"Dewa Penghancur"
Kisah ini bermula dari seorang pemuda bernama Zhi Hao, yang sepanjang hidupnya selalu menjadi korban penghinaan dan pelecehan. Hidup di pinggiran masyarakat, Zhi Hao dianggap rendah—baik oleh keluarganya sendiri, lingkungan, maupun rekan-rekan sejawat. Setiap harinya, ia menanggung perlakuan kasar dan direndahkan hingga tubuh dan jiwanya lelah. Semua impian dan harga dirinya hancur, meninggalkan kehampaan mendalam.
Namun, dalam keputusasaan itu, lahir tekad baru. Bukan lagi untuk bertahan atau mencari penerimaan, melainkan untuk membalas dendam dan menghancurkan siapa saja yang pernah merendahkannya. Zhi Hao bertekad meninggalkan semua ketidakberdayaannya dan bersumpah: ia tak akan lagi menjadi orang terhina. Dalam pencarian kekuatan ini, ia menemukan cara untuk mengubah dirinya—tidak hanya dalam penampilan, tetapi juga dalam jiwa dan sikap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Kemarahan Xiao Ming
Zhi Hao merenungkan kata-kata Qianlong dengan serius. Dia menyadari bahwa untuk mencapai level kekuatan yang setara dengan Dewa Penghancur, dia harus berlatih dengan disiplin dan fokus. Meskipun berada di dalam Dunia Cincin memberikan keuntungan waktu yang luar biasa, usaha dan dedikasi tetap menjadi kunci.
Setelah beberapa saat meditasi, Zhi Hao berdiri dan mengangkat pedangnya, merasakan berat dan keseimbangan senjata itu di tangannya. "Baiklah, aku akan mulai berlatih dengan pedang," katanya dengan tekad. "Aku harus mengasah keterampilan ini sebelum melanjutkan ke kemampuan lainnya."
Qianlong mengangguk, "Ingat, setiap gerakan harus dihitung. Belajar dari setiap ayunan dan setiap langkah. Jangan terburu-buru. Keahlian sejati datang dari pemahaman mendalam."
Zhi Hao mengangguk dan mulai berlatih. Dia memfokuskan energinya, mencoba untuk menyatu dengan pedangnya. Setiap serangan, setiap blok, dilakukan dengan penuh perhatian dan kesadaran. Dia membayangkan setiap teknik yang dia pelajari, mengintegrasikannya dengan gerakan tubuhnya.
Waktu berlalu tanpa terasa saat dia berlatih. Dalam dua hari yang singkat di dunia luar, Zhi Hao merasa seperti telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mengasah keterampilan pedangnya. Energi yang mengalir di sekelilingnya membantu mempercepat proses belajar, dan dia merasakan kemajuan yang signifikan.
Setelah beberapa waktu, Zhi Hao berhenti sejenak untuk merenung. "Qianlong, apakah ada teknik khusus yang harus aku pelajari untuk menjadi ahli pedang seperti Dewa Penghancur?" tanyanya.
Qianlong menjawab, "Ada banyak teknik, tetapi yang terpenting adalah menemukan teknik yang paling sesuai dengan gaya bertarungmu. Dewa Penghancur memiliki gaya unik yang menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketepatan. Pelajari teknik-teknik dasar dengan baik, kemudian kembangkan gaya bertarungmu sendiri."
"Qianlong, selain Ahli Pedang, keahlian apa yang Deaa Penghancur kuasai?" tanya Zhi Hao.
Qianlong berkata, "Dia memiliki banyak kemampuan dan semua saling Beresonansi."
"Seperti apa contohnya?" tanya Zhi Hao lagi.
"Dewa Penghancur merupakan Seorang ahli Pedang, Ahli Formasi, Ahli Alkimia dan juga Ahli Penempa Senjata. Empat kemampuan itu tentu saja tidak diraih satu atau dua tahun. Jangan berpikir karena berada dalam tempat seperti ini semua hal akan menjadi Instan. Tapi kamu bisa mendapatkan Buku-buku tersebut di Ruang penyimpanan Buku. Untuk saat ini, berlatihlah dulu dengan Pedang. jangan mengambil pelatihan yang lain kecuali kamu merasa Kekuatanmu tidak akan meningkat."
"Baik, aku akan mengingat apa yang kamu katakan." ujar Zhi Hao.
"Kamu sebenarnya tidak sesuai dengan tingkat Kultivasi sekarang. Sebab usiamu masih terlalu muda. Tapi pencapaianmu di atas itu." kata Qianlong bergumam.
Zhi Hao mengangguk, memahami pesan Qianlong. Dia memang masih muda, namun bakatnya luar biasa. Dia telah mencapai Ranah Bumi tahap ketiga dengan kecepatan yang luar biasa, yang tidak lazim bahkan bagi para pembudidaya yang jauh lebih tua darinya.
"Apa maksudmu, Qianlong?" tanya Zhi Hao, penasaran dengan komentar Qianlong. "Apakah ada sesuatu yang harus aku ketahui?"
Qianlong membuka matanya dan menatap Zhi Hao dengan tatapan tajam. "Kamu memiliki potensi yang luar biasa, Zhi Hao. Tapi potensi itu juga membawa risiko. Kamu berkembang terlalu cepat, dan itu bisa berdampak negatif pada fondasi kultivasimu."
"Bagaimana maksudmu?" tanya Zhi Hao dengan cemas.
Qianlong menjelaskan, "Kultivasi itu seperti membangun sebuah bangunan. Fondasinya harus kuat untuk menopang struktur yang lebih tinggi. Jika fondasi terlalu cepat dibangun, bangunan itu bisa runtuh. Begitu juga dengan kultivasi. Jika kamu berkembang terlalu cepat tanpa membangun fondasi yang kuat, kamu bisa mengalami stagnasi atau bahkan mengalami kemunduran."
Zhi Hao terkejut mendengar penjelasan Qianlong. Dia tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Dia begitu fokus pada kemajuannya sehingga dia mengabaikan aspek penting dari kultivasi.
"Lalu apa yang harus kulakukan?" tanya Zhi Hao, merasa sedikit khawatir.
Qianlong tersenyum tipis. "Jangan khawatir, Zhi Hao. Kamu masih muda, dan ada waktu untuk membangun fondasi yang kuat. Fokuslah pada latihan dasar, tingkatkan pemahamanmu tentang energi spiritual, dan jangan terburu-buru untuk mencapai puncak. Kuatkan fondasimu, dan kamu akan mampu mencapai ketinggian yang lebih tinggi."
Zhi Hao mengangguk dengan tekad. Dia menyadari bahwa Qianlong benar. Dia harus meluangkan waktu untuk membangun fondasi yang kuat sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya. Dia akan fokus pada latihan dasarnya, mempelajari seni pedang dan memahami kekuatan energi spiritual, dan tidak akan terburu-buru untuk mencapai puncak.
"Terima kasih, Qianlong. Aku akan mengingat nasihatmu," kata Zhi Hao dengan penuh rasa syukur.
Qianlong tersenyum. "Ingat, perjalanan kultivasi itu panjang dan penuh tantangan. Jangan pernah menyerah, dan selalu berusaha untuk menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri."
Zhi Hao mengangguk dan kembali duduk bermeditasi. Dia merasakan tekad baru dalam hatinya. Dia akan membangun fondasi yang kuat, mengasah keterampilannya, dan mencapai puncak kultivasi dengan bijak dan sabar.
***
Xiao Ming berdiri dengan amarah membara di matanya. Dia mencengkeram meja kayu di depannya hingga tangannya memutih. "Kalian semua, pantas disebut sampah!" teriaknya, suaranya bergema di ruangan itu. "Kalian disebut sebagai elit Klan Xiao, tapi tak berdaya melawan seorang yang dianggap sampah? Kalian telah mencoreng nama Klan Xiao!"
Xiao Long meringkuk, tidak berani membalas. Dia dan yang lainnya telah menyia-nyiakan kepercayaan Patriark dan telah gagal dalam misi mereka. Rasa malu dan kekecewaan memenuhi hatinya.
"Apa yang terjadi sebenarnya?!" Xiao Ming menuntut, suaranya bergetar.
Xiao Long menghela napas berat. "Kami... kami meremehkan kekuatannya. Dia menggunakan energi spiritual dengan cara yang tidak pernah kami lihat sebelumnya. Serangannya cepat, kuat, dan sulit diprediksi."
"Tidak ada alasan untuk gagal!" Xiao Ming memarahi. "Kalian harus lebih kuat, lebih terampil! Kalian harus belajar dari kesalahan ini dan meningkatkan kekuatan kalian. Sekali lagi, kalian telah mencoreng nama Klan Xiao!"
Xiao Ming menghela napas panjang. "Aku tahu kalian semua kecewa, tapi ini bukan akhir.”
Dia menatap para anak buahnya dengan tatapan tajam. "Kalian telah gagal kali ini, tapi kalian masih memiliki kesempatan untuk membuktikan diri. Perbaiki kesalahan kalian dan tunjukkan bahwa Klan Xiao tidak akan pernah menyerah!"
Xiao Long dan yang lainnya mengangguk dengan kepala tertunduk. Mereka tahu bahwa Patriark benar. Mereka harus belajar dari kegagalan ini dan meningkatkan kekuatan mereka. Mereka harus bekerja keras dan membuktikan bahwa mereka pantas menjadi bagian dari Klan Xiao.
Xiao Ming melihat anak buahnya dengan tatapan dingin. "Pergilah. Latih diri kalian dan bersiaplah untuk menghadapi tantangan berikutnya. Jangan pernah lupakan pelajaran ini. Dan jangan pernah meremehkan siapapun."
Setelah kepergian itu, Xiao Bai datang.
“Paman, Xiao Lui berkata, Sampah itu benar-benar menjadi Kuat dan dia mengalahkan Xiao Lui dengan mudah tanpa terluka. Tampaknya dia selama ini tidak benar-benar seorang sampah. Klan Zhi hanya menutupinya untuk serangan balik yang sebenarnya. Sayangnya kita mengungkap terlalu cepat.”
tampar aja.
klo ada kesempatan bunuh sekalian, dri pd jdi duri dalam talam. wkwkwk