Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masayuki.
Keter berdiri tegak di hadapan Mila dan Ayano, auranya berdenyut dengan kekuatan sihir yang mengerikan. Tatapannya tajam, menembus ke dalam jiwa mereka. "Aku sangat menghargai dirimu untuk membela seorang guru, tetapi sayang sekali guru yang engkau bela itu seorang yang tidak baik. Jika kau berniat untuk bertarung dengan ku, maka aku akan senang hati menerima tantanganmu itu."
Mila tersenyum tipis, "Ara, kau pikir aku akan membiarkanmu melakukan hal sesuka mu? Ayo lah kita mulai ronde kedua kita."
Mila menciptakan sebuah pedang dengan sihirnya, dan Keter pun melakukan hal yang sama. Mereka saling menatap, seolah-olah mengukur kekuatan satu sama lain.
Kemudian, serangan pun terjadi. Mila bergerak dengan cepat, melancarkan tebasan yang mematikan. Tetapi Keter dengan santai menahan serangan itu. Dari arah belakang, Ayano juga melancarkan serangan, tetapi Keter dengan mudah menangkisnya dengan tangan kirinya. Dengan tangan kanannya, dia menciptakan pedang baru untuk menahan serangan Ayano. "Astaga, ternyata kalian berdua memiliki potensi," kata Keter, suaranya dingin.
Keter memutar tubuhnya dengan cepat, dan Mila serta Ayano langsung melompat mundur untuk menghindari serangan balik. Mereka bertukar serangan dengan kecepatan yang luar biasa, membuat seluruh siswa tercengang. "He-hebat, meski Keter sudah menggunakan energi sihir yang begitu besar untuk membunuh kesatria kuno, akan tetapi dia masih bisa memberikan perlawanan kepada Mila dan juga Ayano," kata seorang siswa. "Kau benar," sahut temannya.
Tiba-tiba, seorang siswa laki-laki mendekati mereka. "Mila dan Ayano terlalu ceroboh, mereka akan gagal karena salah menilai lawan mereka. Karena sejak awal lawan mereka adalah Keter, sosok yang paling berbahaya," katanya. "Be-benarkah?" kata siswa lainnya dengan terkejut.
Kembali ke pertarungan, Ayano yang sedang bertukar serangan dengan Keter, menatap tajam ke arah mata Keter. "Seperti nya kita pernah bertemu," katanya.
Keter, yang hanya menahan serangan Ayano dengan satu tangan, membalas, "Entahlah, aku tidak pernah melupakan lawan yang kuat."
Mila, yang melihat kejadian itu, langsung menyerang Keter. Keter dengan cepat menahan serangan Mila dan melompat mundur. "Tapi, apa kalian layak untuk di ingat? Tunjukkan pada ku kalau kalian itu layak untuk di ingat olehku," kata Keter, suaranya penuh tantangan.
Mila, yang kesal mendengar itu, menggunakan sihirnya. Dia menciptakan bola api yang besar dan langsung mengarahkannya ke Keter. Bola api itu meledak, membuat seluruh area lapangan tertutup oleh asap yang tebal. Seluruh siswa terdiam, menunggu apa yang akan terjadi. "He-hebat, Mila bukan lawan yang bisa di remehkan," kata salah seorang siswa.
Di balik gumpalan asap, Keter tertawa tidak berhenti, membuat seluruh siswa terkejut. Dengan cepat, Mila menyerang dengan pedang yang di lapisi oleh api, dan Ayano menggunakan sihir pisau anginnya. Mila maju dengan cepat, melancarkan tebasan, tetapi Keter menahan serangan itu hanya dengan satu tangan. Melihat sihir pisau angin melesat ke arah dirinya, Keter menghilang dan muncul di belakang Mila, menendangnya dengan keras ke arah Ayano. "Tuan Mila, kamu baik-baik saja?" tanya Ayano.
Mila, yang terduduk, membalas, "Iya, aku baik-baik saja."
Keter tersenyum, "Jadi inilah kekuatan kalian. Baiklah, dengan ini aku akan menghabisi kalian di sini."
Mila, yang marah kepada Keter, membalas, "Kau pikir bisa dengan mudah mengalahkan kami!"
Keter tertawa kecil, "Aku sebenarnya mengincar seri untuk bertarung dengan kalian, akan tetapi aku sudah tidak ingin untuk bermain-main lagi. Dengan ini, permainan berakhir. Aku akan menghancurkan kalian tanpa ampun."
Keter melangkahkan kakinya dan menghilang. Seketika itu, dia muncul di belakang Ayano dan Mila, bersiap melakukan tebasan. "Selamat tinggal," katanya.
Namun, dari atas udara, sebuah lingkaran sihir tercipta dan mengeluarkan es yang besar, menghantam tanah. Keter, Mila, dan Ayano melompat untuk menghindari serangan itu.
Seorang siswa laki-laki datang dan berdiri di hadapan Keter. "Kata-kata mu tadi sangat tidak pantas di katakan kepada seorang gadis. Kau hanya perlu mengatakan kau kehabisan energi sihir untuk bermain-main, itu sudah cukup untuk menggambarkan dirimu untuk mengakhiri mereka," katanya.
Mila melihat ke arah laki-laki itu dan berkata, "Kakak!"
Seluruh siswa berteriak melihat kakak Mila yang datang membantu. Keter menatap tajam ke arah laki-laki itu, "Kakak? Siapa nama mu? Beri tahu aku."
Laki-laki itu tersenyum tipis, "Nama ku adalah Masayuki, wakil dari organisasi bayangan. Itu adalah aku."
Masayuki menatap tajam ke arah Keter dan langsung menggunakan sihir esnya. Masayuki menciptakan pedang es yang banyak dan melancarkannya ke arah Keter. Keter hanya berdiri tegak dan menciptakan perisai untuk menghalangi serangan tersebut.
Masayuki memuji Keter, "Hebat, ternyata dengan energi sihir yang tinggal sedikit kau bisa menciptakan sebuah pelindung. Aku sangat menghargai itu."
Keter berdiri tegak dan menatap tajam ke arah Masayuki, "Sebaiknya kau tidak meremehkan aku. Kau yakin sekali akan menang melawan ku?"
Keter mengeluarkan aura sihir yang besar di hadapan Masayuki. Masayuki tersenyum dan berkata, "Kau sangat lucu. Aku yakinkan kau akan kalah."
Masayuki mengeluarkan sebuah pedang es yang berkilauan, yang mengeluarkan aura sihir yang sangat kuat. Seluruh siswa tercengang melihat pedang tersebut. Aura sihir itu menyebabkan cuaca dingin yang luar biasa. Energi sihir Keter terserap oleh pedang tersebut. Keter berkata dalam hati, "Pedang itu menyerap energi sihirku. Pedang itu bukan diciptakan oleh sihirnya, pedang itu adalah artefak. Karena hanya senjata artefak lah yang memiliki energi sihir tersendiri."
Masayuki tersenyum, "Ada apa, Keter?"
Keter tersenyum tipis, "Tidak, aku hanya tidak menyangka kau pengguna senjata artefak."
Seluruh siswa terkejut mendengar perkataan Keter, karena pengguna artefak hanya lah orang terpilih saja. "He-hebat, ternyata Masayuki orang terpilih oleh artefak."
Masayuki bergerak dengan cepat, sehingga Keter tidak menyadarinya. Masayuki berada di belakang Keter dan menusuk jantung Keter dari belakang. "Dengan ini tamat riwayat mu. Kau telah melukai adikku Mila. Mila adalah orang berharga bagiku, dan tidak akan tergantikan."