Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Bagaimana, Sam?" Tanya Vanessa sambil menepuk-nepuk kasur. Wanita itu berusaha dengan sekuat hati untuk menahan tawa. Setidaknya malam ini menjadi hiburan untuknya karena telah mengerjai suami menyebalkannya itu.
Diego menjadi salah tingkah. Dia tidak boleh tergoda oleh kemolekan tubuh wanita itu. Dan memang dia tidak akan pernah sudi menyentuh tubuh anak dari pembunuh ayahnya. Pria itu segera memasang muka datar kembali, "Aku akan tidur di sofa."
Justru penolakan Diego membuat Vanessa sangat yakin dengan kecurigaannya itu, bahwa ternyata suaminya itu adalah seorang pria ho-mo.
"Kamu yakin?" Tanya Vanessa sambil mengedipkan matanya dan menggigit bibir bawahnya. Untuk pertama kalinya Vanessa berani menggoda seperti ini kepada seorang pria, karena mungkin dia merasa bahwa Diego adalah pria yang tidak normal.
Wajah Diego nampak memerah, apakah wanita itu sedang berusaha untuk menggodanya? Tapi dengan sekuat hati dia harus menolak, jangan pernah dia tergoda oleh Vanessa.
"Hm." Diego menjawab pertanyaan dari Vanessa sesingkat mungkin.
Setelah berkata seperti itu, Diego segera berjalan menuju sofa, dan merebahkan tubuhnya disana dengan posisi membelakangi Vanessa.
Vanessa pun tersenyum lebar memandangi Diego yang sedang tiduran di sofa. Itu artinya kecurigaannya benar. Tidak mungkin ada pria normal yang begitu kuat digoda seperti itu, apalagi Diego sudah melihat tubuh Vanessa dari atas sampai ke bawah.
Vanessa sangat bernafas lega, dia mengelus-elus dadanya. Dia pun berkata di dalam hatinya, "Rupanya dia benar-benar tidak normal. Kalau begitu aku tidak perlu merasa sedih lagi gara-gara dia melihat seluruh tubuhku. Yes, itu artinya aku akan aman selama menikah dengan pria menyebalkan itu."
Vanessa pun segera merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Senyuman merekah masih saja melekat di bibirnya. Kemudian dia bergumam dengan pelan, "Hhh... padahal aku hampir saja terpesona melihatnya waktu pertama kali bertemu."
Saat itu ketika Diego keluar dari mobilnya untuk menghajar orang-orang yang akan membunuh Vanessa dengan anak-anak, pria itu sangat terlihat keren dan tampan sekali. Hampir saja membuat Vanessa terpana. Rupanya pria itu sangat menyebalkan dan sikapnya begitu dingin. Dan yang lebih parah, ternyata pria itu sama sekali tidak tertarik dengan wanita.
Biasanya malam pertama akan menjadi malam yang indah untuk sepasang pengantin. Mereka akan memandu kasih dengan penuh cinta. Tapi berbeda dengan Vanessa dan Diego, mereka malah tidur dengan cara terpisah. Mungkin karena pernikahan mereka hanya untuk sebuah misi. Diego terpaksa menikah dengan Vanessa untuk misi balas dendam. Dan tujuan Vanessa menikah dengan Diego karena untuk menghindari pernikahannya dengan Jerry.
Vanessa memang tidur sangat nyenyak, mungkin karena dia merasa aman tidur satu kamar dengan pria seperti Diego. Wanita itu benar-benar mengira bahwa Diego adalah pria yang tidak normal.
Berbeda dengan Diego, pria itu sama sekali tidak bisa tidur. Pria itu sedari tadi sibuk membenarkan posisi tidurnya, mungkin karena badannya masih terasa panas dingin ketika membayangkan kembali bagaimana indahnya tubuh Vanessa.
Padahal saat di Amerika, Grace yang jelas-jelas adalah calon istrinya, wanita itu sengaja telanjang di depan Diego. Bisa dibilang bentuk tubuh mereka hampir sama dari atas sampai ke bawah. Hanya berbeda ukuran saja.Vanessa dan Grace pun sama-sama tipe wanita yang pandai merawat diri. Tapi mengapa Diego merasa tubuhnya bereaksi terhadap Vanessa, sementara kepada Grace biasa saja?