson melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia sebenarnya sangat ingin pulang saja. Ia belum terbiasa pergi malam-malam dengan pria asing yang tak dikenal. Zuma juga sangat dongkol ketika Jonson mengakui dirinya sebagai pacarnya.
"Oke. Aku akan mengurangi kecepatan mobil ini. Saya sudah membayar Bu Mirna mahal jadi, kencan kita tidak bisa dibatalkan! Kamu mau uang 'kan? Ini untukmu, asalkan kau temani aku ke tempat yang kita singgahi. Kalau aku nggak ngebut, kita nggak sampai-sampai. Nanti aku akan memesan ruangan khusus untuk kamu. Sudahlah, pikiran kamu jangan traveling ke mana-mana. Iya, pacar. Aku suka kalau kamu jadi pacarku. Kamu itu asik!"
Jonson mulai mengurangi kecepatan laju mobilnya karena ia khawatir Zuma akan pingsan atau hal buruk akan terjadi.
"Sepertinya kita keluar dari kota ini? Sebenarnya kita mau ke mana? Awas saja kalau kamu macam-macam denganku! Jadi aku ceritanya dijual gitu? Tega sekali Bu Mirna kepadaku. Kirain dia ibu kos yang baik. Sialan kamu Jonson!"
Zuma semakin takut, karena Jonson melewati garis kota. Itu artinya, Jonson pergi ke Luar kota dan mungkin membutuhkan waktu yang tidak cepat. Jonson selalu saja tenang dan bercanda dengan Zuamirah yang berbicara serius dan galak.
"Kamu tidak dijual, Nona. Hanya menemani aku. Bu Mirna itu baik kok. Dah ya kalau kamu ngantuk, tidur saja. Nama kamu siapa? Kita belum kenalan," ujar Jonson yang membela Bu Mirna. Menurut Jonson Bu Mirna itu baik
"Pokoknya aku kapok, bekerja sama dengan beliau. Pekerjaan kok menemani anak orang. Pekerjaan itu, nyuci, menjahit, apa bersih-bersih gitu. Memangnya ini pekerjaan halal? Bu Mirna apa tidak memberi tahu siapa namaku? Pasti dia memberi tahu. Jadi tidak perlu saya jawab!"
Zuma masih saja cerewet karena perkiraannya melenceng besar. Yang seharusnya ia bekerja secara normal. Ini pekerjaan yang tidak biasanya ia lakukan.
"Luar biasa. Kamu cerdas sekali. Baiklah. Nama kamu Zumairah 'kan? Tolong, panggil aku Jonson atau Sayang gitu. Dari tadi kamu panggil saya dengan sebutan He! Loh, ini pekerjaan halal kok. Kitanya nggak macam-macam. Bentar lagi dah sampai nih. Persiapan turun, Nona!"
Jonson tertawa kecil dengan ucapan Zumairah yang menurutnya unik. Wanita berhidung bangir itu semakin senang mengenal Zuma.
Beberapa menit kemudian, mobil Jonson terparkir di depan bangunan indah dan di depannya agak jauh terdapat pantai dan malam itu bulan serta bintang yang bersinar terang.
Cahaya lilin terpasang di meja kayu yang berukiran indah terlihat dari kejauhan. Meja itu terletak di dekat pesisir pantai.
Kini Zumairah turun diikuti oleh Jonson.
"Kita pesan dua ruangan dulu, nanti baru kita ke Pantai!"
Akhirnya Jonson memesan dua ruangan di penginapan. Satu untuk Jonson dan yang satu untuk Zumairah. Benar saja, Jonson sangat bijaksana dan bukan pria yang macam-macam.
Tas Zuma ia taruh di kamar penginapan dan selanjutnya ia menemani Jonson untuk jalan-jalan ke Pantai pada malam terang itu.
Mereka kini berjalan menuju pesisir pantai. Setelah sampai ia duduk di bangku yang terdapat lilinnya.
"Duduklah, Nona. Jangan canggung seperti itu. Apa perlu aku pesan makan dan minuman?"
Jonson menyuruh Zuma untuk duduk. Namun, Zuma sangat grogi dekat dengan wanita yang tampan seperti Arga.
"Maaf, kamu kok mirip Tuan Arga?"
Setelah diperhatikan oleh Zuma, ternyata Jonson sangat mirip dengan Arga Dinata.
"Nona kenal dengan siapa tadi, Arga. Coba, nama lengkapnya siapa?"
Ketika Jonson mendengar kata Arga, wajah Jonson menjadi murung. Sepertinya ia tidak lagi ceria. Wajahnya berubah murung.
"Arga Dinata! Kamu sangat mirip dengan Arga Dinata. Bedanya, kamu ada tahi lalat di hidung kamu!" jawab Zuma apa adanya. Dia tidak salah lihat. Jonson sangatlah mirip dengan Arga Dinata.
"Cukup! Kamu bisa kenal dengan Arga Dinata dari mana! Cepat jawab!"
Jonson yang tadinya ramah, setelah Zuma berbicara tentang Arga, Jonson menjadi kasar dan membentak Zumairah.
Ada apa gerangan?
demi harta sanggup berjual beli...tampa memikirkan perasaan anak....egois....tepi....adakah Arga akan bahagia...pasti saja tidak...Arga amat mencintai Zuma...walaupun demikian....Arga perlu bertegas pada Papa Wira Arga....bahawa kamu tetap dengan keputusan mu memilih Zuma....kebahagiaan adalah penting walaupun nama mu di coret dalam keluarga....bawa diri bersama Zuma ke tempat lain dan buktikan bahawa tanpa harta keluarga kamu boleh bahagia gitu..lanjut...