Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Calon istri? Jangan mengar... mmphhh!"
Sadrina tidak meneruskan perkataannya, karena tiba-tiba saja Andra merengkuh pinggangnya dan mencium bibirnya. Membuat Sadrina terbelalak, sampai dia menjatuhkan berkas milik Andra ke lantai.
Pluk!
Sadrina ingin melepaskan ciuman itu tapi Andra malah semakin memperdalam ciumannya. Tangan kanan Andra memegang tengkuk leher Sadrina, sementara tangan kirinya memeluk pinggang Sadrina. Membuat tubuh mereka semakin rapat.
Andra merasakan ada yang tidak beres kepada dirinya sendiri. Dia merasakan sebuah gairah dan rasa panas menjalar ditubuhnya. Sudah pasti dibawah sana sangat merasakan sesak, seakan meronta-ronta ingin keluar dari sarangnya. Sesuatu hal yang tak pernah dirasakan oleh Andra bersama dengan wanita lain. Sehingga Andra pernah menganggap dirinya tidak normal, padahal dia sangat menyukai penampilan wanita yang seksi, tapi mengapa mereka sama sekali tidak membuatnya bergairah? Justru sang jantan malah bereaksi kepada Sadrina, musuh bebuyutannya itu.
Sonya sangat kesal melihat betapa panasnya Andra mencium bibir Sadrina. Dia mengepalkan tangannya seraya memandangi Andra yang sedang berciuman dengan Sadrina. Wanita itu memilih untuk keluar meninggalkan mereka begitu saja, dan membanting pintu.
Bruukk!
Andra segera melepaskan ciumannya setelah memastikan Sonya benar-benar pergi. Dia sangat bernafas lega, akhirnya wanita telah pergi juga. Setiap kali dia bertemu dengan Sonya, memang sulit sekali untuk mengusirnya. Karena itulah Andra terpaksa harus mencium bibir Sandra, berharap wanita itu berhenti mengharapkannya.
Namun, Andra dibuat meringis, tiba-tiba saja Sadrina menendang kaki Andra dengan keras.
Bugh!
"Arggghh! Mengapa kamu menendang kakiku?" Tanya Andra sambil merintih kesakitan dan memegang kakinya.
"Seharusnya aku yang bertanya, mengapa kamu malah mencium aku? Apakah kamu tahu, aku dari dulu berkhayal ingin memberikan ciuman pertama aku dengan orang yang aku cintai. Tapi kamu malah mengacaukan impian aku!" Sadrina sungguh sangat merasakan kesal kepada Andra. Andra telah mencuri ciuman pertamanya.
Andra nampak bengong sebentar, apakah dia tidak salah mendengar bahwa tadi itu adalah ciuman pertamanya Sadrina? Kemudian pria itu pun tertawa meledak. "Jadi tadi itu adalah ciuman pertama kamu? Astaga Sadrina, kamu itu sudah dewasa, mengapa bisa..."
Sadrina memotong perkataan Andra, "Mungkin karena dulu aku terlalu mengharapkan Farrel. Aku terlalu mengharapkannya dalam waktu yang cukup lama, sampai menolak cinta para bule yang mengejar-ngejar aku. Eh dia malah menikah dengan Renata. Padahal setelah mereka menikah, aku sudah bisa move on, dan jatuh..."
Sadrina tidak meneruskan perkataannya ketika dia akan bilang bahwa dia telah jatuh cinta kepada Steve. Andra tidak boleh tahu bahwa dia pernah dekat dengan Steve, lagian sekarang ini Steve sudah memiliki kekasih. Dan cintanya kepada Steve rupanya bertepuk sebelah tangan.
Sadrina mengalihkan pembicaraannya, seharusnya dia masih memarahi Andra karena telah mencuri ciuman pertamanya. "Jangan gara-gara kamu sudah membeli aku, kamu bisa berbuat seenaknya padaku. Kalau kamu melakukannya sekali lagi, aku akan menghajar kamu."
Bukannya Andra merasa takut dengan ancaman dari Sadrina, pria itu malah berjalan mendekati Sadrina, membuat Sadrina berjalan mundur.
"Kamu mau apa?" Protes Sadrina, dia masih berjalan mundur, karena Andra terus berjalan mendekatinya. Sampai punggung Sadrina mentok di dinding. Tidak bisa mundur lagi.
Glukk!
Sadrina menelan saliva memandangi Andra yang sedang mengunci tubuhnya dengan kedua lengannya.
"Bukannya kamu tidak terima karena aku sudah mencium kamu? Apakah kamu ingin aku mengembalikan ciuman itu agar impas dan menganggap bahwa kita tidak pernah berciuman?" Tanya Andra dengan tatapan menggoda.