Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Pulang dari masjid anak² langsung pulang ke rumah masing² karena lapar dan waktunya makan siang.
"Ren kalau sudah makan tidur siang". Kata ibu.
"Hmm," menjawab dengan deheman sambil melanjutkan makan.
Ketika selesai makan Reni mencari ibunya ternyata sedang berada di kamar untuk menemani Naysa tidur. Nah hal itu menjadi kesempatan emas buat Reni untuk pergi main dengan diam².
"Pergi main deh, ya tapi sepedaku di dalam rumah nih, nanti kedengaran ibu gak ya?" gumamnya kecil sambil ke kamar mondar mandir.
"Coba saja deh, ayah mana ya? Owh ternyata ada di kamar shalat, ayah juga sedang tidur, waktunya pergi main, hehehe," ketawa pelan sambil melangkahkan kaki ke arah sepeda untuk dibawa keluar rumah dengan sangat pelan, tapi dia ragu maka dia menggunakan sepeda ibunya yang berada di luar.
"Wah lolos juga kan, hehehe". Akhirnya pergi main naik sepeda jengki milik ibunya.
*
"Loh mana Reni, ku kira tidur itu anak, Nayla ada di kamar berarti Reni pergi sendiri siang² begini", gerutunya sambil menuju tempat menjahit untuk melanjutkan pekerjaan karena Naysa sudah tidur.
"Assalamu'alaikum Mb Wati, lagi istirahat ya? Wah saya mengganggu ini siang². Tadi dari TK langsung singgah kesini daripada bolak balik Mb". Masuk rumah dengan salam lalu masuk sambil bertanya serta meredup merasa tidak enak.
"Waalaikumsalam Mb Tinah, masuk Mb. Saya sudah istirahat tadi sekalian temani si kecil tidur, sekarang mau lanjut menjahit lagi Mb, masih banyak pakaian yang harus dijahit", ucapnya seraya mendudukkan bokongnya dikursi kebesarannya.
"Begini Mb, ini anak² kan baru jadi ada beberapa yang belum punya seragam TK untuk hari Senin Selasa, kalau untuk anak 5 orang kira² berapa hari jadinya bajunya Mb?"
"Mungkin satu minggu Mb Tinah karena ini saya masih ada pekerjaan lain, ini juga mau segera diambil sama orangnya".
"Oh ya sudah mb, buatkan saja seragamnya 5 pasang, ukuran M saja Mb supaya rata karena anak²nya hampir sama besar dan tingginya".
"Iya Mb Tinah nanti saya usahakan".
"Nanti bayarannya kalau sudah jadi bajunya ya Mb,"
"Iya Mb Tinah kayak sama siapa saja, sudah langganan juga jahit disini". Beberapa saat tidak ada percakapan, ibu Wati sibuk menjahit dan ibu Tinah melihat² pakaian yang dipesan orang.
"Mb Wati, nanti hari Ahad itu Khataman Qur'an di rumah saya, datang agak pagi ya Mb?" tanyanya penuh harap.
"Insya Allah Mb, nanti saya usahakan, karena ada anak kecilku Mb biasa agak repot kalau berangkat cepat".
"Iya Mb. Oya Mb, bu Yati dari Jawa ya? Mb dengar kabar kah?".
"Saya tidak dengar kabar itu Mb, kenapa Mb?"
"Itu Mb, katanya anaknya dinikahkan di Jawa terus menantunya ditinggal di Jawa karena sedang hamil". Ucapnya semangat.
"Astaghfirullah... Amit² Mb, kok bisa? Saya loh baru dengar ini, kalau Mb tidak bilang ya saya tidak tau apa² Mb". Jawabnya masih sibuk menjahit.
"Iya Mb, kalau bicara ke orang saja kayak suci padahal anaknya sendiri yang berbuat begitu sampai hamil anak perempuan orang, jangan sampai anakku begitu Mb". Anak bu Tinah ada 2 yang pertama perempuan dan kedua laki².
"Lantas Gabby dimana Mb kok tidak pernah kelihatan??"
"Dia kuliah Mb di Kota makanya jarang di rumah sudah semester 3 dia Mb", jawabnya sambil tersenyum bangga kepada anak²nya. "Kalau Ganang ada di rumah, dia mainnya di rumah meski laki² tapi anak rumahan Mb", lanjutnya.
"Ya syukur Mb, kita harus bisa jadi orang tua yang baik. Setiap orang tua mau yang terbaik untuk anak²nya Mb".
"Betul Mb Wati. Oya saya pamit dulu ya Mb, itu bapaknya anak² sudah menjemput".
"Iya Mb Tinah, terima kasih dan hati²".
"Assalamu'alaikum" langsung dijawab "Waalaikumsalam Mb Tinah".
**
Reni pergi bermain menggunakan sepeda menuju rumah temannya yang tidak tidur siang, akhirnya kakinya mengayun sepeda menuju rumah kak Ulfa.
"Kak Ulfa mau kemana?"
"Mau pergi les di rumah pak Yanto, kenapa? Mau ikut kah?" tanyanya seraya mengeluarkan sepedanya.
"Boleh kah kak??
"Boleh tapi naik sepeda masing² saja ya!" ujarnya lalu memarkirkan sepedanya di luar dan kembali ke dalam mengambil tas sambil berpamitan pada orang tuanya.
"Ma, aku berangkat les ya?" kata Ulfa kepada mama Hajar.
"Iya nduk hati², loh Reni ikut tah?" tanya mama Hajar memastikan.
"Iya Ma,"
"Hati² ya" ucap mama Hajar.
"Assalamu'alaikum", ucap Ulfa dan Reni bersamaan.
"Waalaikumsalam," seraya masuk ke dalam rumah kembali. "Apa tidak dicari ibunya itu siang² pergi main malah mau ikut les. Reni Reni..." gerutunya sambil geleng² kepala heran.
*
Diperjalanan menuju rumah pak Yanto melewati gunung, belokan kanan dan kiri, pendakian yang terjal karena jalanan belum aspal.
"Wuih tinggainya ini gunung, bisa gak ya sepedanya dinaiki dari sini?" gumamnya pelan seraya menaiki sepeda di atas gunung mau menuruni gunung.
"Pelan² Ren, bisa kah?" tanya Ulfa cemas.
"Bisa kak". Melaju sepeda dari atas ke bawa, belum sampai bawah harus belok kanan menuju rumah pak Yanto.
"aaaaaaaa", teriak Reni meluncur karena jalanan jelek dan tidak bisa mengimbangi sepedanya akhirnya tumbang.
Dus dus duk dug
Akhirnya jatuh dan "Huaaa ibuuuuuu". Menangis meski tidak kencang suara tangisnya tapi masih terdengar oleh Ulfa.
"Ya gimana dong ini", berjalan menuju ke Reni.
"Wah pelan² nak, kamu anaknya Mb Wati kan?" tanya ibu² yang sempat nongkrong depan rumahnya bersama tetangganya.
"Kalian mau kemana?"
"Saya mau les bi, dan dia ikut", jawab Ulfa merasa tidak enak.
"Ya sudah biar bibi antar dia pulang. Namanya siapa?"
"Namanya Reni bi, itu berdarah bi". Jawabnya sambil menunjuk dagu Reni yang mengeluarkan darah segar.
"Iya lap saja pakai bajumu Reni, tidak apa² itu hanya lecet sedikit nanti sembuh. Sini bibi bonceng, bibi antar pulang". Naik di atas sepeda bersiap mengantar Reni pulang.
"Tidak apa² bagaimana? Ini lecet banyak darahnya begini, bajuku saja jadi merah", gerutunya dalam hati sambil naik diboncengan bibi yang mengantarnya.
Tibanya di rumah ibu Wati heran.
"Ya Allah Reni kamu kenapa itu nak?", tanyanya bangkit dari kursi kerjanya lalu nyamperin Reni yang diantar bibi.
"Ini Mb jatuh pas ditikungan itu, karena penurunan dan jalannya jelek, mau ke pak Yanto dia ikut Ulfa les".
"Makasih ya sudah mau antar anak saya pulang, masuk ke rumah dulu Dev". Jawab ibu seraya mengajak bibi Devi masuk ke rumah.
"Saya langsung pulang saja Mb, yang penting anak Mb selamat sudah aman itu".
"Sekali lagi Makasih Devi". Masuk rumah sambil mengajak Reni.
"Kamu siang² disuruh tidur malah keluyuran, begitu akibatnya kalau tidak dengar ibu".
"Kan mau ikut belajar bu", menjawab sambil nangis.
"Sini dibersihkan lukanya, oh cuma sedikit kok, cepat sembuh ini kak".
"Tapi sakit bu, huhuhu"... Diobati masih sambil nangis.
"Sudah diobati, sana mandi biar segar kemudian ganti baju,, itu bajumu kena darah".
"Iya bu", melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk membersihkan badan lalu ganti pakaian.
***
Happy reading ♡♡♡
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih
Jangan lupa like, kritik dan sarannya.../Rose/