Novel ini adalah novel fiktif yang dipenugi cerita kocak, serius, peperangan, perebutan kekuasaan, penuh misteri, kalimat-kalimat bijak dengan alur cerita yang akan membuka misteri satu persatu.
Tokoh Utama bernama Satriya dan Permata yang keduanya adalah ahli pedang tak terkalahkan.
Bagaimana cerita lengkapnya?
Siapa Satriya itu?
Seberapa besar kekuatan Satriya dan Permata?
Jangan sampai ketinggalan untuk selalu membaca novel ini
Novel ini akan di update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aang Albasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zuria membantai anggota Aliran hitam, Satriya terluka parah
“Zuria kau ikutlah denganku untuk menghabisi seluruh anggota aliran hitam kelas bawah yang berada di kerajaan ini”. Perintah Satriya kepada zuria yang langsung siap sedia melaksanakan perintah dari tuannya itu.
Wuzh!, Wuzh! Mereka berdua langsung melesat ke istana kerajaan, terlihat dari atas ribuan orang berninja sedang berada di setiap lokasi di sekitar kerajaan Sono Keling.
“Mereka benar-benar sudah mempersiapkan diri dengan sempurna!, aku harus mengacak-acak rencana Wurawari dengan menghabisi seluruh anggota aliran hitam yang sedang menjaga seluruh area kerajaan ini”. Gumam Satriya.
“Zuria, kau habisi seluruh orang yang memakai ninja berwarna hitam yang berada dibawah sana, habisi mereka secepat yang kau bisa!”. Bentak Satriya menyuruh Zuria untuk segera menghabisi para anggota kelompok hitam.
Sepuluh detik kemudian
“Sudah selesai tuan!”.
“Apa apaan wanita ini?, menghabisi ratusan orang hanya membutuhkan waktu sepuluh detik saja?”. Gumam Satriya yang tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
Didalam goa terlihat ketua aliran hitam sudah mulai marah mendengar banyak sekali anggotanya yang dibantai oleh dua orang saja.
“Siapa pemuda dan gadis itu!, siapapun yang mampu membawa mereka berdua, baik masih hidup atau sudah tak bernyawa!, akan aku hadiahkan senjata legendaris!”. Teriak ketua aliran hitam yang bernama Duryusana.
“Haruskah aku melaporkan kepada atasanku mengenai kejadian ini? Ah tapi nanti malah aku yang kena pukul, sudah apapun yang terjadi akan aku hadapi sendiri nanti!”. Gumam Duryusana dengan wajah geramnya.
“Lapor tuan!, jumlah anggota kita yang sudah mati totalnya ada tigaratus tiga puluh satu tuan”. Seorang bawahan yang menghadap Durysana melaporkan
“Apa apaan kedua bocah itu? Membunuh tiga ratus tiga puluh satu anggotaku yang ranah kekuatan mereka sudah ditingkat Dewa bumi?, ini benerankah?”. Gumamnya kembali dengan wajah yang semakin geram.
“Kalian! Laporkan hal ini kepada atasan!”. Bentak Duryusana
Bawahan itu langsung melesat ke arah sebuah goa yang cukup jauh dari lokasi persembunyian aliran hitam yang dipimpin Duryusana.
Dikerajaan Biru Langit, pengumuman raja baru telah didengar oleh seluruh warga Biru Langit, penobatan dan sumpah janji raja akan dilaksanakan pada esok hari.
“Aku akan pergi ke kerajaan, melihat proses pengangkatan raja yang baru besok”. Paman Sumantama berkata kepada Wijaya dan kedua orang lainnya.
“Baiklah, hati-hati paman”.
“Kalian jangan pergi kemana-mana, akan sangat membahayakan diri kalian jika diketahui kalau kalian masih hidup”. Lanjut paman Sumantama
“Baik paman”.
“Apa kabarnya Satriya ya kak?”. Tanya Permata yang mengkhawatirkan keadaan Satriya.
Sementara di kerajaan sono Keling, seluruh anggota aliran hitam sudah berhasil dibunuh oleh Zuria dengan kekuatannya yang bisa membunuh siapapun tanpa menyentuhnya.
“Sekarang giliranku Zuria, kau beristirahatlah”. Satriya menyuruh Zuria istirahat
“Baik Tuan”.
Wuzh! Satriya langsung melesat kea rah penjaga pintu istana kerajaan dan langsung menebas leher para penjaga itu yang langsung tewas seketika.
Satriya dengan beraninya masuk kedalam istana kerajaan dan membabad habis seluruh pasukan yang menghalanginya.
“Bahaya!, Bahaya!”. Teriak seorang penjaga yang berlari menuju ke dalam istana kerajaan Sono Keling yang sedang diadakan perencanaan pengangkatan raja baru yang tinggal menghitung jam lagi.
Satriya langsung merangsak masuk kedalam istana kerajaan dan langsung membabad semua orang yang ingin melawannya.
“Kalian, berani memfitnah guruku sebagai penculik!, rasakanlah akibatnya!”. Teriak Satriya yang terlihat sudah sangat marah sekali.
Para pekerja dapur kerajaan sudah mulai berjalan menuju tempat perasingan, saat ini Satriya sudah berhadapan dengan Wurawari yang terlihat tetap santai walaupun nyawanya sudah diujung tanduk.
Saat Satriya akan menghabisi Wurawari tiba-tiba terdengar ledakan besar yang menghempaskan Satriya keluar dari Istana kerajaan.
“Siapa orang ini? Benar-benar kuat sekali!”. Gumam Satriya dalam hatinya,
“Apakah harus Zuria yang menghadapinya?, Ah tidak, aku sendiri sepertinya masih mampu mengalahkannya”.
“Habisi bocah ini!”. Bentak Wurawari memerintahkan orang yang memakai baju compang-camping dihadapannya.
“Baiklah tuan!”.
Asap hitam pekat keluar dari tubuh orang itu, Wuzh! Dia langsung melesat ke belakang Satriya Bug! Tendangan kuat mengenai tubuh Satrinya, Satrinya mulai marah dan mengeluarkan jurus andalannya yaitu pedang banyangan.
Trang!, Trang!, Trang!, Percikan-percikan api terlihat dari sekeliling tubuh orang itu yang sudah membuat pertahanan ditubuhnya.
“Hahahaha, menarik juga kau bocah!, tapi jangan harap hanya serangan seperti ini bisa mengenai tubuhku!”. Orang itu meremehkan Satriya.
“Begitukah? Baiklah”. Bentak Satriya sembari mengeluarkan Cahaya pedang berwarna biru langit yang dikelilingi kilatan petir merah
Dwar!, Dwar!, Dwar! Ledakan-ledakan besar bergemuruh disekeliling orang itu yang masih berjalan mendekati Satriya, Wuzh! Orang itu kembali melesat ke belakang Satriya, kini mereka berdua sedang beradu kekuatan Dwar! Ledakan besar terjadi dan menghepaskan kedua orang yang sedang bertarung dengan kekuatan yang sangat luar biasa.
Terlihat Satriya dan orang itu mengeluarkan cairan merah dari mulut mereka.
“Menarik juga bocah ini, kekuatan spiritualnya sepertinya sudah lumayan, sayangnya kekuatan fisiknya masih sangat lemah”. Gumam orang itu sambil berdiri dan mengeluarkan kembali kekuatan petir hitam dari tongkatnya yang melesat dengan cepat ke arah tubuh Satriya yang sudah terkapar.
Dwar!,Ledakan besar terjadi disana yang menghempaskan orang itu dan menabrak dinding istana kerajaan yang seketika langsung hancur berkeping-keping.
Wuzh!, Satriya dibawa terbang oleh Zuria ke arah sebuah goa di pegunungan yang cukup jauh dari istana kerajaan sono keling.
Oran yang tadinya menyerang Satriya, kini sudah tak bernyawa dengan tubuh gosong.
“Tuan, bangun tuan!”. Bentak Zuria yang khawatir dengan keadaan tuannya yang sudah terkena racun yang sudah mengalir keseluruh aliran darahnya.
Zuria duduk bersila dan mengeluarkan kekuatan dewanya dengan membuat bulatan cahaya putih berkliau dan asap tebal yang menyedot asap hitam dari tubuh Satriya lalu memasukan asap-asap hitam itu kedalam bulatan putih yang dibuat oleh Zuria.
“Uhuk!, Uhuk!”. Satriya mulai sadarkan diri
“Tuan, tuan sudah sadar?”. Tanya Zuria
“Dimana aku sekarang?”.
“Tuan aman bersamaku saat ini, tuan jangan dulu terlalu banyak gerak, saat ini racun di tubuh tuan masih belum dikeluarkan seluruhnya, tuan beristirahatlah dulu”. Kata Zuria yang masih menyerap racun dari tubuh Satriya kedalam bulatan putih yang dibuatnya.
“Siapa wanita itu?, kekuatannya bisa mengalahkan orang kepercayaanku dengan sangat mudah?”. Gumam Wurawari
“Buat pengumuman!, siapapun yang bisa menangkap wanita dan pemuda itu, akan aku beri hadiah seratus ribu keping emas, mati atau hidup”. Bentak Wurawari yang memerintahkan anak buahnya membuat sayembara.
“Baik tuan”.
Keesokan harinya, gambar Satriya dan Zuria sudah tersebar ditiap pojok desa yang berada di kerajaan Sono Keling.
“Siapa pemuda dan gadis ini? Kenapa mereka menjadi buronan kerajaan? Apakah itu pangeran dan tuan puteri?”. Tanya salah satu warga yang melihat pengumuman Sayembara disbuah papan
“Sepertinya bukan, aku pernah melihat pangeran, wajahnya tidak seperti itu”. Jawab yang lain
“Lalu siapakah mereka itu ya?”.
“Tak tahu lah, aku Cuma pedagang Basreng saja, tak tahu urusan yang begituan”. Jawabnya kembali.